Meriam Sebagai Media Komunikasi Tradisional (Studi Tradisi Dentuman Meriam Sebagai Penanda Buka Puasa)

Main Article Content

Mikhael Alfian Suiwidjaja
Gregorius Genep Sukendro

Abstract

The blast produced by the cannon is one of the traditional communication media. The blast of the cannon is a tradition carried out by the community at the Al-A'raaf Great Mosque in Rangkasbitung. Tradition is a form of culture that is maintained and passed down from generation to generation by the local community. The tradition of the cannon blast became a culture for the people of Rangkasbitung. The cannon blast is used to mark the time during the month of Ramadan every year. This research will discuss the function of the cannon as a traditional communication media in the tradition of the cannon blast to mark the breaking of the fast at the Al-A'raaf Great Mosque in Rangkasbitung. In this research, the author uses the theory of cultural studies from Stuart Hall and uses a qualitative approach method with the phenomenological method from Bogdan and Taylor. The data in this study were obtained through interviews, observations, literature studies, and documentation. The results showed that the use of cannons as a marker of breaking the fast has existed since the colonial era. Other findings also showed that the tradition of the cannon blast as a marker of breaking the fast was formed due to the influence of the power of the dominant group, namely the people of Rangkasbitung, especially those who practiced fasting. The cannon acts as a persuasive traditional communication medium and develops into a culture in the community.


Dentuman yang dihasilkan meriam merupakan salah satu media komunikasi tradisional. Dentuman meriam merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat di Masjid Agung Al-A’raaf Rangkasbitung. Tradisi merupakan bentuk kebudayaan yang dipertahankan dan diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat. Tradisi dentuman meriam menjadi budaya bagi masyarakat Rangkasbitung. Dentuman meriam digunakan untuk menandakan waktu saat bulan Ramadhan setiap tahun. Penelitian ini akan membahas fungsi meriam sebagai media komunikasi tradisional dalam tradisi dentuman meriam penanda buka puasa di Masjid Agung Al-A’raaf Rangkasbitung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kajian budaya dari Stuart Hall dan menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi dari Bogdan dan Taylor. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui hasil wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan meriam sebagai penanda buka puasa sudah ada sejak zaman penjajahan. Temuan lain juga menunjukan bahwa tradisi dentuman meriam sebagai penanda buka puasa terbentuk karena adanya pengaruh dari kekuatan kelompok dominan yakni masyarakat Rangkasbitung terutama yang menjalankan ibadah puasa. Meriam berperan sebagai media komunikasi tradisional yang mengandung komunikasi persuasif dan berkembang menjadi budaya di tengah masyarakat.

Article Details

How to Cite
Suiwidjaja, M. A., & Sukendro, G. G. (2024). Meriam Sebagai Media Komunikasi Tradisional (Studi Tradisi Dentuman Meriam Sebagai Penanda Buka Puasa). Koneksi, 8(1), 51–57. https://doi.org/10.24912/kn.v8i1.25240
Section
Articles

References

Agatha, T. E., & Sukendro, G. G. (2019). Kreativitas Dan Budaya (Studi Kasus Creative Director Etnis Tionghoa Dalam Industri Peri-klanan). Prologia, 2(2), 518–524. https://doi.org/10.24912/pr.v2i2.3738

Nugrahani, F. (2014). Metode Penlelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Cakra Books. https://library.stiba.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZTAyMWVkYzVlNTY4NWMyYWI1NjZhNThmNjIyOTYzZDg3YWUxYjdjNA==.pdf

Prasanti, D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam Pencarian Informasi Kesehatan. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 13–21. https://doi.org/10.30656/lontar.v6i1.645

Rahman, I. A., & Panuju, R. (2017). STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK FAIR N PINK MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM. 16, 214–224.

Santosa, S., & Oktavianti, R. (2023). Berpikir Kreatif Humas di Media Sosial Instagram dalam Membangun Citra Positif Perguruan Tinggi (Studi Kasus Pada Akun @Untarjakarta). Prologia, 7(1), 71–80. https://doi.org/10.24912/pr.v7i1.15790

West, R., & Turner, L. H. (2017). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Salemba Humanika.

Yusof, H., & Ramli, Z. (2021). Budaya Mewakaf Meriam Pada Institusi Masjid Dalam Masyarakat Melayu Sebelum Abad Ke-20. Jurnal Melayu, 20(2). http://journalarticle.ukm.my/18375/1/51817-169842-1-SM.pdf

Zaluchu, S. E. (2020). Strategi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, h. 38. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 4(1), 28–38. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1633300&val=13578&title=Strategi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>