Aktivitas Komunikasi Sanggar Seroja dalam Mengedukasi Transpuan di Jakarta

Main Article Content

Frank Marco
Septia Winduwati

Abstract

Humans are social beings who need the help of other humans and every human being has the right to determine his own way of life. However, this is what thedoes not feel, lesbian gay bisexual transgender (LGBT) community especially the transwoman community, such as in the right to health, work and many more so that they have to live a different life because their choices are different from most people. Many of them drop out of school, do not work and fall into the world of crime, this can be an example of the lack of attention of the trans women community and is one of the main reasons for the establishment of Sanggar Seroja to educate and empower trans women in Jakarta. Sanggar Seroja tries to educate transgender women through art activities and activities of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). With the establishment of Sanggar Seroja, they hope that trans women will get the same attention and rights as other people, and they want to instill an attitude of independent trans women who are proud of themselves.

Manusia adalah makluk sosial yang memerlukan bantuan manusia lain dan setiap manusia memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Namun inilah yang tidak dirasakan oleh komunitas lesbian gay bisexsual transgender (LGBT) terutama komunitas transpuan seperti dalam hak kesehatan, pekerjaan dan masih banyak lagi sehingga mereka harus menjalani hidup yang berbeda karena pilihannya yang berbeda dari kebanyakan orang. Banyak dari mereka yang putus sekolah, tidak bekerja dan terjerumus ke dalam dunia kriminalitas, hal ini dapat menjadi salah satu contoh kurangnya perhatian komunitas transpuan serta merupakan salah satu alasan utama didirikannya Sanggar Seroja untuk mengedukasi serta memberdayakan transpuan di Jakarta. Sanggar Seroja berusaha mengedukasi transpuan melalui kegiatan-kegiatan kesenian dan kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dengan didirikannya Sanggar Seroja, mereka berharap agar transpuan mendapatkan perhatian dan hak yang sama dengan orang lain, serta ingin menanamkan sikap transpuan yang independen dan bangga dengan dirinya sendiri. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitiatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil pada penelitian ini adalah aktivitas komunikasi yang dibentuk oleh Sanggar Seroja komunikasi yang edukatif, saling terhubung dan juga Sanggar Seroja mengadakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk mengembangkan potensi dalam diri transpuan.

Article Details

How to Cite
Marco, F., & Winduwati, S. (2022). Aktivitas Komunikasi Sanggar Seroja dalam Mengedukasi Transpuan di Jakarta. Koneksi, 6(1), 205–210. https://doi.org/10.24912/kn.v6i1.15673
Section
Articles
Author Biographies

Frank Marco, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

Septia Winduwati, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

References

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya.

Nurmansyah, G. (2019). Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi.

Sugiyono. (2018). Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif.

Yusuf, M. (2015). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Kencana Prenada Media Group

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>