Pemaknaan Standar Kecantikan Remaja di Jakarta pada Drama Korea Mask Girl

Main Article Content

Caroline Caroline
Septia Winduwati

Abstract

The popularity of the Korean drama "Mask Girl" has secured its position as the 2nd most popular series globally on Netflix as of August 21, 2023. "Mask Girl" narrates the story of Kim Mo Mi, who faces social pressure due to her appearance being deemed inconsistent with Korean beauty standards. This research aims to identify the interpretation of beauty standards in the drama among teenagers in Jakarta using mass communication theory and Stuart Hall's Semiotics. The approach employed in this study is qualitative, utilizing in-depth interviews as the data collection technique. The research findings indicate that the interpretation of beauty standards among Jakarta teenagers, as portrayed in the Korean drama "Mask Girl," consists of dominant, negotiated, and oppositional positions as postulated by Stuart Hall. Informant 1 takes a negotiated position, considering plastic surgery not strange and not harmful to others. Informant 2 holds a dominant position, agreeing with someone undergoing plastic surgery as long as it helps them become the best version of themselves. In contrast, Informant 3 adopts an oppositional position, disagreeing with someone undergoing plastic surgery, emphasizing the importance of self-love and acceptance.


Popularitas drama Korea membuat drama Korea “Mask Girl” menempati posisi serial terpopuler nomor dua secara global di Netflix pada tanggal 21 Agustus 2023. Drama Korea “Mask Girl” menceritakan tentang Kim Mo Mi yang menghadapi tekanan sosial karena penampilannya yang dianggap tidak sesuai standar kecantikan di Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pemaknaan standar kecantikan dalam drama tersebut pada kalangan remaja di Jakarta menggunakan Teori Komunikasi Massa dan Pemaknaan menurut Stuart Hall. Pendekatan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemaknaan remaja di Jakarta terhadap standar kecantikan yang ditampilkan dalam drama Korea Mask Girl ini terdiri dari posisi dominan, posisi negosiasi, dan posisi oposisi yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Informan 1 berada di posisi negosiasi karena mengganggap operasi plastik bukan hal yang aneh dan tidak merugikan orang lain, informan 2 berada di posisi dominan yaitu setuju sengan seseorang yang melakukan operasi plastik selama hal tersebut dapat membuat dia menjadi versi yang terbaik dalam dirinya, berbeda dengan informan 3 yang berada pada posisi oposisi yaitu tidak setuju dengan seseorang melakukan operasi plastik karena harus mencintai diri apa adanya dan menerima diri sendiri sebagaimana mestinya.

Article Details

How to Cite
Caroline, C., & Winduwati, S. (2024). Pemaknaan Standar Kecantikan Remaja di Jakarta pada Drama Korea Mask Girl. Koneksi, 8(2), 433–441. https://doi.org/10.24912/kn.v8i2.27645
Section
Articles
Author Biographies

Caroline Caroline, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

Septia Winduwati, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

References

Amorita, D. E., Hadi, I. P., Wahjudianata, M., Komunikasi, I., Kristen, U., & Surabaya, P. (2018). Representasi kecantikan perempuan dalam video musik Blackpink-As If It’s Your Last. E-Komunikasi, 6(2). https://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/8277

Fauziah, N. (2022). Pemaknaan penonton remaja di Jakarta terhadap operasi plastik dalam Drama Korea My ID is Gangnam Beauty. Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 13(2). https://doi.org/10.30739/darussalam.v13i2.1451

Ghassani, A., & Nugroho, C. (2019). Pemaknaan rasisme dalam film (analisis resepsi film Get Out). Jurnal Manajemen Maranatha, 18(2), 127–134. https://doi.org/10.28932/jmm.v18i2.1619

Hall, S. (1980). 1980[1973]. ‘Encoding, decoding.’ In Culture, Media, Language. Working Papers in Cultural Studies, 1972-1979, ed. by Centre for Contemporary Cultural Studies, 128-138. London: Routledge. In The Discourse Studies Reader (pp. 112–121). John Benjamins Publishing Company. https://doi.org/10.1075/z.184.211hal

Khoiri, A. (2018, March 18). Perjalanan drama korea: dari alat pemerintah jadi budaya pop. Cnnindonesia.Com. https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180313183656-220-282703/perjalanan-drama-korea-dari-alat-pemerintah-jadi-budaya-pop.

Maulina, M., & Dian Putri. (2018). Perilaku mempercantik diri di kalangan mahasiswi melalui Natasha Skin Clinic Center Kota Padang. E-Skripsi Universitas Andalas.

Meilanesia, S. (2021). Dampak gerakan #METOO di Korea Selatan pada tahun 2018-2020. Hubungan Internasional2018, 8. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/download/30907/29776

Paramita Pratiwi, L., & Gita Sukmono, F. (2019). Representasi kecantikan dalam Drama Korea My ID Is Gangnam Beauty. 8(2). http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/27678

Rakhma Islamey, G. (2020). Wacana standar kecantikan perempuan Indonesia pada sampul Majalah Femina. PIKMA: Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema, 2(2), 110–119. https://jurnal.amikom.ac.id/index.php/pikma/article/download/400/156/1267

Santosa Abidin Bend. (2017). Peran media massa dalam mencegah konflik. Jurnal ASPIKOM, 3(2).

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>