Budaya Populer Dalam Pembuatan Video Klip (Studi Kasus Pada Video Klip ‘Merakit’ Oleh Yura Yunita)

Main Article Content

Jenny Ratna Sari
Roswita Oktavianti

Abstract

Popular culture is dominated by the production and consumption of material goods whose creation is driven with the motive of profit.Video clips are also used to gain profit or profit for their creators.The study raised how popular culture is in the making of video clips.This research is a qualitative study with case study methods. The researcher conducted a case study of the video clip titled "Assemble" created by Yura Yunita.Data collection techniques are conducted with interviews to artists and creative teams.The result of this research is now that culture is no longer racing on the culture of existing and repeated standards.Visually, the video clip no longer has to be full-color but it can combine two identical colors that are black and white.Popular culture develops over time by adjusting the culture that was originally born and combined with things that don't usually happen.The cultural industry is directed by the need to realise value in the market.The advantage Motif determines the nature of various forms of culture. Video clips can now be combined with popular culture one of them is to use the disability as a model, combining traditional elements.The goal is to achieve a new target market in this case with disabilities. 

 

Budaya populer didominasi oleh produksi dan konsumsi barang material yang penciptaannya didorong dengan motif laba. Video klip juga digunakan untuk mendapatkan keuntungan atau laba bagi penciptanya. Penelitian ini mengangkat bagaimana budaya populer dalam pembuatan video klip. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Peneliti melakukan studi kasus terhadap video klip berjudul “Merakit” yang diciptakan oleh Yura Yunita. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap artis dan tim kreatif. Hasil dari penelitian ini adalah kini budaya tidak lagi berpacu pada budaya standar yang ada dan berulang. Secara visual, video klip tidak lagi harus penuh warna melainkan bisa memadukan dua warna identik yaitu hitam dan putih. Budaya populer berkembang seiring waktu dengan menyesuaikan budaya yang awalnya sudah lahir dan dipadukan dengan hal yang biasanya tidak terjadi. Industri budaya diarahkan oleh kebutuhan untuk menyadari nilai di pasaran. Motif keuntungan menentukan sifat berbagai bentuk budaya. Video klip kini dapat dipadukan dengan budaya populer salah satunya adalah dengan menggunakan penyandang disabilitas sebagai model, memadukan unsur-unsur tradisional. Tujuannya untuk mencapai target pasar baru dalam hal ini penyandang disabilitas.

Article Details

How to Cite
Sari, J. R., & Oktavianti, R. (2020). Budaya Populer Dalam Pembuatan Video Klip (Studi Kasus Pada Video Klip ‘Merakit’ Oleh Yura Yunita). Koneksi, 4(1), 172–177. https://doi.org/10.24912/kn.v4i1.6444
Section
Articles
Author Biography

Jenny Ratna Sari, Universitas Tarumanagara

Fikom Untar

References

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: PT Kencana.

Burton, Graeme. (2017). Media Dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra.

Hartanti, Djatmika & Setyosari. (2017). Pengembangan Media Video Klip Sebagai Suplemen Pembelajaran Materi

Keberagaman Budaya Bangsaku. Jurnal Pendidikan.

Sari, Wulan Purnana. (2015). Konflik Budaya Dalam Konstruksi Kecantikan Wanita Indonesia (Analisis Semiotika Dan Marxist Iklan Pond’s White Beauty Versi Gita Gutawa). Jurnal Komunikasi.

Strinati, Dominic. (2009). Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>