Analisis Semiotika Representasi Budaya dalam Film "Agak Laen”

Main Article Content

Azzahra Putri Maulana
Sisca Aulia

Abstract

Film as a communication medium in shaping public opinion, spreading values, and preserving culture. This study focuses on the role of film as a mass communication medium that is able to convey moral messages and social values. This study uses a descriptive qualitative method with Roland Barthes' semiotic theory to analyze signs and symbols in the film Agak Laen. This study analyzes how the film Agak Laen reflects the shift in Batak cultural values ​​in the context of modern society, although the film Agak Laen does not focus on indications of Batak culture. By focusing on the philosophy of Dalihan Na Tolu, this study examines how these traditional values ​​adapt to changing times. The results of the study show that this film presents a complex picture of the Batak cultural identity that continues to develop. In addition, the film Agak Laen shows a form of self-criticism for the government through the symbol of the night market. This is considered a representation of the government's lack of attention to local businesses and it is hoped that through this social criticism the government can pay attention to how local businesses that provide jobs for the lower classes can continue to operate.


Film sebagai media komunikasi dalam membentuk opini publik, menyebarkan nilai-nilai, dan melestarikan budaya. Penelitian ini berfokus pada peran film sebagai media komunikasi massa yang mampu menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teori semiotika Roland Barthes untuk menganalisis tanda dan simbol dalam film berjudul “Agak Laen”. Penelitian ini menganalisis bagaimana film “Agak Laen” merefleksikan pergeseran nilai-nilai budaya Batak dalam konteks masyarakat modern. Meskipun film “Agak Laen” tidak fokus pada indikasi kebudayaan Batak, dengan fokus pada falsafah Dalihan Na Tolu, penelitian ini mengkaji bagaimana nilai-nilai tradisional ini beradaptasi dengan perubahan zaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini menyajikan gambaran yang kompleks tentang identitas budaya Batak yang terus berkembang. Selain itu film “Agak Laen” menunjukkan sebuah bentuk otokritik untuk pemerintah melalui simbol pasar malam. Hal tersebut dianggap sebagai representasi dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap usaha-usaha lokal dan diharapkan melalui kritik sosial tersebut pemerintah dapat memperhatikan bagaimana usaha-usaha lokal yang menjadi lapangan pekerjaan untuk masyarakat kecil bisa tetap beroperasi.

Article Details

How to Cite
Maulana, A. P., & Aulia, S. (2025). Analisis Semiotika Representasi Budaya dalam Film "Agak Laen”. Koneksi, 9(1), 242–251. https://doi.org/10.24912/kn.v9i1.33499
Section
Articles
Author Biographies

Azzahra Putri Maulana, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

Sisca Aulia, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

References

Angga, D., & Prima, M. (2022). Media Karya Mahasiswa Komunikasi dan Desain Journal of Digital Communication and Design (JDCoDe) Analisis Isi Film “The Platform.” Journal of Digital Communication and Design, 1(2), 127–136. https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jdcode/article/view/864

Elsa Emiria Leba. (2024, September 8). Seperti Apa Perkembangan Sinema Indonesia jika Melihat Genre Drama Komedi? Kompas. https://www.kompas.id/baca/hiburan/2024/09/08/seperti-apa-perkembangan-sinema-indonesia-jika-melihat-film-bergenre-drama-komedi?utm_source=twitter&utm_medium=post&utm_campaign=soc_kompasmuda_hiburan-auto_traffic

Jurnal Seni Rupa, V., Ubaidillah, M., & Patriansah, M. (2024). Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film "Agak Len" Produser Studio Imajinari. VisART: Jurnal Seni Rupa & Desain, 02(01), 49–65. https://ejournal.lapad.id/index.php/visart

Pandrianto, N. (2023). Gambaran Budaya Patriarki dalam Film Ngeri-Ngeri Sedap. https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/21512

Rosalia Limbong, A., Zuryani, N., & Gst Ngr Agung Krisna Aditya, I. (2024). Prestise Batu Na Pir Sebagai Sarana Peningkatan Status Sosial Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Silalahi II, Sumatera Utara. In Communication and Policy Review (Vol. 1, Issue 4). https://ijespgjournal.org/index.php/shkr

Satrio, S. (2024). Analisa Strategi Pemasaran Electronic Word of Mouth (E-Wom) Film “Agak Laen” dalam Menarik Minat Penonton (Vol. 1, Issue 1). https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/compe/article/view/2908

Shri Bimo, E., & Deskovi, /. (2024). Planting and Payoff dalam Naskah dan Penyutradaaan Film Agak Laen; Sebuah Analisis (Vol. 7, Issue 1).

Sihombing, A. A. (2018). Mengenal Budaya Batak Toba Melalui Falsafah “Dalihan Na Tolu” (Perspektif Kohesi dan Kerukunan). Jurnal Lektur Keagamaan, 16(2), 347–371. https://doi.org/10.31291/jlk.v16i2.553

Studi, P., Guru, P., & Dasar, S. (2023). Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa. In Sastra Indonesia dan Daerah (Vol. 13, Issue 2).

Syakhrani, A. W., & Kamil, M. L. (2022). Budaya dan Kebudayaan: Tinjauan dari Berbagai Pakar, Wujud-Wujud Kebudayaan, 7 Unsur Kebudayaan yang Bersifat Universal. 5, 782–791. https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/Cross-Border/article/view/1161

Valentina, T. D., & Martani, W. (2018). Apakah Hasangapon, Hagabeon, dan Hamoraon sebagai Faktor Protektif atau Faktor Risiko Perilaku Bunuh Diri Remaja Batak Toba? Sebuah Kajian Teoritis tentang Nilai Budaya Batak Toba. Buletin Psikologi, 26(1), 1–11. https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.28489

Wibisono, P., & Sari, D. Y. (2021). Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Film Bintang Ketjil Karya Wim Umboh dan Misbach Yusa Bira. Jurnal Dinamika Ilmu Komunikasi, 1(1), 30–43. https://www.journal.moestopo.ac.id/index.php/dinamika/article/view/1406

Similar Articles

<< < 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.