Corporate Branding Bioskop Dalam Industri Hiburan (Studi Kasus Cinema 21 Group Dengan CGV Cinemas)
Main Article Content
Abstract
Globalisasi mendorong setiap perusahaan untuk terus berjuang mempertahankan eksistensinya. Hiburan sebagai pertunjukan dan keramaian berupa sandiwara, wayang, bioskop, pertunjukan-pertunjukan didalam warung-warung kopi, kabaret, sirkus, pertunjukan bernyanyi, musik, balet, dansa, pesta, pameran, pertunjukan dengan alat musik, pertandingan, olahraga dan permainan. Hiburan telah menjadi gaya hidup manusia yang perlahan berubah menjadi kebutuhan primer. Dengan strategi yang tepat maka hiburan dapat mengalihkan para manusia dari pusat perbelanjaan atau konser musik menuju bioskop yang menghadirkan tontonan-tontonan yang dapat dijadikan refleksi dan dapat membuka imajinasi untuk berfikir kreatif. Bioskop yang dulu hanya menjadi kebutuhan tambahan pada zaman saat ini telah berubah menjadi kebutuhan primer. Ada dua bioskop yang mendominasi yaitu Cinema 21 Group dan CGV Cinemas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara Cinema 21 Group dan CGV Cinemas dalam mengcorporate branding perusahaan mereka dengan menggunakan teori Corporate Brandingyang dapat dikaitkan dengan teori Marketing Mix. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif studi kasus yang menjelaskan hasil penelitian secara mendalam dan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kekurangan dan kelebihan dari masing-masing perusahaan dan adanya beraneka ragam perbedaan corporate branding dari masing-masing perusahaan sehingga adanya perbedaan pendapat dan pemilihan konsumen kepada kedua perusahaan tersebut.
Article Details
References
Aaker, David, (2004), Manajemen Ekuitas Merek, Alih bahasa oleh Aris Ananda, Edisi 3, Spektrum Mitra Utama, Jakarta
Alma, Buchari. (2005). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran
Jasa. Bandung:Alfabeta
Analisis Iklan “Iklan Motor Yamaha Jupiter-Z Versi Kopeng dan Jorge Lorenzo” Di Televisi Oleh Akhmed Bzoet
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suati Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
B. Sandjaja, Albertus Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta:Prestasi Pustaka Raya
Bachdar, Saviq. CGV Target Operasikan 40 Bioskop Pada Tahun 2017. Diakses pada 19 Februari 2018 dari Marketeers.com
Brand Equity Yang Dibangun Melalui Persinal Branding. Studi Kasus:Rhenald Kasali Dengan MMUI Dan Hermawan Kartajaya Dengan Markplus oleh Ronald Susanto, Universitas Indonesia.
Bungin, Burhan H.M, (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial. Jakarta:Kencana Prenama Media Group
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel. (2001). Pemasaran. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Evaluasi Kebijakan Pengurangan Pokok Pajak Hibutan di Provinsi DKI Jakarta oleh Muhammad Geraldy Pasha dan Inayati, Universitas Indonesia.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research Jilid I dan II. Yogyakarta: Andi
Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
http://marketeets.com/cgv-target-operasikan-40-bioskop-pada-tahun-2017/
Kotler dan Keller. (2009), Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke 13 Jakarta: Erlangga
Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. (1997). Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta: Prenhallindo
Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller, (2008). Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Penerbit Erlangga. Jakarta
Landa, Robin. (2006). Designing Brand Experiences. Thomson Delmar Learning.
Local Marketing Communication of Noodle Traders in Petak Sembilan oleh Sinta Paramita, Universitas Tarumanagara
Makna Simbolik Pada Tradisi Cheng Beng Etnis Tionghua oleh Vonny, Universitas Tarumanagara
Moleong, Lexy J. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Neumeier, Marty. (2003). The Brand Gap: How to Bridge the Distance Between Business Strategy and Design. New Riders Pub.
Ningrat, Soewarno Handaya (1980). Pengantar Ilmu Studi dan
Management. CV Haji Masagung, Jakarta
Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara
Purba, Amir, dkk. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press.
Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus:Nora Media Enterprise
Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise
Riduwan. (2004). Metode dan Tenik Menyusun Tesis. Cetakan Pertama. Bandung:Alfabeta
Riki Yanuar, Elang. Jumlah Penonton Film Indonesia Naik, Bioskop XXI Tetap Selektif. Diakses pada 18 Februari 2018 dari metrotvnews.com
Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika
Schultz, Majken, Mi Antorini Yun dan Fabian F. Csaba. (2005). Corporate Branding, Copenhagen Bussiness School Press
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sumadi Suryabrata. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali
Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. (2010). Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi ke 5. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Suparman, Achmad. (2002). Ekonomi Lokal Dan Daya Saing Global. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutojo, Siswanto, (2003). Manajemen Penjualan Yang Efektif (Effective Sales Management). PT. Damar Mulia Pustaka
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi ke 3. Yogyakarta: Andi
Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: Andi