Makna Ritual Perayaan Mapag Sri bagi Warga Desa Segeran Kidul Indramayu

Main Article Content

Ega Rifa Lifiani
Gregorius Genep Sukendro

Abstract

Segeran Kidul is a village in Indaramayu area, West Java Province. Segeran Kidul  Villagers are mostly working  as a farmers. Segeran Kidul Village has traditional rituals related to farmers, it is called “Mapag Sri”, Mapag means welcoming and Sri is the goddess of rice, Mapag Sri is a sacred activity for local community, this activity is carried out to welcome the arrival of the big harvest. The purpose of this research is to find out more about the meaning in the Mapag Sri ritual which is carried out once a year. The meaning contained in the Mapag Sri ritual is the gratitude of villagers of Segeran Kidul Village to God Almighty who gives bountiful harvests. The ritual is usually performed using an offering or “sesajen” as well as the Mapag Sri ritual which uses sesajen and tumpeng rice. The symbol attached to the Mapag Sri ritual is sharing activities for  people in need and always be grateful to God by giving the bountiful harvest result. This   research uses the symbolic interaction theory popularized by George Herbert Mead. This theory explains how the meaning that comes from the human mind about oneself at a social level which aims to interpret it in society.

Desa Segeran Kidul merupakan desa yang berada di Daerah Indaramayu Provinsi Jawa Barat, Desa Segeran Kidul memiliki mayoritas masyarakatnya sebagai petani. Desa Segeran Kidul memiliki ritual adat yang berkaitan dengan petani yaitu ritual Mapag Sri, Mapag berarti menyambut dan Sri adalah dewi padi, Mapag Sri adalah ucapara adat atau kegiatan sakral bagi masyarakat setempat, kegiatan ini dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh lagi makna yang ada didalam ritual Mapag Sri yang dilakukan satu tahun sekali. Makna yang terdapat didalam ritual Mapag Sri adalah rasa syukur masyarakat Desa Segeran Kidul kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan hasil panen yang melimpah. Ritual biasanya dilakukan dengan menggunakan sebuah sesajen sama halnya dengan ritual Mapag Sri yang menggunakan sesajen dan juga nasi tumpeng. simbol yang melekat pada ritual Mapag sri yaitu melakukan kegiatan saling berbagi kepada orang yang membutuhkan dan selalu berterima kasih kepada Tuhan dengan memberikan hasil yang diingkan. Penelitian menggunakan teori interaksi simbolik yang dipopulerkan oleh George Herbert Mead. Teori ini menjelaskan bagaimana makna yang berasal dari pikiran manusia mengenai diri sendiri yang tengah berinteraksi sosial yang bertujuan untuk menginterpretasikan ditengah masyarakat.

 

Article Details

How to Cite
Lifiani, E. R., & Sukendro, G. G. (2021). Makna Ritual Perayaan Mapag Sri bagi Warga Desa Segeran Kidul Indramayu. Koneksi, 5(1), 54–58. https://doi.org/10.24912/kn.v5i1.10148
Section
Articles
Author Biographies

Ega Rifa Lifiani, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

Gregorius Genep Sukendro, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

References

Albi Anggito, Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi : Deepublish

Farid Rusdi, Gregorius Genep Sukendro, (2018). Analisis Industri Kreatif dalam Memanfaatkan Identitas Kota Melalui Media Baru. Jurnal Komunikasi Fakultas Ilmu komunikasi Universitas Trumanagara Vol. 10 No. 1 Hal. 1-8.

Fokus Pantura, (2019). Tingkatkan Hasil Produksi Pertanian, Pemdes Segeran Kidul Bangun TPT.

Lisuma, (2016). Tradisi Menyambut Padi (Mapag Sri) di Indramayu. Depok : Universitas Gunadarma.

Meydhita Stevanny, Muhammad Adi Pribadi (2020). Interaksi Simbolik dan Ekologi Media dalam Proses Keterlibatan Sebagai Roleplayer. Jurnal Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumangara. Vol 4 No. 1 hal. 1-7.

Wartono. (2011). Segeran Kidul. Indramayu

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>