Pergeseran Makna Perayaan Tahun Baru Imlek Bagi Etnis Tionghoa di Jakarta
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini mengankat tentang pergeseran makna Perayaan Tahun Baru Imlek bagi etnis Tionghoa di Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pergeseran makna Perayaan Tahun Baru Imlek sekarang bagi Etnis Tionghoa. Penelitian ini mengidentifikasi masalah pergeseran makna Perayaan Tahun Baru Imlek, Persiapan Menjelang Perayaan Tahun Baru Imlek serta Penyebab Pergeseran Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek. Penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi yaitu metode yang menganalisis melalui pandangan terhadap kejadian yang dialami secara langsung. Penelitian menggunakan observasi dan wawancara yang mendalam dengan ahli budaya Tionghoa dan etnis Tionghoa untuk mendukung hasil penelitian penulis. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi pustaka dan data online. Penelitian ini menggunakan konsep komunikasi antar budaya, karakteristik budaya, traadisi dalam budaya dan makna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah makna Perayaan Tahun Baru Imlek sekarang sudah berbeda dengan makna sebenarnya bagi sebagian etnis Tionghoa. Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi Etnis Tionghoa, Perayaan Tahun Baru Imlek juga mengandung nilai tradisi yang sakral bagi sebagian Etnis Tionghoa.
Article Details
References
Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bagong, Suyanto. (2005). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada.
Baru Imlek Sebuah Tinjauan Semantik”. Jurnal Skripsi Thesis. Universitas Airlangga.
Herdiansyah, Haris. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia
https://www.tionghoa.info/pantangan-di-tahun-baru-imlek-6-hal-yang-seharusnya-tidak-
dilakukan-pada-saat-imlek/
Instruksi Presiden No 14 tahun 1967 mengenai pelarangan terhadap berbagai ekspresi budaya Etnis Tionghoa.
Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran
Kuswarno, Engkus. (2009). Metode Penelitian Komunikasi: Fenomenologi
Liliweri, Alo. (2002). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:
LKiS Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nazir, Mohammad. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Novita, Pipit (2004). “Makna Doa-Doa Dan Pelengkapang Sajian Perayaan Tahun
Nurhakim, Moh. (2003). Islam, Tradisi & Reformasi: “Pragmatisme” Agama Dalam Pemikiran Hassan Hanafi. Jurnal UIN Alauddin.
Paramita, Sinta (2018). “Pergeseran Makna Budaya Ondel-Ondel Pada Masyarakat Betawi Modern”. Jurnal Bhakti Masyarakat.
Richard West, Lynn H.Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Buku 2) (Edisi 3). (Putra, Penerjemah). Jakarta: Salemba Humanika.
Samovar, Larry A, et al. (2010). Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika.
Sanjaya, Oktavia. (2016). “Fungsi Dan Makna Penyambutan Hari Raya Imlek pada Masyarakat Etnis Tionghoa Di Kota Bandar Lampung”. Jurnal Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Sobur, Alex. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Susanto, Eko Harry. (2018). Komunikasi Manusia : Teori dan Praktik Dalam Penyampaian Gagasan, Mitra Wacana Media Sumber Online.
Ulya, Yanti Azmah. (2013). “Makna Lampion Merah Dalam Kebudayaan Cina DI Jakarta”. Jurnal Karya Ilmiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.