Psychological Well-Being pada Remaja dari Keluarga Broken Home

Authors

  • Menik Tetha universitas nasional karangturi
  • Shafira Daffa Fisabilillah

Keywords:

Psychological well-being, broken home, pengalaman remaja

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran psychological well-being pada remaja yang berasal dari keluarga broken home. Psychological well-being merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah remaja yang memiliki rentang usia 13-21 tahun dan berasal dari keluarga broken home. Subjek dalam penelitian ini didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif lalu dilakukan validasi data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menemukan bahwa psychological well-being subjek berasal dari pencapaian dari potensi psikologis individu dan suatu keadaan di mana individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan dirinya, mengembangkan hubungan baik dengan orang lain, mampu mengendalikan lingkungan, menjadi pribadi yang mandiri, memiliki tujuan hidup dan terus berkembang secara personal. Penelitian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang psychological well-being fokus pada ruang lingkup individu yang memiliki tujuan dalam hidup, sadar akan potensi dan kualitas mereka, kualitas hubungan dengan orang lain dan rasa tanggung jawab dengan kehidupannya sendiri.

References

Admizal, A., & Fitri, E. (2018). Pendidikan nilai kepedulian sosial pada siswa kelas V di sekolah dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(1), 163–180. https://doi.org/10.22437/gentala.v3i1.6778

Adristi, S. P. (2021). Peran orang tua pada anak dari latar belakang keluarga broken home. Lifelong Education Journal, 1(2), 131-138 . https://doi.org/10.59935/lej.v1i2.30

Aini Linawati, R., & Ratri Desiningrum, D. (2017). Hubungan antara religiusitas dengan psychological well-being pada siswa SMP Muhammadiyah 7 Semarang. Jurnal Empati, 6(3), 105-109. https://doi.org/10.14710/empati.2017.19738

Ainun Oktaviani, Z., & Suprapti, V. (2021). Pengaruh psychological well-being terhadap stres akademik siswa SMA di masa COVID-19. Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental, 1(1). https://doi.org/10.20473/brpkm.v1i1.27667

Aminah. (2012). Proses penerimaan anak (remaja akhir) terhadap perceraian orang tua dan konsekuensi psikososial yang menyertainya. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 1(3), 1-11. https://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/view/32

Ariyanto, K. (2023). Dampak keluarga broken home terhadap anak. Metta: Jurnal Ilmu Multidisiplin, 3(1), 15–23. https://doi.org/10.37329/metta.v3i1.2380

Astuti. (2016). Subjective well-being pada remaja dari keluarga broken home. Jurnal Penelitian Humaniora, 17(2), 161-175. https://doi.org/10.23917/humaniora.v17i2.2508

Ayu, K., Aryani, P., & Wrastari, T. (2013). Dinamika psychological wellbeing pada remaja yang mengalami perceraian orangtua ditinjau dari family conflict yang dialami. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2 (3), 120-127. https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpksc1e8f5e5682full.pdf

Bachri, B. S. (2020). Meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1), 46–62. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/139619

Rizkyta, D. P., & Fardana N. A. (2017). Hubungan antara persepsi keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan kematangan emosi pada remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Remaja, 6(2), 1-13. http://url.unair.ac.id/5e974d38

Demo, D. H., Acock Demo, A. C., & Acock, A. C. (1988). The impact of divorce on children. Journal of Marriage and the Family, 50, 619-648. https://libres.uncg.edu/ir/uncg/f/D_Demo_Impact_1988.pdf

Utami, D. P. (2021). Iklim organisai kelurahan dalam perspektif ekologi. Jurnal Inovasi Penelitian 1(12), 2735-2742. https://doi.org/10.47492/jip.v1i12.536

Rachmayani, D. (2014). Adaptasi bahasa dan budaya skala psychological well-being. Publikasi Ilmiah. http://hdl.handle.net/11617/6417

Fajhriani, D. N., & Rahmi, A. (2020). Psychological well-being mahasiswa dalam menjalani kuliah daring untuk mencegah penyebaran virus corona (studi terhadap mahasiswa bimbingan konseling islam UIN Imam Bonjol Padang). Al Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 11(1). https://doi.org/10.15548/jbki.v11i1.1510

Murniasih, F. (2013). Struktur dan pengukuran terhadap psychological well-being: Uji validitas konstruk psychological well-being Scale. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, 2(6), 441-452. https://doi.org/10.15408/jp3i.v2i6.10756

Gintulangi, W., Puluhulawa, J., & Ngiu, Z. (2017). Dampak keluarga broken home pada prestasi belajar PKN siswa di SMA Negeri 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Jurnal Pascasarjana, 2(2). https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/JPS/article/view/154/0

Hafiza, S., & Mawarpury, M. (2018). Pemaknaan kebahagiaan oleh remaja broken home. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 59–66. https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.1956

Halim. (2019). Analisis Komunikasi Di PT. Asuransi Buana Independent Medan. Jurnal Ilmiah Simantek, 3(1). https://simantek.sciencemakarioz.org/index.php/JIK/article/view/146/121

Mariyanti, S. (2017). Profil Psychological Well Being Mahasiswa Reguler Program Studi Psikologi Semester 1 Di Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi: Media Ilmiah Psikologi, 15(2), 45-50. https://jpsikologi.esaunggul.ac.id/index.php/JPSI/article/view/20/26

Massa, N., Rahman, M., & Napu, Y. (2020). Dampak keluarga broken home terhadap perilaku sosial anak. Jambura: Journal of Community Empowerment, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.37411/jjce.v1i1.92

Muhammad Afdhal Sadri. (2020). Tingkat keberdayaan kelompok tani dalam penerapan good handling practices (GHP) komoditas padi sawah di Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(3), 381-392. DOI: https://doi.org/10.47492/jip.v1i3.84

Nurahma, G. A., & Hendriani, W. (2021). Tinjauan sistematis studi kasus dalam penelitian kualitatif. Mediapsi, 7(2), 119–129. https://doi.org/10.21776/ub.mps.2021.007.02.4

Pangastuti, B., & Ratna Sawitri, D. (2015). Hubungan antara konflik peran pekerjaan-keluarga dengan kesejahteraan psikologis pada anggota kowad di Kodam IV/Diponegoro. Jurnal Empati, 4(2). https://doi.org/10.14710/empati.2015.14917

Prihatsanti, U., Suryanto, S., & Hendriani, W. (2018). Menggunakan Studi Kasus sebagai Metode Ilmiah dalam Psikologi. Buletin Psikologi, 26(2). https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.38895

Primada, E., & Fadhillah, A. (2016). Hubungan antara psychological well-being dan happiness pada remaja di pondok pesantren. Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(1). https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/1545

Ramadhani, T., & Atiek Sismiati, D. S. (2015). Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) siswa yang orangtuanya bercerai (studi deskriptif yang dilakukan pada siswa di SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta). Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 5(1). https://doi.org/10.21009/INSIGHT.051.16

Ruli, E. (2020). Tugas dan peran orang tua dalam mendidik anak. Jurnal Edukasi Nonformal,1(1), 143-146. https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/428

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57(6). https://psycnet.apa.org/record/1990-12288-001

Ryff, C. D. (1995). Psychological well-being in adult life. Current Directions in Psychological Science, 4(4), 99–104. https://doi.org/10.1111/1467-8721.ep10772395

Saikia, R. (2017). Broken family: Its causes and effects on the development of children. Internasional Journal of Applied Research, 3(2), 445–448. https://www.allresearchjournal.com/archives/?year=2017&vol=3&issue=2&part=G&ArticleId=3214

Samya. (2015). Subjective well-being anak dari orang tua yang bercerai. Jurnal Psikologi, 35(2), 194-212. https://media.neliti.com/media/publications/131459-ID-subjective-wellbeing-anak-dari-orang-tua.pdf

Sarbini. (2014). Kondisi psikologis anak dari keluarga yang bercerai. Repository Universitas Jember. https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/58954

Agustin, D. S. Y., Suarmini, N. W., & Prabowo, S. (2015). Peran keluarga sangat penting dalam pendidikan mental, karakter anak serta budi pekerti anak. Jurnal Sosial Humaniora, 8(1). https://core.ac.uk/download/pdf/290094495.pdf

Shira, D. (2021). Pengaruh kepribadian narsistik terhadap perilaku non-suicidal self-injury pada remaja broken home. Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental, 1(1). https://doi.org/10.20473/brpkm.v1i1.24639

Ulfiah, U. (2021). Konseling keluarga untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(1), 69–86. https://doi.org/10.15575/psy.v8i1.12839

Wulandri, D., & Fauziah, N. (2019). Pengalaman remaja korban broken home (studi kualitatif fenomenologis). Jurnal Empati, 8 (1). https://doi.org/10.14710/empati.2019.23567

Zuraidah. (2016). Analisa perilaku remaja dari keluarga broken home. Jurnal Kognisi, 1(1). https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1469232&val=17737&title=ANALISA%20PERILAKU%20REMAJA%20DARI%20KELUARGA%20BROKEN%20HOME

Downloads

Published

2024-04-29

How to Cite

Tetha, M., & Fisabilillah, S. D. (2024). Psychological Well-Being pada Remaja dari Keluarga Broken Home. Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 13(1). Retrieved from https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/27165