https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/issue/feed Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan 2023-04-14T09:30:41+00:00 Reza Fahlevi rezaf@fpsi.untar.ac.id Open Journal Systems <p>Jurnal Phronesis adalah Jurnal Ilmiah Psikologi yang diarahkan sebagai sarana publikasi berbagai karya tulis, hasil pemikiran, penelitian serta kajian teoritis maupun metodologis untuk pengembangan bidang Psikologi Terapan. Jurnal ini diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara bekerjasama dengan Asosiasi Psikologi Industri &amp; Organisasi (APIO). Jurnal ini terbit dalam tiga nomor dalam satu tahun, yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember.</p> https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/23592 Hubungan Hardiness dan Psychological Well-Being pada Pekerja Asal Indonesia yang Berdomisili di Saudi Arabia 2023-04-14T09:06:09+00:00 Nurjan nurjan.705180313@stu.untar.ac.id Monika monica@fpsi.untar.ac.id Linda Wati lindaw@fpsi.untar.ac.id <p>Saat ini Saudi Arabia membuka kembali sebanyak delapan juta lapangan kerja dalam sektor formal dan sekitar tiga juta lapangan pekerjaan dalam sektor informal bagi Warga Negara Indonesia (WNI). Dengan demikian hal tersebut menarik minat WNI untuk bekerja di Saudi Arabia karena gaji yang didapatkan setara dengan gaji manager di Indonesia. Oleh karena itu fenomena gaji yang tinggi dapat meningkatkan hardiness pada individu. Namun disisi lain, terdapat beberapa aturan yang diberlakukan oleh pemerintah Saudi Arabia. Hal tersebut merupakan salah satu misi Saudi Arabia untuk mengganti pekerja asing dengan pekerja lokal. Dengan adanya aturan tersebut dapat menurunkan psychological well-being pada individu karena merasa tertekan oleh keadaan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan hardiness dan psychological well-being pada pekerja asal Indonesia yang berdomisili di Saudi Arabia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan melibatkan sebanyak 111 partisipan dengan status sebagai pekerja aktif di Saudi Arabia selama minimal 1 tahun, dan terdiri dari 66 laki-laki dan 45 perempuan. Variabel hardiness diukur dengan menggunakan Dispositional Resilience Scale (DRS-15) dan variabel psychological well-being diukur dengan menggunakan psychological well-being scale milik ryff. Untuk hasil analisis data partisipan peneliti menggunakan teknik uji korelasi spearman antara hardiness dengan psychological well-being. Hasil korelasi kedua variabel menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara hardiness dan psychological well-being.</p> 2023-04-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/22646 Hubungan antara Pemberdayaan Psikologis dan Kepuasan Kerja (Meta-Analisis dan Tinjauan Literatur secara Sistematis) 2023-03-24T10:47:37+00:00 Yanreza Dwi Hermawan yanreza.705190195@stu.untar.ac.id P.Tommy Y.S Suyasa tommys@fpsi.untar.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pemberdayaan psikologis dan kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode meta-analisis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah artikel penelitian yang diambil dari <em>database online </em>PubMed, ResearchGate, Google Scholar, dan PsycNet. Tahap seleksi yang dilakukan pada penelitian ini berawal dari mendapatkan total 150 artikel dari tiga <em>database online </em>tersebut. Kemudian dilakukan identifikasi awal hingga mendapatkan total 109 artikel. Lalu dilakukan skrining dengan mencocokkan pada kriteria penelitian hingga mendapatkan total tujuh artikel. Tujuh artikel tersebut ditinjau kembali secara teks lengkapnya hingga ditentukan tujuh artikel tersebut untuk digunakan sebagai data pada penelitian ini. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan psikologis dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan (<em>r </em>= 0.516, <em>p</em> &lt; 0.001). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pemberdayaan psikologis karyawan, maka semakin tinggi juga kepuasan kerja karyawan tersebut ataupun sebaliknya. Dari analisis data juga disimpulkan bahwa penelitian ini tergolong heterogen (I<em><sup>2</sup> </em>= 93.15%), sehingga penelitian ini dilanjutkan dengan metode tinjauan literatur secara sistematis. Berdasarkan hasil dari tinjauan literatur secara sistematis menunjukkan bahwa artikel yang dikumpulkan dan dirangkum tergolong konsisten karena memiliki hasil yang positif dan signifikan. Sehingga, hasil secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pemberdayaan psikologis dan kepuasan kerja.</p> 2023-04-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/23595 Hubungan Antara Keadilan Organisasi dan Kepuasan Kerja (Meta-Analisis dan Tinjau Literatur Secara Sistematis) 2023-04-14T09:26:31+00:00 Rika rika.705190152@stu.untar.ac.id P. Tommy Y. S. Suyasa tommys@fpsi.untar.ac.id <p>Kepuasan kerja merupakan salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh orang yang bekerja dan oleh semua perusahaan atau organisasi. Dalam dunia kerja akan selalu ada individu yang merasakan ketidakpuasan terhadap pekerjaan maupun organisasi tempat kerja mereka dan akan ada juga individu yang puas terhadap pekerjaan dan organisasi mereka. Salah satu faktor dari kepuasan kerja adalah keadilan organisasi yang terbagi menjadi keadilan distributif, prosedural dan interaksional. Setiap dimensi keadilan organisasi memiliki peran-nya tersendiri dalam memprediksi kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi keadilan organisasi manakah yang paling memprediksi kepuasan kerja pada orang bekerja. Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis dan tinjauan literatur secara sistematis. Sebanyak 7 studi dengan karakteristik yang beragam telah terkumpul dan terseleksi sebagai data utama dari penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua dimensi keadilan organisasi berhubungan positif dan signifikan dalam memprediksi kepuasan kerja. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa semakin tinggi persepsi keadilan organisasi, maka semakin puas seseorang atas pekerjaan dan organisasinya. Lalu, pada penelitian ini juga ditemukan bahwa dimensi keadilan interaksional menjadi dimensi paling memprediksi kepuasan kerja dibandingkan dengan dimensi keadilan organisasi lainnya. Hal ini menyatakan bahwa individu lebih puas ketika mereka menerima perlakukan adil seperti dihormati, dihargai dan adanya komunikasi yang jujur antara individu dengan rekan kerja maupun supervisor atau organisasi.</p> 2023-04-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/23596 Hubungan antara Kualitas Magang dan Kesesuaian Orang-Pekerjaan pada Mahasiswa Magang 2023-04-14T09:30:41+00:00 Brandon Ryu Layyeta brandon.705190183@stu.untar.ac.id P. Tommy Y. S. Suyasa tommys@fpsi.untar.ac.id <p>Magang merupakan hal yang penting pada saat ini, karena magang yang baik dapat memberikan banyak manfaat, baik buruknya magang yang dialami seorang mahasiswa dapat dilihat dari tingkat kualitas magang mereka, oleh karena itu penting untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas magang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas magang dan kesesuaian orang-pekerjaan. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif, dengan menggunakan <em>simple random sampling</em> sebagai teknik pengambilan data. Kesesuaian orang dan pekerjaan akan diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Cable dan DeRue berisikan 6 butir, sedangkan kualitas magang akan diukur dengan menggunakan <em>internship quality</em> berisikan 33 butir yang dibuat oleh Manuel dan Gamboa. Data yang didapatkan dari 74 partisipan menunjukkan bawah kualitas magang memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kesesuaian orang dan pekerjaan.</p> 2023-04-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/22644 Peran Mediasi dari Keterikatan Kerja Terhadap Hubungan antara Pemberdayaan Karyawan dengan Intensi Keluar kerja 2023-03-24T11:00:46+00:00 Sugiarto Wiryadinata sugiarto.705190191@stu.untar.ac.id Rostiana rostiana@fpsi.untar.ac.id <p>Salah satu sumber daya manusia (SDM) yang penting dalam dunia kerja adalah karyawan. Namun, permasalahan terkait intensi keluar kerja kerap kali menjadi hal yang seringkali terjadi di sebuah perusahaan. Pemberdayaan karyawan dinyatakan dapat menjadi salah satu hal yang dapat menurunkan tingkat keluar kerja atau keinginan seorang karyawan untuk keluar dari tempat kerjanya. Tetapi, pengaruh atau peran yang diberikan oleh pemberdayaan karyawan tersebut masih belum cukup kuat. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa keterikatan kerja dapat memediasi hubungan antara pemberdayaan karyawan dengan intensi keluar kerja karyawan tersebut. Pengukuran intensi keluar kerja dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan <em>Turnover Intention Scale 6</em> (TIS-6). Pengukuran pemberdayaan karyawan menggunakan <em>Psychological Empowerment Scale</em> (PES). Pengukuran keterikatan kerja menggunakan <em>Utrecht Work Engagement Scale</em> (UWES-9). Teknik <em>sampling</em> yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>non-probability sampling</em>, dengan teknik <em>convenience sampling</em>. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 101 orang karyawan yang berasal dari perusahaan dengan bidang usaha yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peran mediasi penuh dari keterikatan kerja terhadap hubungan atau peran pemberdayaan karyawan dengan intensi keluar kerja.</p> 2023-04-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/23593 Rancangan Alat Ukur Career Insecurity (Studi pada Stand Up Comedian) 2023-04-14T09:19:12+00:00 Ayub Putra ayub.705190215@stu.untar.ac.id P. Tommy Y. S. Suyasa tommys@fpsi.untar.ac.id <p>Salah satu profesi yang saat ini menjadi pilihan adalah sebagai <em>stand up comedian</em>. Seperti halnya berkarir dalam dunia pekerjaan umum, terdapat kekhawatiran yang dialami oleh <em>stand up comedian</em>. Tidak ada kepastian bahwa seorang <em>stand up comedian</em> akan terus menerus mendapatkan pekerjaan, tunjangan, ataupun uang pensiun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi <em>career insecurity </em>pada <em>stand up comedian</em>; dan untuk menyusun/merancang butir-butir alat ukur<em> career insecurity. </em>Alat ukur <em>&nbsp;career insecurity</em> khususnya ditujukan untuk partisipan yang menekuni pekerjaan sebagai <em>stand up comedian. </em>Indikator <em>career insecurity</em> diidentifikasi berdasarkan konstruk yang digunakan oleh Spurk et al. (2022) untuk menyusun alat ukur <em>The New Multidimensional Career Insecurity Scale</em> (MU-CI-S). Konstruk <em>career insecurity </em>(Spurk et al, 2022), terdiri dari delapan konsep, yaitu: (a) peluang peningkatan karir yang semakin kecil (<em>career opportunities</em>); (b) penurunan prestise dan kualifikasi pekerjaan (<em>decreased prestige &amp; qualification requirement of feature employment</em>); (c) kondisi ketidakpastian dalam kontrak pekerjaan (<em>contractual employment condition</em>); (d) kemungkinan tidak adanya tugas/pekerjaan (<em>unemployment</em>); (e) kemungkinan perubahan tempat/lingkungan pekerjaan (<em>change of work place</em>); (f) kemungkinan berhenti/pensiun dini dari pekerjaan (<em>retirement</em>); (g) kemungkinan kesulitan dalam menjalani kehidupan sosial maupun <em>hobby</em> pribadi yang biasa dilakukan (<em>work-non work interaction</em>); dan (h) kemungkinan minimnya dukungan/sumber daya dalam menjalani karir/pekerjaan (<em>discrepancy between individual resource</em>/<em>demands</em>). Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif, dengan jumlah partisipan tiga orang. Partisipan berprofesi sebagai <em>comica</em> (<em>stand up comedian</em>) di Kota Jakarta. Penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan butir-butir alat ukur untuk mengidentifikasi tingkat kekhawatiran para <em>stand up comedian</em> dalam menekuni karir/profesinya.</p> 2023-04-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan https://journal.untar.ac.id/index.php/phronesis/article/view/23591 Gambaran Keterikatan Kerja pada Karyawan Swasta Ditinjau dari Karakteristik Personal 2023-04-14T09:04:30+00:00 Anastasia Putri Leleng Wilis anastasya.705190091@stu.untar.ac.id Stephanie Angelina stephanie.705190100@stu.untar.ac.id Zamralita zamralita@fpsi.untar.ac.id <p>Perusahaan memerlukan karyawan untuk menjalankan operasional agar tujuan dari pembentukan perusahaan dapat terlaksana. Perilaku karyawan dalam bekerja yang berbeda-beda mempunyai hubungan dengan pekerjaan. Terdapat karyawan yang antusias dalam bekerja, namun juga ada karyawan yang menganggap bekerja adalah sebuah beban. Maka dari itu, untuk mempertahankan kinerja, diperlukan adanya keterikatan kerja agar sistem dalam bekerja dapat berjalan dengan baik. Keterikatan kerja adalah keadaan karyawan memiliki keadaan yang positif yang dapat mendukung pekerjaan dan dapat menghadapi stres (Schaufeli et al., 2004). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, untuk pengumpulan data menggunakan <em>purposive sampling.</em> Penelitian ini memiliki tujuan untuk meninjau gambaran dari keterikatan kerja dan karakteristik personal yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan dan lama bekerja. Pada penelitian ini menggunakan <em>Utrecht Work Engagement Scale</em> untuk mengukur keterikatan kerja. Partisipan dari penelitian ini berjumlah 241 partisipan yang berasal dari karyawan aktif di perusahaan swasta. Dalam menganalisis penelitian ini menggunakan <em>one-way anova </em>dan <em>independent sample t test</em>. Hasil yang didapatkan bahwa karyawan swasta memiliki keterikatan kerja yang tinggi (<em>M</em> =4.66). Jika ditinjau dari setiap dimensi keterikatan kerja menunjukkan kategori tinggi, <em>vigor </em>(<em>M</em> = 4.73), <em>dedication </em>(<em>M</em> = 4.83) dan <em>absorption </em>(<em>M</em> = 4.41).&nbsp; Jika dikaitkan dengan usia dan lama bekerja maka akan semakin tinggi keterikatan kerja. Namun jika dilihat dari jenis kelamin, keterikatan kerja paling tinggi terdapat pada laki-laki. Untuk kategori pendidikan paling tinggi adalah SMA/SMK dan jabatan yang memiliki keterikatan kerja paling tinggi adalah supervisor. Dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mempertahankan keterikatan kerja karyawan.</p> 2023-04-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan