Hambatan Komunikasi dan Gegar Budaya Warga Korea Selatan Yang Tinggal di Indonesia
Main Article Content
Abstract
Gegar budaya akan dialami seseorang apabila pergi ke negara lain yang memiliki perbedaan budaya. Hal tersebut terjadi karena setiap negara memiliki budaya yang berbeda dengan negara lainnya. Selain memiliki perbedaan budaya, bahasa yang dipakai warga Korea Selatan dan warga Indonesia juga berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hambatan komunikasi dan gegar budaya warga Korea Selatan yang tinggal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi, budaya, komunikasi antarbudaya, hambatan komunikasi, dan gegar budaya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif fenomenologi secara deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hambatan komunikasi yakni perbedaan bahasa dan budaya, menjadi salah satu penyebab warga Korea Selatan mengalami gegar budaya. Makanan, transportasi, kebiasaan, agama dan geografi juga menjadi penyebab warga Korea Selatan mengalami gegar budaya.
Article Details
References
Agatha, Tashya E., Gregorius Genep Sukendro. (2018). Kreativitas Dan Budaya (Studi Kasus Creative Director Etnis Tionghoa Dalam Industri Peri-klanan). Jurnal Prologia, 2, 2. https://journal.untar.ac.id/index.php/prologia/article/view/3738/2174
https://tirto.id/mengapa-semakin-banyak-warga-korsel-belajar-bahasa indonesia-der2
Moleong, Lexy J. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Setyo Utami, L. (2016). Teori-Teori Adaptasi Antar Budaya. Jurnal Komunikasi, 7(2), 180-197. https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/17/38
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tanto Wijaya, Rizky, Suzy S. Azeharie, dan Muhammad Adi Pribadi. (2018). Fenomena Ciong Pada Budaya Penganut Konghucu. Jurnal Koneksi, 2, 2. https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/3934/2317