PENERAPAN SELF LOVE SEBAGAI BAGIAN DARI PENCEGAHAN REMAJA MENAMPILKAN PERILAKU NEGATIF DI LINGKUNGAN

Main Article Content

Debora Basaria
Lia Martha Indriana
Metta Dewi Satyagraha
Natha nia

Abstract

Teenagers in the digitalization era have become very close to the digital age, especially in the use of smartphones.
Problems that can be found in teenagers are problems in an unhealthy relationship, dependence on gadgets,
depression, and other mental health problems. One of the causes adolescents tend to have the potential to experience
or carry out negative behavior is detrimental to themselves, the lack of self-love. Self-love is an appreciation of
oneself that is dynamic and is grown from actions that support physical, psychological, and spiritual growth.
Introduction and application of self-love to adolescents in Mino Martani Cilacap, Central Java, under the support of
the YSBS (Yayasan Sosial Bina Sejahtera). The youth who take part in this PKM has an age range of 11-27 years
and aims to help them to love themselves to avoid negative behavior that can damage them. The activity lasts for 2
days on 6-7 November 2021 online via the Zoom platform. The application of self-love on the first day was carried
out in the form of providing psychoeducation containing material about self-love and training in metta meditation
techniques which were attended by 7 teenagers. On the second day, the application of self-love was carried out in
the form of screening the film Mulan and discussing the film as well as analyzing the individual condition using the
SWOT technique which was attended by 5 teenagers. The post-test results were obtained from 10 teenagers. It is
known that the teenagers who are involved in this activity seem to love themselves, which is characterized by
self-respect behavior, good self-confidence, and the desire to be able to control the desire to use smartphones.


ABSTRAK


Remaja pada era digitalisasi telah menjadi sangat dekat dengan dunia digital khususnya dalam penggunaan
smartphone. Permasalahan yang sering ditemukan pada remaja saat ini diantaranya, permasalahan dalam hubungan
percintaan yang tidak sehat, ketergantungan pada gadget, depresi, hingga masalah gangguan kesehatan mental
lainnya. Salah satu penyebab remaja cenderung berpotensi mengalami atau melakukan perilaku negatif yang
merugikan diri mereka adalah kurangnya self- love pada diri sendiri. Self-love adalah suatu apresiasi terhadap diri
sendiri yang bersifat dinamis, yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan
spiritual. Pengenalan dan penerapan self- love pada remaja di Mino Martani Cilacap, Jawa Tengah di bawah
dukungan YSBS (Yayasan Sosial Bina Sejahtera). Remaja yang mengikuti PKM ini memiliki rentang usia 11-27
tahun dan bertujuan membantu para remaja untuk dapat mencintai diri mereka sendiri dan menghindari mereka dari
perilaku negatif yang dapat merusak diri mereka sendiri. Kegiatan berlangsung selama 2 hari pada 6-7 November
2021 secara daring melalui media platform zoom. Penerapan pengenalan self-love pada hari pertama dilakukan
dalam bentuk pemberian psikoedukasi berisikan materi tentang self- love dan pelatihan teknik meditasi metta yang
diikuti oleh 7 remaja. Pada hari kedua, penerapan self-love dilakukan dalam bentuk penayangan film Mulan dan
diskusi dari film tersebut serta melakukan analisa kondisi diri dengan teknik SWOT yang diikuti oleh 5 remaja.
Hasil post-test didapatkan dari 10 remaja diketahui bahwa remaja yang terlibat dalam kegiatan ini terlihat lebih
mencintai diri sendiri yang ditandai dengan adanya perilaku menghargai diri, kepercayaan diri yang baik dan
keinginan untuk dapat mengontrol keinginan pada penggunaan smartphone.

Article Details

How to Cite
Basaria, D., Indriana, L. M., Satyagraha, M. D., & nia, N. (2022). PENERAPAN SELF LOVE SEBAGAI BAGIAN DARI PENCEGAHAN REMAJA MENAMPILKAN PERILAKU NEGATIF DI LINGKUNGAN. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 5(1), 184–190. https://doi.org/10.24912/jbmi.v5i1.18501
Section
Articles

References

Dwijayani, N. K. K., & Wilani, N. M. A. (2020). Bucin itu bukan cinta: Mindful dating for

flourishing relationship. Widya Cakra: Journal of Psychology and Humanities.

Hasanah, U., Hijrianti, U. R., & Iswinarti. (2020). Pengaruh Smartphone addiction terhadap

perilaku agresif pada remaja. Proyeksi, 15 (2), 182-191. E-ISSN 2656-4173

Henschke, E., & Sedlmeier, P. (2021). What is self-love? Redefinition of a controversial

construct. The Humanistic Psychologist. Advance online publication.

http://dx.doi.org/10.1037/hum0000266

InfoSehat FKUI. (2021, Maret 22). 4 Ciri untuk kenali remaja pengguna alkohol dan cara

meresponsnya. Info Sehat FKUI.

https://fk.ui.ac.id/infosehat/4-ciri-untuk-kenali-remaja-pengguna-alkohol-dan-cara-meres

ponsnya/

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020, Mei 31). Peringatan HTTS 2020 : Cegah

anak dan remaja Indonesia dari ''bujukan'' rokok dan penularan COVID-19. Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

https://www.kemkes.go.id/article/view/20053100002/peringatan-htts-2020-cegah-anak-d

an-remaja-indonesia-dari-bujukan-rokok-dan-penularan-covid-19.html

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. (2014, Februari 18). Riset Kominfo dan UNICEF

mengenai perilaku anak dan remaja dalam menggunakan internet. Kementerian

Komunikasi dan Informatika RI.

https://kominfo.go.id/content/detail/3834/siaran-pers-no-17pihkominfo22014-tentang-ris

et-kominfo-dan-unicef-mengenai-perilaku-anak-dan-remaja-dalam-menggunakan-interne

t/0/siaran_pers

Khoshaba, D. (2012, March 27). A seven step prescription for self-love. Diambil pada April 08,

, dari Psychology today.https://www.psychologytoday.com/us/blog/get-hardy/201203/seven-step-prescription-self

-love

Muntamah, A. L., Latifiani, D., & Arifin, R. (2019). Pernikahan dini di Indonesia: Faktor dan

peran pemerintah (perspektif penegakan dan perlindungan hukum bagi anak). Jurnal

hukum, 2 (1), 1- 12. https://doi.org/10.31328/wy.v2i1.823

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Hasil utama RISKESDAS 2018. Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-20

_1274.pdf

Papalia, D.E., & Martorell, G. (2014). Experience Human Development 13th Edition. Penn Plaza,

New York: McGraw Hill Education.

Pratikto, R. G., & Kristanty, S. (2018). Literasi Media Digital Generasi Z (Studi Kasus Pada

Remaja Social Networking Addiction Di Jakarta). Communication, 9(2), 19-42.

Susilawati, E. (2020). Upaya meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam menganalisis video

pembelajaran melalui strategi pembelajaran webinar. Jurnal Teknologi Pendidikan, 13

(2), 145- 154. e-ISSN: 2407-7437

Utomo, P., & Sholihah, M. (2021). The effectiveness of using educational cinema techniques to

increase students’s self-confidence: An experimental research. Journal of professionals in

guidance and counseling, 2(2), 51-61. https://doi.org/10.21831/progcouns.v2i2.41101

Yuliasari, H. (2020). Pelatihan Konselor Sebaya Untuk Meningkatkan Self Awareness Terhadap

Perilaku Beresiko Remaja. Jurnal Psikologi Insight, 4(1), 63-72.