Hubungan Konsep Diri dengan Optimisme Remaja Akhir yang Menjalankan Perawatan Acne Vulgaris di Jakarta
Isi Artikel Utama
Abstrak
Acne vulgaris atau jerawat adalah masalah kulit umum yang sering menyebabkan krisis percaya diri, rasa malu, dan kelelahan pada penderitanya. Optimisme sangat penting dalam menghadapi masalah ini karena membantu individu mencapai tujuan mereka dengan meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi kecemasan. Konsistensi dalam perawatan kulit adalah kunci untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan pikiran positif, yang merupakan bagian dari optimisme, sangat dibutuhkan. Optimisme terbentuk dari konsep diri yang positif, yang mencakup kemampuan mengenal diri sendiri, berpikir jernih, mengakui orang lain, menetapkan visi realistis, dan memiliki pandangan optimis. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara konsep diri dan optimisme pada individu yang menjalani perawatan acne vulgaris. Menggunakan alat ukur Tennessee Self Concept Scale (TSCS) untuk konsep diri dan Life Orientation Test Revised (LOT-R) untuk optimisme, penelitian ini melibatkan 134 partisipan. Hasilnya menunjukkan bahwa 27% memiliki konsep diri positif, 59% sedang, dan 13,4% negatif. Ditemukan hubungan antara konsep diri dan optimisme dengan r = 0,376 dan p = 0,00 <0,01. Sesuai teori Calhoun dan Accocella (1990), individu dengan konsep diri positif cenderung optimis. Disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara konsep diri dan optimisme pada individu yang menjalani perawatan acne vulgaris.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan jurnal ini setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan pekerjaan secara bersamaan berlisensi di bawah Creative Commons Attribution yang memungkinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis mampu untuk masuk ke dalam terpisah, pengaturan kontrak tambahan untuk distribusi non-eksklusif versi diterbitkan jurnal pekerjaan (misalnya, posting ke sebuah repositori institusi atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awal di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mengirim karya mereka secara online.
Referensi
Acocella, J. R., & Calhoun, J. F. (1990). Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan. Semarang: IKIP Press
Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. Prentice-Hall, Inc.
Brahmani, R.N. Prayitno, N. (2011). Kejadian Jerawat pada di SMA Yadika 3. Nutrire Diaita Vol. 03(02)
Carver, C. S., & Scheier, M. F. (2014). Dispositional optimism. Journal of Trend in Cognitive Science, 18(6). https://doi.org/10.1007/978-3-319-58763-9_11
Cunliff, E. W. J., & Gollnick, H. P. M. (2001). Clinical features of acne. In Acne diagnosis and management. London: Martin Dunitz Ltd.
Ghufron, M. Nur & Risnawati, Rini. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Seligman, M.E.P. (1990). Learned Optimism: How to Change your Mind and your life. New York: Alfred A. Knopf, Inc.
Gupta, A. M., & Gupta, A. K. (2003). Psychiatric and psychological co-Morbidity in patients with dermatologic disorder. Am J Clin Dermatol. 4 (12).
Hasan, S.H. (2015). Hubungan pola makan dengan kejadian acne vulgaris pada mahasiswa semester v (lima) di program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas sam ratulangi manado. Ejournal Keprawatan (e-kep), 3(1).
Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Jain, P. (2016). Perceived stress, optimism and social appearance anxiety in patients with skin diseases: a comparative study. International journal of management & social sciences, 3(1)
Kellett. S.C., & Gawkrodger, D. J. (1999). The psychological and emotional impact of acne and the effect of treatment with isotretinoin. British Journal of Dermatology. 140(2).
Kurniawan, S., Priyatama, A. N., & Karyata, N. A. (2015). Hubungan konsep diri dengan optimise dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa prodi psikologi fakultas kedokteran UNS. Jurnl Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 3(4).
Lopez, & Snyder, C.R. 2003. Positive Psychological Assessment a Handbook of Models & measures.Washington. DC: APA.
Munthe, R., Nasution, F. Z., & Afriza, R.(2023). Hubungan antara konsep diri dengan optimisme pada remaja di pengungsian korban erupsi gunung sinabung. Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan, 3(1). https://doi.org/10.55606/jpikes.v3i1.1424
Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung PT. Remaja Rosdakarya.
Sampelan, M. G., Pangemanan, D., & Kundre, R. M. (2017.). Hubungan timbulnya acne vulgaris dengan tingkat kecemasan pada remaja di smp n 1 linkupang timur. Journal Keperawatan, 5(1).
Scheier, M. F., Carver, C. S., & Bridges, M. W. (1994). Distinguishing optimism from neuroticism (and trait anxiety, self-mastery, and self-esteem): A reevaluation of the Life Orientation Test. Journal of Personality and Social Psychology, 67(6). https://doi.org/10.1037/0022-3514.67.6.1063
Seligman, M.E.P. (1990). Learned Optimism: How to Change your Mind and your life. New York: Alfred A. Knopf, Inc.
Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alphabet.
Thanoesya, R., Syahniar, & Ifdil, I. (2016). Konsep diri dan optimisme mahasiswa dalam proses penulisan skripsi. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 2(2). https://doi.org/10.29210/02017113
Yuliana, A., Rahmiayani, I., Pebiansyah, A., & Shaleha, R. R. (2022). Sosialisasi dan edukasi penggunaan skincare berbahan alami untuk perawatan kulit wajah di pc persistri tawang kota tasikmalaya. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 13(4). https://doi.org/10.26877/e-dimas.v13i4.11576
Wardani, H. M. K., & Sulistiyanings, R. (2018). Artikel tinjauan: tanaman obat/herbal
sebagai terapi acne vulgaris. Farmaka, 16(2).