PELATIHAN MEMBUAT TAHU YANG SEHAT PADA WKRI PAROKI ST. MARIA FATIMA, SENTUL CITY, BOGOR
Main Article Content
Abstract
Tahu merupakan makanan tradisional Indonesia yang memiliki banyak keunggulan sebagai bahan pangan dan proses
pembuatannya sangat sederhana. Namun demikian, pengetahuan masyarakat tentang tahu dan cara membuat tahu yang
sehat masih rendah. Oleh sebab itu, pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang tahu sebagai makanan yang sehat dan cara pembuatan nya. Kegiatan pengabdian dilakukan pada
warga WKRI Paroki St. Maria Fatima, Sentul City, Bogor 16810 dengan menggunakan metode penyuluhan,
demonstrasi, dan pendampingan. Monitoring dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta dalam
memproduksi tahu sehat. Persepsi peserta tentang tahu dievaluasi melalui metode survei dan peningkatan pengetahuan
diukur melalui test (pretest dan post test). Hasil penyuluhan, demonstrasi, dan pendampingan berhasil meningkatkan
keterampilan peserta yang terlihat dari keberhasilan peserta dalam mengikuti prosedur pembuatan tahu. Hasil tersebut
juga diperkuat oleh hasil monitoring dimana seluruh peserta berhasil membuat tahu yang sehat. Hasil survei
menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta tentang tahu sehat dan peningkatan motivasi peserta dalam
memproduksi tahu sehat secara mandiri. Penilaian peserta tentang jalannya kegiatan pengabdian sangat baik terutama
dalam meningkatkan pengetahuan (89% menyatakan sangat setuju dan sisanya setuju). Kemampuan fasilitator dalam
menyampaikan materi juga dinilai baik oleh peserta (53% menyatakan sangat setuju dan sisanya setuju). Sebagai
tindak lanjut peserta menyatakan bahwa mereka akan membagikan pengetahuan kepada teman dan keluarga. Salah
satu bukti nyata dari keberhasilan pelatihan ini ialah salah satu peserta yang menjadi pengusaha tahu.
Article Details
This work is licensed under a Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/
References
Cahyadi, W. (2009). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan. (1999). Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat
Gizi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hsu RL, Lee KT, Wang JH, Lee YL, Chen PY. 2009. Amyloid-degrading ability of nattokinase
mmfrom Bacillus subtilis natto. J. Agric. Food Chem. 57:503-8.
https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/950/rata-rata-konsumsi-per-kapita-seminggu-
beberapa-macam-bahan-makanan-penting-2007-2016.html
Karyasa, I. W. (2000). Bangga Makan Tahu dan Tempe. Jakarta: Forum Diskusi Indonesia.
Rekha, C. R., & Vijayalakshmi, G. (2011). Influence of processing parameters on the quality of
soycurd (tofu). Journal of Food Science and Technology, 50(1), 176–180.
doi:10.1007/s13197-011-0245-z
Sarkar PK, Hasenack B, Nout MJR. 2002. Diversity and functionality of Bacillus and related
genera isolated from spontaneously fermented soya bean (Indian kinema) and locust beans
(African soumbala). Int J. Food Microbiol 77: 175-186.
Terlabie NN, Sakyi-Dawson E, Amoa-Awua WK. 2006. The comparative ability of four isolates
of Bacillus subtilis to ferment soybeans into dawadawa. Int J. Food Microbiol 106:145-152.