PELATIHAN PENGEMBANGAN USAHA KEDAI KOPIKIPLI DENGAN MATRIKS QSPM

Main Article Content

Rousilita Suhendah
Michele Tjen
Devina Saputra

Abstract

The phenomenon of the emergence of coffee shops in big cities and small towns occurs because of changes in people's eating and drinking patterns. Changes in eating and drinking patterns were originally at home and now turning outside the home. The easy entry barrier to business makes the coffee shop competition very tight. Kipli coffee shop carries a concept of a traditional coffee shop and feels the impact. That 30 percent decrease in sales was by the owner of this coffee shop, making the owner of the KopiKipli shop feel the need for a business development strategy. The use of digital technology that has not been optimal has made the marketing of food and beverage products yet to show results. Therefore, based on a survey conducted by the PKM team, the PKM team held business development training using the QSPM method. This QSPM method is a business development strategy derived from internal and external factors in the Kipli coffee shop business. The community service team held business development training with Kipli coffee shop owners. The three strategies are resulted it and implemented by the Kipli coffee shop. The three strategies are improving brand image, improving product quality and consistency of food-beverage taste, and expanding marketing using social media. The strategy to improve the brand image is targeting the right target consumers and the brand image of KopiKipli itself. Improving the quality of food and beverage products is carried out by maintaining the quality of the raw materials used and the taste of food products that have won customers' hearts. Social media will be used optimally as a medium of communication and marketing of food and beverage products.


ABSTRAK:


Fenomena munculnya kedai kopi di kota besar dan kota kecil terjadi karena perubahan pola makan dan minum masyarakat.  Perubahan pola makan dan minum  yang semula di rumah saat ini berubah menjadi di luar rumah. Entry barrier yang mudah untuk masuk ke jenis usaha ini, membuat terjadinya persaingan usaha kedai kopi yang amat ketat. Kedai kopiKipli sebagai salah satu UMKM yang mengusung konsep kedai kopi tradisional merasakan dampaknya. Terjadi penurunan penjualan sebesar 30% yang dirasakan oleh pemilik kedai kopi ini, membuat pemilik kedai KopiKipli merasakan perlunya ada strategi pengembangan usaha. Pemanfaatan teknologi digital yang belum optimal membuat pemasaran produk makanan dan minuman belum menunjukkan hasilnya. Oleh karena itu berdasarkan survey yang dilakukan oleh tim PKM , maka tim PKM mengadakan pelatihan pengembangan usaha dengan metode QSPM. Metode QSPM ini adalah suatu strategi pengembangan usaha yang dipilih dari berbagai strategi yang diturunkan dari faktor internal dan eksternal yang ada pada usaha kedai kopiKipli. Kegiatan pelatihan pengembangan usaha yang dilakukan oleh tim PKM bersama dengan pemilik kedai kopiKipli menghasilkan tiga strategi yang dapat diimplementasikan oleh kedai kopiKipli. Ketiga strategi itu adalah meningkatkan brand image, meningkatkan kualitas produk makanan-minuman serta konsistensi rasa dan memperluas pemasaran dengan menggunakan media sosial. Strategi meningkatkan brand image dilakukan dengan membidik target konsumen yang tepat, dan citra image kopiKipli itu sendiri. Peningkatan kualitas produk makanan dan minuman dilakukan dengan menjaga kualitas bahan baku yang digunakan serta mempertahankan rasa produk makanan  yang sudah mendapatkan hati pelanggan. Media sosial akan dioptimalkan sebagai media komunikasi dan pemasaran produk makanan dan minuman.

Article Details

How to Cite
Suhendah, R., Michele Tjen, & Devina Saputra. (2023). PELATIHAN PENGEMBANGAN USAHA KEDAI KOPIKIPLI DENGAN MATRIKS QSPM. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 5(3). https://doi.org/10.24912/jbmi.v5i3.20498
Section
Articles

References

Alfirahmi, A.(2019). Fenomena Kopi Kekinian di Era 4.0 ditinjau dari Marketing 4.0 dan teori Uses and Effect. LUGAS Jurnal Komunikasi, Vol.3 No.1 : 24-32.

Coffee Development Report (2019). Http://www.ico.org/documents/cy2021-22/coffee-development-report-2019.pdf diakses tgl 20 februari 2022

Ismail, S. (2012). Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga

Kara A., Kaynak E., Kucukemiroglu O.(1997). Marketing strategies for fast food restaurants: a customer view. British Food Journal Vol.14 No. 5: 245–257.

Kurniawan A, & Ridlo M.R. (2017). Perilaku Konsumtif Remaja Penikmat Warung Kopi. Jurnal Sosiologi Dilema Vol. 32 No 1: 9–22.

Mandasari, D., Mulyani, S., dan Sadyasmara, C. A. B. (2019). Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Produk Dan Pelayanan Mangsi Grill And Coffee Denpasar. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri Vol.7 No.3: 336-346.

Mawson, E. & Fearne, A.(1996). Purchasing Strategies and Decision-Making Processes in The Food Service Industry: a Case Study of UK Restaurant Chains. Supply Chain Management International Journal Vol. 1 No 3: 34–41. https://doi. org/10.1108/13598549610155305.

Rangkuti, F. (2019). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara Menghitung Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Salendra (2014). Coffee Shop as a Media for Self Actualization Today’s Youth. Journal The Messenger Cultural Studies, IMC and Media Vol VI No 2, Edisi Juli.

Siahaan, P. E. (2008). Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl. Skripsi. IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan.