Perancangan Alat Telemetri Temperatur dan Gas Pada Gunung Berapi Secara Wireless

Main Article Content

Jumkimo Pramono
Tjandra Susila
Pono Budi Mardjoko

Abstract

Pemantauan gunung berapi saat ini dilakukan dengan cara membangun posko pemantauan, memasang alat pemantau, dan mendatangi gunung untuk mengambil data. Pemantauan gunung berapi dilakukan karena aktivitas gunung berapi dapat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya. Gunung berapi ketika aktif dapat mengeluarkan gas dan mengakibatkan kenaikan temperatur uap solvatara secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat membahayakan pemantau ketika mengambil data di gunung berapi. Alat ini dibuat agar pemantau dapat mengambil data gunung berapi secara telemetri, sehingga pemantau tidak perlu datang ke gunung berapi.  Data yang dipantau berupa gas COdan temperatur. Mikrokontroler digunakan untuk mengatur kecepatan pengiriman data-data tersebut. ADC digunakan untuk menghubungkan sensor dengan mikrokontroler. Temperatur yang diukur dapat mencapai 500 0C dan kadar gas CO sampai 10.000 ppm dan dapat dikirim sejauh 7,4 km dengan menggunakan Handy Talky (HT). Mikrokontroler kemudian menerima data tersebut dan ditampilkan di Personal Computer (PC) dalam bentuk grafik sebanyak 50 data dan data tersebut dapat disimpan di database. Indikator berupa suara pada buzzer dan tampilan warna pada PC digunakan apabila dideteksi data temperatur dan gas melebihi ambang batas normal. PC dapat memerintahkan mikrokontroler untuk mengatur pengiriman datanya dari setiap satu menit sampai setiap satu jam.

Article Details

How to Cite
[1]
J. Pramono, T. Susila, and P. B. Mardjoko, “Perancangan Alat Telemetri Temperatur dan Gas Pada Gunung Berapi Secara Wireless”, TESLA, vol. 17, no. 1, pp. 88–103, May 2017.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)