PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI ECO ENZYME DENGAN PENDEKATAN ABCD (ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT) PADA MASYARAKAT DESA KLANGENAN, CIREBON

Main Article Content

Ana Humardhiana
Firdha Fadila
Mila Kamalia

Abstract

Waste is an environmental issue that needs to be taken seriously. In Cirebon Regency, waste production is so
abundant that it is predicted that landfills will run out of space by 2025. Therefore, a village-based waste
management is needed to solve this problem. The existence of waste in the environment, especially household waste,
needs to be addressed with sustainable waste management by processing waste at the household level. The aim of
this community service activity is to empower the village assets in increasing community knowledge about waste
management and providing training to the community through processing household waste into eco enzymes which
have many beneficial values. This service activity was carried out in Klangenan Village, Cirebon Regency, West
Java. The method used was the ABCD (Asset-Based Community Development) approach. The results of this service
activity are: (1) the community began to realize the importance of managing and processing waste independently, (2)
the community has knowledge and ability regarding techniques for processing waste into more valuable products in
a sustainable manner, and (3) the community began to actively play a role in solving the waste problem in
Klangenan Village so as to create a clean, comfortable and healthier environment. This community service in
Klangenan Village is expected to initiate other similar activities, such as cleaning up the river, training to make
products from plastic waste, or processing organic waste into fertilizer for household gardens


ABSTRAK:


Sampah merupakan masalah lingkungan yang perlu ditangani secara serius. Di Kabupaten Cirebon produksi sampah
sangat melimpah sehingga diprediksi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak mampu lagi menampung sampah pada
tahun 2025. Oleh karena itu, pengelolaan sampah berbasis desa sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini.
Keberadaan sampah di lingkungan khususnya sampah rumah tangga juga perlu disikapi dengan pengelolaan sampah
yang berkelanjutan dengan melakukan pengolahan sampah pada level rumah tangga. Tujuan dari kegiatan
pengabdian masyarakat ini adalah untuk pemberdayaan aset-aset desa dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pengelolaan sampah dan memberikan pelatihan kepada masyarakat melalui pengolahan sampah rumah
tangga menjadi eco enzyme yang mempunyai banyak nilai manfaat. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa
Klangenan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Metode yang digunakan yakni pendekatan ABCD (Asset-Based
Community Development). Hasil dari kegiatan pengabdian ini yaitu: (1) masyarakat mulai menyadari akan
pentingnya pengelolaan dan pengolahan sampah secara mandiri, (2) masyarakat memiliki pengetahuan dan
kemampuan tentang teknik pengolahan sampah menjadi produk yang lebih bernilai secara berkelanjutan, dan (3)
masyarakat mulai secara aktif berperan dalam memecahkan masalah sampah di Desa Klangenan sehingga tercipta
suatu lingkungan yang bersih, nyaman, dan lebih sehat. Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Klangenan ini
diharapkan dapat menginisiasi kegiatan-kegiatan serupa lainnya, seperti pembersihan sampah di sungai, pelatihan
pembuatan produk dari bahan sampah plastik, atau pengolahan sampah organik sebagai pupuk untuk kebun rumah
tangga.

Article Details

How to Cite
Humardhiana, A., Fadila, F., & Kamalia, M. (2024). PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI ECO ENZYME DENGAN PENDEKATAN ABCD (ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT) PADA MASYARAKAT DESA KLANGENAN, CIREBON. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 6(3), 644–651. https://doi.org/10.24912/jbmi.v6i3.26738
Section
Articles

References

Baihaqi, H. (2022, Februari 14). TPA Gunung Santri Kab Cirebon Over Kapasitas, Produksi Sampah Harian 1.230 Ton. Bisnis.com. https://bandung.bisnis.com/read/20220214/549/1500088/tpa-gunung-santri-kab-cirebon-over-kapasitas-produksi-sampah-harian-1230-ton

Cirebonkab. (2023, Januari 6). Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan Sampah. https://jdih.cirebonkab.go.id/peraturan/detail/2385

Dureau, C. (2013). Pembaru dan kekuatan lokal untuk pembangunan. Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II, 96.

Falakhunnisa, F., Aini, Q., & Wafirah, M. (2021). Pemanfaatan Media Sosial Dalam Optimalisasi Pembelajaran Daring Di Desa Gunungpring. Khidmatan, 1(2), 166-174.

Izan, K. (2022, Juli 2). Produksi sampah di Kabupaten Cirebon capai 1.200 ton per hari. Antarajabar. https://jabar.antaranews.com/berita/391597/produksi-sampah-di-kabupaten-cirebon-capai-1200-ton-per-hari?page=all)

Marliani, N. (2015). Pemanfaatan limbah rumah tangga (sampah anorganik) sebagai bentuk implementasi dari pendidikan lingkungan hidup. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 4(2).

Muslih, M., Hadi, A., & Zaini, A. A. (2021). Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Tengah Pandemi Covid 19 melalui Home Industri dengan Memanfaatkan Kain Perca di Desa Kranji Paciran Lamongan. Keris: Journal of Community Engagement, 1(1), 18-26.

Nuryananda, P. F., & Prabowo, B. (2020). Brickonomic: Pembangunan Kapasitas Ekonomi Desa Tegaren Berdasar Aset Lokal. 10–21.

Sucipto, C. D. (2012). Teknologi pengolahan daur ulang sampah. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Suksmawati, H., Alidyan, M., Febrianita, R., & Nuryananda, P. F. (2021). Besek Tegaren: ABCD, CBT, dan Glokalisasi dalam Satu Kemasan. Sawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa Dan Masyarakat, 2(1), 9.

Zairinayati, Z., Maftukhah, N. A., & Novianty, N. (2020). Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomi Berbasis Masyarakat. BERDIKARI : Jurnal Inovasi Dan Penerapan Ipteks, 8(2), 132–141. https://doi.org/10.18196/bdr.8285