PENGADAAN RUANG INTERAKSI SOSIAL UNTUK WARGA PERUMAHAN

Main Article Content

Yunita Ardianti Sabtalistia
Chelsy Vania
Grisella

Abstract

The social interaction space functions as a place for social interaction so that residents can foster a sense of brotherhood, create harmony, and increase environmental security. Banten Indah Permai Housing (BIP) is a housing complex in Unyur, Serang, Banten. When the survey was carried out in June 2023, the housing still had no space for social interaction. Residents usually interact socially in front of people's houses or when watching football matches. Based on these problems, the PKM team submitted a proposal in the form of a social interaction space design. The implementation method is carried out in 3 stages over 6 months. The first stage is to conduct a field survey and coordinate with PKM partners regarding the concept of social interaction space that will be developed. The second stage is submitting designs in the form of block plan drawings, site plans, floor plans, cuts and 3D perspectives to partners. The third stage is submitting the design to PKM partners. The results of PKM activities are 2 social interaction model designs. Both models of social interaction have the same type of material, only the circulation pattern and gazebo model are different. The social interaction space consists of a gazebo, garden, natural stone path, garden lights and trash cans. The next suggestion is that one of the selected social interaction space design models be immediately built so that it is useful for the social interaction activities of BIP housing residents.


ABSTRAK


Ruang interaksi sosial berfungsi sebagai tempat interaksi sosial agar warga bisa memupuk rasa persaudaraan, menciptakan kerukunan, dan meningkatkan keamanan lingkungan. Perumahan Banten Indah Permai (BIP) merupakan perumahan yang ada di Unyur, Serang, Banten. Saat dilakukan survei di bulan Juni 2023, perumahan tersebut masih belum ada ruang interaksi sosial. Warga biasanya berinteraksi sosial di depan rumah-rumah warga atau pada saat menonton pertandingan sepak bola. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tim PKM mengajukan usulan berupa desain ruang interaksi sosial dengan berbagai fasilitas berupa gazebo (ruang duduk), ruang baca, dan taman. Metode pelaksanaan dilakukan dalam 3 tahap selama 6 bulan. Tahap pertama adalah melakukan survei lapangan dan berkoordinasi dengan mitra PKM mengenai konsep ruang interaksi sosial yang akan dikembangkan. Tahap kedua adalah pengajuan desain berupa gambar block plan, site plan, denah, potongan, dan perspektif 3D kepada mitra. Tahap ketiga adalah penyerahan desain kepada mitra PKM. Hasil kegiatan PKM berupa 2 desain model interaksi sosial. Kedua model interaksi sosial mempunyai persamaan jenis material, hanya pola sirkulasi dan model gazebo yang membedakan. Ruang interaksi sosial terdiri dari gazebo, taman, jalan batu alam, lampu taman, dan tong sampah. Saran selanjutnya satu model desain ruang interaksi sosial yang terpilih segera dibangun sehingga bermanfaat untuk kegiatan interaksi sosial warga perumahan BIP

Article Details

How to Cite
Sabtalistia, Y. A., Vania, C., & Grisella. (2023). PENGADAAN RUANG INTERAKSI SOSIAL UNTUK WARGA PERUMAHAN. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 6(2), 437–446. https://doi.org/10.24912/jbmi.v6i2.25908
Section
Articles
Author Biography

Yunita Ardianti Sabtalistia, Tarumanagara University

Architecture

References

Basthian, I. (2021), “Spektrum Ruang Komunal sebagai Wadah Interaksi Sosial bagi Penghuni pada Rumah Susun Sederhana Sewa di Jakarta”, Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, volume 10, No.3, Hal 132-137.

Hayati Antika dan Yuswadi Hary. (2019), “Pola Hubungan Ketetanggaan Masyarakat Urban: Studi Kasus di Kampung Osing, Jember”, Jurnal E-Sospol, Volume 6, No.1, Hal 14-20.

Pramudito Sidhi. (2019), “Karakteristik Seting Fisik Ruang Interaksi Warga di Kampung Bantaran Sungai Winongo Yogyakarta”, Jurnal RUAS, Volume 17, No.2, Hal 13-26.

Safirah,S, Rukmi,W.I, dan Maulidi,C. (2019), “Perwujudan Interaksi Sosial dalam Pola Permukiman di kampung Panggung Kota Malang”, Jurnal Tata Kota dan Daerah, Volume 11, No 1, Hal 21-30.

Tamariska, S.R dan Ekomadyo, A.S. (2017), “Place-Making Ruang Interaksi Sosial Kampung Kota Studi Kasus: Koridor Jalan Tubagus Ismail Bawah, Bandung”, Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR”, Volume 8, No.2, Hal 172-183.

Tamariska,S.R, Lestari, D.E, Septania, E.N, dan Ulum, M.S. (2019), “Peran Ruang Komunal dalam Menciptakan Sense of Community Studi Komparasi Perumahan Terencana dan Perumahan Tidak Terencana”, Jurnal Koridor: Jurnal Arsitektur dan Perkotaan, Volume 10, No.1, Hal 65-73.