DESAIN GAPURA DI PINTU MASUK PERMUKIMAN PINGGIRAN SUNGAI

Main Article Content

Yunita Ardianti Sabtalistia
Sintia Dewi Wulanningrum
Grisella
Chelsy Vania

Abstract

The gate has a function as a boundary marker for an area and describes the identity of a place and adds aesthetics if it has an attractive design. Currently, the RT 17 settlement already has a gate made of bamboo. However, unfortunately the gate still does not depict the identity of the RT. Based on these problems, this PKM aims to produce a gate design at the entrance to the RT 17 settlement that is able to depict the identity of the settlement. The implementation method is carried out in 3 stages over 6 months. The first stage is to conduct a field survey and coordinate with the Chair of RW 08 Kemanggisan regarding the concept of the gate and green area that will be developed. The second stage is the design process. The third stage is submitting the design to PKM partners. The silhouette of the mangosteen fruit filling is used as an ornament on the gate to depict the gate in the Kemanggisan sub-district. The relief on the gate wall has a Betawi batik pattern which also provides an identity that the RT 17 settlement is in Jakarta which is strong in Betawi culture. The honey pergola near the gate is still maintained, only 2 horizontal bamboo poles need to be added to make it safer. The seating area is an angled concrete bench. Pots of ornamental plants around the gate seating area can also be added to add to the beauty around the gate. The results of the gate design have been submitted to PKM partners and it is hoped that the residents of RT 17 Kemanggisan will be able to build a gate based on the gate design as a reference


ABSTRAK


Gapura mempunyai fungsi sebagai tanda batas suatu wilayah dan menggambarkan identitas suatu tempat dan menambah estetika jika mempunyai desain yang menarik. Saat ini permukiman RT 17 sudah mempunyai gapura dari bahan bambu. Namun, sayangnya gapura tersebut masih belum menggambarkan identitas dari RT tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut maka PKM ini bertujuan menghasilkan desain gapura di pintu masuk pemukiman RT 17 yang mampu menggambarkan identitas dari pemukiman tersebut. Metode pelaksanaan dilakukan dalam 3 tahap selama 6 bulan. Tahap pertama adalah melakukan survei lapangan dan berkoordinasi dengan Ketua RW 08 Kemanggisan mengenai konsep gapura yang akan dikembangkan. Tahap kedua adalah proses desain. Tahap ketiga adalah penyerahan desain kepada mitra PKM. Siluet dari isi buah manggis dijadikan ornamen pada gapura untuk menggambarkan gapura berada di kelurahan Kemanggisan. Relief dinding gapura mempunyai pola batik betawi yang juga memberikan identitas bahwa permukiman RT 17 berada di Jakarta yang kental dengan budaya Betawi. Pergola madu yang ada di dekat gapura tetap dipertahankan, hanya saja perlu ditambahkan 2 batang bambu horisontal agar lebih aman. Area duduk di belakang gapura sebelumnya menggunakan bangku besi diganti menjadi bangku beton model siku sehingga interaksi warga bisa saling berhadapan. Pot-pot tanaman hias di sekitar area duduk gapura juga bisa ditambahkan untuk menambah keasrian sekitar gapura. Hasil desain gapura telah diserahkan ke mitra PKM dan selanjutkan diharapkan warga RT 17 Kemanggisan dapat membangun gapura dengan acuan desain gapura tersebut

Article Details

How to Cite
Sabtalistia, Y. A., Sintia Dewi Wulanningrum, Grisella, & Chelsy Vania. (2025). DESAIN GAPURA DI PINTU MASUK PERMUKIMAN PINGGIRAN SUNGAI. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 7(3), 476–485. https://doi.org/10.24912/jbmi.v7i3.30312
Section
Articles
Author Biography

Yunita Ardianti Sabtalistia, Tarumanagara University

Architecture

References

Abdullah Nurudin. (28 Desember 2023). Ternyata Ini Asal Usul Kemanggisan Jakarta Baat. Diaskses dari https://kabar24.bisnis.com/read/20150410/387/421208/sejarah-jakartasal- usul-nama-kemanggisan-jakarta-barat.

Angga, P.D, Kardiyanto,D.W, dan Herlambang,D. (2023), “Pembuatan Desain Gapura sebagai Unsur Pembentuk Identitas Desa”, Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, Volume 1, Nomor 1, Hal. 100-108.

Kholisya, U, Maya, S, dan Purnengsih, I. (2017), “Karakteristik Gapura di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah”, Jurnal Desain, Volume 4, No 2, Hal. 100-111.

Maulana,T.A, dan Sari,K.I.P. (2020), “Bentuk dan Makna Simbol pada Elemen Eksterior Gapura di Jalan Kota Bandung”, Jurnal Atrat, Volume 8, Nomor 2, Hal. 106-110.

Paqih,R.M, Hanifah,T.R, Nurzaman, M.I, Ibrahim, M.L, dan Aryanis, D.I. (2020), “Tinjauan Desain Gapura Jalan di Kota Bandung Menggunakan Metode Atumics”, Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain, Volume 2, No.1, Hal. 127-132.

Sari, S.R, Iswanto, D, Darmawan, E, Sukawi, Lorenza,W,M, Hilmy,M,F. (2019), “Konsep Desain Gapura Desa Asemdoyong”, Jurnal Pasopati, Volume 1, No 2, Hal. 91-98.

Sabtalistia, Y.A, Susanto,I, dan Raharja,V. (2022), “Perencanaan Area Hijau di Pinggiran Saluran Induk Perumahan”, Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, Volume 5, No.1, Hal. 191-200.

Setiawan,D.B, Mulyono,T, Sukardi, dan Marsudi. (2018), “Pendampingan dalam Rangka Pembuatan Gapura Identitas di RW VI Kelurahan Tegalrejo Salatiga”, Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 1 Desember 2018, Hal. 541-547.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (28 Desember 2023). Batik Betawi. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Betawi.

Most read articles by the same author(s)

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.