SEMANGAT GOTONG ROYONG MELALUI KOLABORASI MULTIPIHAK (PENTAHELIX) DALAM PENGURANGAN RISIKO PADA PROGRAM CITARUM HARUM

Main Article Content

Aurelia Andrapradeshtya Nur
Ekaprasetya Artha Kencana Silangit
Nabilah Tia Azzahra

Abstract

River pollution in Indonesia is one of the serious problems. The Citarum River is one of the rivers classified as heavily polluted due to various factors such as household waste, industrial waste, and various other factors. Therefore, a multistakeholder collaboration program or pentahelix is needed which has an important role to reduce the risk of natural disasters. With the multistakeholder collaboration program or pentahelix, the Citarum River has experienced a very significant change compared to the implementation of the Citarum Tremble and Citarum Bestari programs. The government as a policy maker must be able to coordinate with all parties so that the Citarum Harum program can run well. The community as users of natural resources must be able to maintain the cleanliness of the Citarum River and reduce waste thrown into the river. Academics as researchers must be able to provide useful input and suggestions for this program. Businesses as users of natural resources must be able to run their business in an environmentally friendly way. The media as a liaison between the government and the community must be able to provide accurate and reliable information about this program. In the Citarum Harum program, multistakeholder collaboration or pentahelix has succeeded in reducing the risk of natural disasters in the Citarum River area. A strong spirit of mutual cooperation between the government, society, academia, business, and media is the key to success in the Citarum Harum program. By increasing the multistakeholder collaboration program or pentahelix, it is necessary to socialize the community about this program implemented by the government in order to raise awareness of the importance of the Citarum River for the survival of the local community


 


Pencemaran Sungai Di Indonesia menjadi salah satu permasalahan yang cukup serius. Sungai Citarum menjadi salah satu sungai yang tergolong tercemar berat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti limbah rumah tangga, limbah industri, dan berbagai factor lainnya. Maka dari itu diperlukan program kolaborasi multipihak atau pentahelix yang memiliki peran penting untuk mengurangi risiko bencana alam. Dengan adanya program kolaborasi multipihak atau pentahelix menjadikan Sungai Citarum mengalami perubahan yang sangat signifikan dibandingkan dengan diberlakukannya program Citarum Bergetar dan Citarum Bestari. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus mampu mengkoordinasikan kepada semua pihak agar program Citarum Harum dapat berjalan dengan baik. Masyarakat sebagai pengguna sumber daya alam harus mampu menjaga kebersihan Sungai Citarum dan mengurangi sampah yang dibuang ke sungai. Akademisi sebagai peneliti harus mampu memberikan masukan dan saran yang berguna untuk program ini. Bisnis sebagai pengguna sumber daya alam harus mampu menjalankan usahanya dengan cara yang ramah lingkungan. Media sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat harus mampu memberikan informasi yang akurat dan terpercaya mengenai program ini. Dalam program Citarum Harum, kolaborasi multipihak atau pentahelix telah berhasil mengurangi risiko bencana alam di wilayah Sungai Citarum. Semangat gotong royong yang kuat antara pemerintah, masyarakat, akademisi, bisnis, dan media menjadi kunci sukses dalam program Citarum Harum. Dengan meningkatkan program kolaborasi multipihak atau pentahelix diperlukannya sosialisasi terhadap masyarkat mengenai program ini yang dilaksanakan oleh pemerintah agar dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya Sungai Citarum bagi keberlangsungan hidup masyarakat setempat.

Article Details

Section
Artikel

References

Bukit, N. T., & Yusuf, I. A. (2002). Beban pencemaran limbah industri dan status kualitas air sungai citarum. Jurnal Teknologi Lingkungan, 3(2), 98-106.

Maysa, Rara. (2021). Seri Sungai Populer Nusantara: Sungai Citarum. Epigraf Komunikata Prima, Surakarta.

Nisa, A. N. M. (2020). Penegakan hukum terhadap permasalahan lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (studi kasus kebakaran hutan di indonesia). Jurnal Bina Mulia Hukum, 4(2), 294-312.

Nugraha, A. A., Handayani, I. G. A. K. R., & Najicha, F. U. (2021). Peran Hukum Lingkungan Dalam Mencegah Kerusakan Dan Pencemaran Lingkungan Hidup. Jurnal Hukum to-ra: Hukum Untuk Mengatur dan Melindungi Masyarakat, 7(2), 283-298.

Shabrina, Tasya Fildzah. (2016). Implementasi Gerakan Citarum Bestari Dalam Menumbuhkan Civic Responbility Terhadap Lingkungan. Repository.upi.edu, Bandung.