PERAN PEREMPUAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS KOMUNITAS DAN MODAL SOSIAL (STUDI KASUS DI DESA WISATA LUGUSARI KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG)

Main Article Content

Suharsono Suharsono
A.Y. Agung Nugroho
Alfonso Harrison
Yerik Afrianto Singgalen

Abstract

Pringsewu is a regency in the Lampung Province. It became a regency in April 2019, which is relatively new. Through the Department of Youth, Sports, and Tourism they are actively exploring various sources of income for both the government and the people of Pringsewu Regency. Regarding tourism, Pringsewu has the potential to develop attractive destinations for tourists. One of its flagship destinations is the Lugusari Tourist Village, located in the Pagelaran sub-district. “Desa Wisata Lugusari” main attraction is its center for producing woven Tapis fabric. Tapis weaving is a distinctive craft of the Lampung community. It also has historical attractions from the colonial era (Dutch colonial rule) in the form of the "Dam Pendem."Furthermore, various supporting tourism products, such as processed fish and chips, exist. The women of Lugusari village predominantly carry out these activities. Therefore, this research focuses on the role of women in tourism development. The research question is: in what areas do women in Lugusari village contribute, and what approach strategies do they use in carrying out their roles? We conducted the research using an analytical-qualitative model. This research aims to identify the various fields in which women in Lugusari village are involved and identify the strategies they employ. We collected data collection primarily through in-depth interviews and focus group discussions (FGD) as primary data sources. Additionally, it also uses visual materials and activity reports. We also interviewed liaisons and informants (group leaders and Podarwis). The research findings show that the role of women in Lugusari Village in developing “Desa Wisata Lugusari” is significant. The Social Capital approach, through the development of trust, networks, and values, strongly supports their success in contributing to the development of the tourist village.


Pringsewu merupakan kabupaten di Provinsi Lampung yang relatif masih baru. Diresmikan sebagai kabupaten pada bulan April 2009. Melalui Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata sedang giat menggali berbagai sumber penghasilan bagi pemerintah maupun masyarakat. Terkait pariwisata, Pringsewu memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Salah satu destinasi unggulan adalah Desa Wisata Lugusari,  terletak di kecamatan Pagelaran. Desa Wisata Lugusari memiliki daya Tarik utama berupa sentra penghasil kerajinan tenun tapis. Tenun Tapis merupakan ciri khas tenun masyarakat lampung. Selain itu juga memiliki daya tarik peninggalan sejarah pemerintahan kolonial (Belanda) berupa “Dam Pendem”. Selain itu juga beberapa produk pendukung pariwisata seperti olahan ikan dan aneka keripik. Kegiatan tersebut sebagian besar dilakukan oleh kaum perempuan desa Lugusari. Oleh karena itu dalam penelitian ini Peran Perrempuan dalam pengembangan pariwisata diangkat menjadi fokus kajian. Permasalahannya adalah bidang apa saja yang dilakukan kaum perempuan Lugusari dan dengan strategi pendekatan apa yang digunakan dalam menjalankan perannya?. Penelitian dilakukan dengan model kualitatif analitis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi berbagai bidang yang dilakukan kaum perempuan Lugusari dan mengidentifikasi strategi yang digunakan. Pengambilan data dilakukan terutama dengan wawancara mendalam dan FGD sebagai data primer. Selain itu juga gambar dan data laporan kegiatan. Wawancara dilakukan dengan narahubung dan narasumber (ketua kelompok dan pokdarwis). Hasil penelitian menunjukkan peran perempuan Desa Wisata Lugusari dalam pengembangan Desa Wisata Lugusari cukup tinggi. Pendekatan Modal Sosial melalui pengembangan Trust, Network dan Value sangat mendukung keberhasilan mereka dalam berperan untuk pengembangan desa wisata.

Article Details

Section
Artikel

References

Damanik, J., & Helmut, F. W. (2006). Perencanaan ekowisata: Dari teori dan aplikasi. Andi Press.

Damanik, J., Comparaningsih, E., Marpaung, E., Raharjana, D. T., Rindrasih, E., Bramantya, H., & Wijaya, W. (2019). Membangun pariwisata dari bawah. UGM Press.

Field, J. (2018). Modal sosial (terjemahan). Penerbit Kreasi Wacana Bantul.

Demartoto, A. (2013). Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Penerbit UNS.

Hadiwijoyo, S. S. (2018). Perencanaan pegembangan desa wisata berbasis masyarakat. Suluh Media.

Keraf, S. A. (2010). Etika lingkungan hidup. Penerbit Kompas.

Marsono, M. (2019). Agro dan desa wisata (profil desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah). UGM Press.

Mulyadi. (2009). Kepariwisataan dan perjalanan. Rajawali Press.

Nanta, L. R. Y., & Utami, D. (2023). Relasi gender dalam pengelolaan pariwisata pantai mutiara di Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Paradigma, 12(3), 121-130.

Napitupulu, A. (2013). Kebijakan pengelolaan lingkungan berkelanjutan suatu tinjauan teoritis dan praktis. Penerbit IPB.

Priani, T. W. (2022). Peran perempuan dalam pembangunan desa di Desa Wisata Lontar Sewu selama masa pandemi. Paradigma, 11(1).

Ridwan, M. dan Aini, W. (2022). Perencanaan pengembangan daerah tujuan pariwisata. Penerbit Deepublish.

Sunaryo, B. (2013). Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata, konsep dan aplikasinya di Indonesia. Penerbit Gava Media.

Usman, S. (2018). Modal sosial. Penerbit Pustaka Pelajar.

Yuanita, A, Rizka dan Gutama, A M Thomas (2020), Dinamika peran perempuan dalam pengembangan pariwisata di daerah pesisir kabupaten rembang. Studi deskripsi obyek wisata pantai karang jahe Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Journal of Development and Social Change, 3(2), 52-61.

Yoeti, O. A. (2006). Pariwisata budaya masalah dan solusinya. Pradnya Paramita.