PENGONTROLAN SUHU, KELEMBAPAN, DAN INTENSITAS CAHAYA PADA KUMBUNG JAMUR DENGAN PENDEKATAN FINITE ELEMENT DALAM PENEMPATAN SENSOR

Main Article Content

Willy Tanadi
Muliady Muliady

Abstract

The success of harvesting white oyster mushrooms depends on the treatment especially the conditions of temperature, humidity, and light intensity in the mushroom house, the placement of sensors must be precise so it can represent the conditions inside the white oyster mushroom and proper action can be taken. Determination of the location of the sensor point is done using the Finite Element Method approach by dividing the mushroom house into small segments to help analyze the parameters of temperature, humidity, and light intensity inside. The control system uses an ON-OFF hysteresis controller mode. Temperature and humidity sensors (DHT11) are positioned respectively on the left, center, and right side of the mushroom house. Data from DHT11 measurement is processed by NodeMcu V3 microcontroller and then will activate the actuator. The interface (GUI) for monitoring is designed to use Blynk application. The controlled parameters meet the needs of white oyster mushrooms, temperatures of 20-26°C with the error 2°C, humidity 80-90% with the error 5%, and lighting 200-640lux with the error 10 lux. The control signal can keep the range of parameters maintained.

ABSTRAK: Keberhasilan panen jamur Tiram Putih tergantung pada perawatan yang diterapkan terutama kondisi suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya di dalam kumbung, penempatan sensor harus tepat sehingga sensor dapat mereprensentasikan keadaan di dalam kumbung jamur tiram putih sehingga aksi yang tepat dapat dilakukan. Penentuan letak titik sensor dilakukan dengan menggunakan pendekatan Finite Element Method yaitu membagi kumbung menjadi segment-segment kecil untuk membantu menganalisis parameter suhu, kelembapan dan intensitas cahaya di dalam kumbung jamur tiram putih. Sistem kontrolmenggunakan mode pengontrol ON-OFF hysteresis. Sensor suhu dan kelembapan (DHT11) diposisikan masing-masing pada bagian kiri, tengah, dan kanan kumbung. Data hasil pengukuran DHT11 diolah oleh mikrokontoler NodeMcu V3 yang akan mengaktifkan aktuator di dalam kumbung. Antarmuka (GUI) untuk monitoring parameter yang diamati menggunakan aplikasi Blynk. Parameter yang dikontrol dapat memenuhi kebutuhan jamur tiram putih, yaitu suhu 20-26°C dengan error 2°C, kelembapan 80-90% dengan error 5%, dan pencahayaan 200-640lux dengan error 10lux. Sinyal kontrol yang dihasilkan mampu menjaga agar range parameter yang dibutuhkan tetap terjaga.

Article Details

How to Cite
[1]
W. Tanadi and M. Muliady, “PENGONTROLAN SUHU, KELEMBAPAN, DAN INTENSITAS CAHAYA PADA KUMBUNG JAMUR DENGAN PENDEKATAN FINITE ELEMENT DALAM PENEMPATAN SENSOR”, TESLA, vol. 22, no. 2, pp. 175–191, Nov. 2020.
Section
Articles

References

N.M Djarijah dan A.S Djarijah. “Budi Daya Jamur Tiram”. Yogyakarta : Kanisius. 2001.

A. Nugroho, M. F. K. Asyroh, A. Pangestu, B. Wulandari . “Pengatur Suhu dan Kelembapan Kumbung Jamur Otomatis”. ELINVO (Electronics, Informatics, and Vocational Education). 2018.

S. Waluyo, R. E. Wahyono, B. Lanya, M. Telaumbanua. “Pengendalian Temperatur dan Kelembapan dalam Kumbung Jamur Tiram (Pleurotus sp) Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler”. Agritech. 2018.

Anisum, N. Bintoro, S. Geonadi. “Analisis Distribusi Suhu dan Kelembapan Udara Dalam Rumah Jamur (Kumbung) Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)”. Jurnal Statistik. 2016.

F. Amelia, J. Ferdinand, K. Maria. “Pengaruh Suhu dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram di Tangerang”. Biogenesis. 2017.

J. N. Reddy. “An Introduction To Finite Element Method”. New York. Department of Mechanical Engineering Texas A & M University College Station. McGraw-Hill. 2005.

Johnson, D. Curtis. Process Control Instrumentation Technology. Eight Edition. England : PEARSON. 2014.