NILAI DIAGNOSTIK SKOR KALSIFIKASI ARKUS UNTUK DETEKSI KALSIFIKASI VASKULAR PADA PASIEN DENGAN HEMODIALISIS RUTIN

Main Article Content

Eva Sian Li
Maruhum Bonar Marbun
Vanny Wulani

Abstract

Kalsifikasi vaskular pada pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Penilaian kalsifikasi vaskular dapat dilakukan dengan  pemeriksaan  pencitraan  yang canggih  sampai  yang sedehana  seperti  foto palos abdomen   lateral  dan  toto  toraks   PA.  Adanya   perbedaan demografi dan praktek klinis di setiap unit hemodialisis (HD) akan mempengaruhi  karakteristik pasien HD dengan kalsi­ fikasi vaskular. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai diagnostik skor Kalsifikasi Arkus Aorta (KAA) untuk deteksi kalsifikasi vaskular pada pasien HD  rutin dan karakteristik pasien HD dengan kalsifikasi vaskular. Penelitian ini dilakukan dengan disain studi potong lintang analitik  di unit HD RS Cipto Mangunkusumo dengan metoda  pengambilan  sampel  konse­ kutif. Kalsifikasi vaskular dinilai dengan dua pemeriksaan foto toraks PA (skor KAA) dan foto palos abdomen lateral (skor Kalsifikasi Aorta Abdominalis/KAAb).  Dari 55 subjek penelitian didapatkan kalsifikasi vaskular pada 76%   subjek penelitian (71% dengan foto toraks PA, 58% dengan foto palos abdomen lateral, dan 53%  dengan  keduanya). Rerata  usia  subjek penelitian  50,9±12,4  tahun  dan  penyebab  PGK terbanyak  nefropati  diabetik  (33%).  Re­ rata  lama  HD  subjek  penelitian  43±44  bulan. Penggunaan Obat Pengikat Fosfat (OPF) terbanyak berbasis kalsium (89%) dengan rerata asupan  kalsium  dari OPF  1,3 gram/hari. Peningkatan   kejadian  kalsifikasi  vaskular didapatkan   pada  pasien  dengan  rerata  usia yang   lebih  tinggi   (53,1±11,4  vs  44,2±13,7 tahun), gender pria (62% vs 54%), diabetes melitus (33% vs 23%), lama HD lebih panjang 47±49 vs 31±20 bulan),  subjek dalam  terapi OPF berbasis kalsium   (93% vs 77%), obat hipoglikemik (26% vs 15%), anti-dislipidemia (19% vs 15%), warfarin (5% vs 2%), dan  vitamin D  (2%  vs  0%). Median  untuk  skor KAA pada   penelitian   ini  18,75%,  skor KAAb   segmental   25%,   dan  skor KAAb   gabungan 2,0. Terdapat  korelasi  positif  antara skor KAA dengan  skor KAAb  segmental  (r = 0,582;p<0,0001) dan dengan  skor KAAb gabungan (r = 0,593; p< 0,0001). Nilai Area Under Curve (AUC) skor KAA 0,815 (p< 0,0001; IK 95% 0,697-0,923)  untuk  skor KAAb  gabungan  >0. Nilai  titik  potong  skor KAA  pada  skor KAAb gabungan >0 didapatkan 9,375% dengan sensitivitas 87,5%, spesifisitas 73,9%, nilai duga positif 82,4%, dan nilai duga negatif 80,9%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan nilai   diagnostik  skor KAA  untuk  deteksi   kalsifikasi vaskular  pada  pasien HD rutin cukup tinggi. Peningkatan kejadian kalsitikasi vaskular dida­ patkan pada pasien dengan rerata usia yang lebih tinggi, gender pria, diabetes melitus, lama HD lebih panjang, subjek  yang  dalam  terapi  OPF  berbasis  kalsium,  obat  hipoglikemik, anti-dislipidemia, warfarin, dan vitamin D.

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biographies

Eva Sian Li, FK Universitas Tarumangara

Departemen Penyakit Dalam

Maruhum Bonar Marbun, FK Universitas Indonesia

Departemen Penyakit Dalam

Vanny Wulani, FK Universitas Indonesia

Departemen Radiologi