Gambaran Polifarmasi Pasien Lanjut Usia dengan Penyakit Metabolik di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat

Main Article Content

Chalishah Shifa Martiana
Robert Kosasih

Abstract

Penggunaan obat dalam jumlah besar untuk efek klinik yang kurang sesuai dikenal sebagai polifarmasi. Jika hal ini terjadi, ada kemungkinan efek samping obat akan meningkat dan kondisi pasien akan lebih terbebani. Hal ini sangat penting bagi lansia karena penurunan fungsi fisiologis organ. Faktor risiko terbesar terhadap penyakit degeneratif pada orang tua adalah penyakit metabolik. Kriteria penyakit metabolik antara lain diabetes  tipe 2, hipertensi, dislipidemia, dan obesitas. Karena faktor risiko tersebut berdampak terhadap ketepatan obat sesuai indikasi dan efek terapi yang dicapai, dilakukanlah penelitian kali ini untuk melihat gambaran polifarmasi dengan riwayat penyakit metabolik pada lansia.  Pada studi kali ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan metode pengambilan data non-random sampling. Sampel diambil data rekam medis sebanyak 158 pasien lanjut usia dengan riwayat penyakit metabolik yang mendapat peresepan obat secara polifarmasi di RS Sumber Waras tahun 2020- 2023. Hasil studi menunjukkan berdasarkan derajat polifarmasi minor (2-4 obat) 51,9% dan derajat mayor (5 obat atau lebih) 48,1%. Jumlah diagnosis tertinggi dengan 2 diagnosis (51,8%) dengan sebaran penyakit metabolik tertinggi pada kategori diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi (22,8%). Obat penyakit metabolik yang sering dikonsumsi adalah obat antihipertensi 50,1%. Ketepatan indikasi penggunaan obat penyakit metabolik sebanyak 92,4%.

Article Details

Section
Artikel Asli

References

Alhumaidi, Bamagous, Alsanosi, et al. Risk of Polypharmacy and Its Outcome in Terms of Drug Interaction in an Elderly Population: A Retrospective Cross-Sectional Study. Journal of Clinical Medicine, 12(12), 3960. 2023. Tersedia di: https://doi.org/10.3390/jcm12123960

Mighra B, Djaali W. Peningkatan Pengetahuan Lansia tentang Penyakit Degeneratif di Wilayah Kapung Tengah Kramat Jati. Jurnal Pemberdayaan Komunitas MH Thamrin, 1(2), 52-59.

Theosobia G, Devita M, Viere A. Edukasi dan Deteksi Dini Sindrom Metabolik pada Masyarakat Desa Waai, Kecamatan Salahutu. Karya Kesehatan Siwalima, 2021. Tersedia di : https://ojs.ukim.ac.id/index.php/KKS/article/view/720

Rustika R, Driyah S, Oemiati R, Hartati NS. Prediktor Sindrom Metabolik : Studi Kohor Prospektif Selama Enam Tahun di Bogor, Indonesia. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2019;29(3):215–24.

Dasopang, Harahap, Lindarto. Polipharmacy and Drug Interactions in Elderly Patients with Metabolic Diseases. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy. 2015. Tersedia di: https://doi.org/10.15416/ijcp.2015.4.4.235

World Health Organization. Ageing and health [Internet]. Who.int. 2018. Tersedia di : https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and-health.

Suryanita. Pola Peresepan Obat Antidiabetes Mellitustipe II pada Pasien Geriatri. Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Tecnology, 5(1), pp. 23–27. 2020. Tersedia di : http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jpsht/article/view/332

Charlesworth C, Smit E, Lee D, Alramadhan F, Odden M. Polypharmacy Among

Adults Aged 65 Years and Older in the United States. J Gerontology A Biology Science Medical. 2015; 70(8):989–95. Tersedia di : https://doi.org/10.1093/gerona/glv013

Renata, Juliana, Augusto, et al. Polypharmacy : a Challenge for the primary health care of the Brazilian Unified Health System. SciELO Brazil. 2017. Tersedia di : https://doi.org/10/11606/S1518-8787/2017051007136

Zulkarnaini A, Martini RS. Gambaran Pasien Geriatri di Beberapa Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019;8(1):1-6. Tersedia di : https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/916

Viktil KK, Blix HS, Moger TA, Reikvam A. Polypharmacy as commonly defined is an indicator of limited value in the assessment of drug-related problems. British Journal of Clinical Pharmacology, 63(2), 187–195. 2017. Tersedia di : https://doi.org/10.1111/j.1365-2125.2006.02744.

Mazrifa S, Sri H, Nugroho W. Hubungan Polifarmasi dengan Potensi dan Tingkat Keparahan Interaksi Obat pada Resep Antidiabetes Mellitus. Tersedia di : https://jim.unisma.ac.id/index.php/jbm/article/download/20392/15148

Yulianti SR, Mukaddas A. Faustine I. Profil Pengobatan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalansi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2012. Online J Nat Sci 2014;3910:40-6.

Hanlan JT, Handler SM, Maher RL, Schmader KE. Textbook of geriatric medicine and gerontology. Edisi ke-7. Elsevier. Halaman 880-5

Celline A, Shirly G. Polifarmasi pada lansia di Panti Wreda : Fokus penggunaan Obat Kardiovaskular. Tarumanagara Medical Journal Vol.2, 430-436. Oktober 2020.

Al-Dahshan A, Al-Kubiasi N, Al-Zaidan M, Saeed W, Kehyayan V, Bougmiza I. Prevalence of polypharmacy and the association wit non-communicable diseases in Qatari elderly patients attending primary healthcare centers. PLoS ONE. 2020. Tersedia di : https://doi.org/10.1371/journal.pone.0234386