HUBUNGAN ANTARA DURASI MENGEMUDI TERHADAP KELELAHAN AWAK MOBIL TANGKI BBM PT. PERTAMINA TANJUNG GEREM MERAK BANTEN

Main Article Content

Raihan Adham Mufadhdhal
Silviana Tirtasari
Octavia Dwi Wahyuni

Abstract

Lamanya durasi mengemudi akan menyebabkan kelelahan dan menjadi faktor resiko utama dari kecelakaan lalu lintas. Regulasi tersebut sudah diatur dalam UU no.22 Tahun 2009 bahwa durasi mengemudi maksimal 8 jam per hari. Hasil studi sebelumnya, didapatkan durasi mengemudi >8 jam dan rata-rata mencapai 11-12 jam, 68 awak mobil tangki (AMT) sebanyak 47 orang (69,1%) mengalami kelelahan tingkat sedang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara durasi mengemudi terhadap kelelahan pada awak mobil tangki (AMT) BBM PT. Pertamina (Persero) Tanjung Gerem Merak Banten. Studi ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sample dalam studi ini adalah 151 awak mobil tangki I (sopir) yang bekerja di Terminal Bahan Bakar di Tanjung Gerem Merak Banten yang diambil menggunakan quota population sampling. Tingkat kelelahan dinilai menggunakan kuesioner subjective self rating test dan data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil studi menunjukkan bahwa proporsi AMT Terminal BBM PT. Pertamina (Persero) Tanjung Gerem Merak Banten mengalami kelelahan sebesar 65,6%, para AMT Terminal BBM PT. Pertamina (Persero) Tanjung Gerem Merak Banten mayoritas bekerja >8 jam (79,5%), dan terdapat hubungan yang bermakna antara durasi mengemudi terhadap kelelahan pada AMT BBM PT. Pertamina (Persero) Tanjung Gerem Merak Banten dengan nilai p = 0,001 (p<0,05) dan pada asosiasi epidemiologis didapatkan PR 2,58 (1,47-4,52), artinya orang yang bekerja >8 jam memiliki resiko kelelahan 2,58 kali lebih besar dibandingkan yang bekerja ?8 jam.

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biographies

Silviana Tirtasari, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Octavia Dwi Wahyuni, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Bagian Anatomi

References

Faiz N. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Operator SPBU di Kecamatan Ciputat Tahun 2014. Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 13 Feb 2015; 1: 25,31,33. Available from: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/26124 (Accessed 6 Juni 2020)

Nurdjanah N, Puspitasari R. Faktor yang Berpengaruh terhadap Konsentrasi Pengemudi. Warta Penelitian Perhubungan. 30 Jun 2017; 29(1): 141-57 Available from: https://ojs.balitbang.dephub.go.id/index.php/warlit/article/view/318/0 (Accessed 6 Juni 2020)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 96. Tahun 2009. Jakarta. (Accessed 6 Juni 2020)

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Laporan Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kecelakaan Tunggal Terbakarnya Truk semi-trailer tangki B-9195-SEH Jalan Tol Jagorawi KM 11. 2017: 16,57. (Accessed 6 Juni 2020)

Handayani R. Gambaran Kelelahan Kerja Pada Awak Mobil Tangki di Terminal Bahan Bakar Minyak PT. Pertamina (Persero) Medan Group Labuhan Deli Tahun 2017. Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara. 2017: 19,20,28,74. (Accessed 6 Juni 2020)

Kompas. Kurniawan R, Ferdian A. Angka Kecelakaan Lalu Lintas di 2019 Meningkat. Available from: https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/30/172100015/angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-2019-meningkat (Accessed 6 Juni 2020)

Fadel M, Muis M, Russeng SS. Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pengemudi Pengangkuta BBM di TBBM PT. Pertamina Pare-Pare. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2014; 1-11. Available from: https://journal.uii.ac.id/JKKI/article/download/3396/3051 (Accessed 6 Mei 2021)

Simamora, Astri SM. Hubungan Faktor Individu dan Faktor Pekerjaan dengan Tingkat Kelelahan Kerja pada Pengemudi Truk Tangki BBM di PT X Tahun 2019. Universitas Binawan. 2019; 82. Available from: http://repository.binawan.ac.id/id/eprint/290 (Accessed 4 Juni 2021)