Gaya Komunikasi Lintas Generasi Pemimpin Kepada Karyawan Senior

Main Article Content

Veronica Yolanda
Sinta Paramita

Abstract

A leader must have a good personality and communication style. This not only builds positive communication and relationships, but also facilitates the work processes of each part in an organization. However, gender and cultural differences can cause problems or conflicts in the work environment. Likewise, age differences can cause conflict in an organization. This happened at an advertising agency company in Jakarta, Wunderman Thompson Indonesia. The aim of this research is to describe the communication style of young directors to senior employees. This research uses a case study method with a qualitative approach with the main informant, namely a young director and a senior employee from the company. The research results show that the communication style used by this young director is working well. This can be seen from the young director's communication style which seems relaxed but still polite. Even though this young director has a good relationship with his senior employees, there are inhibiting factors that occur between them that affect interpersonal communication. However, with more equalitarian language the potential for conflict is reduced.


Seorang pemimpin wajib memiliki kepribadian dan gaya komunikasi yang baik.  Ini tidak hanya membangun komunikasi dan relasi yang positif, tetapi juga memudahkan proses kerja masing-masing bagian dalam sebuah organisasi. Namun, perbedaan gender dan budaya dapat menyebabkan masalah atau konflik di lingkungan kerja. Begitu juga dengan perbedaan usia yang dapat menimbulkan konflik dalam suatu organisasi. Hal ini terjadi di salah satu perusahaan agensi periklanan di Jakarta, Wunderman Thompson Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang bagaimana gaya komunikasi direktur muda kepada karyawan senior. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif dengan informan utama yaitu seorang direktur berusia muda dan karyawan senior dari perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan gaya komunikasi yang dilakukan direktur muda ini berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari gaya komunikasi direktur muda yang terkesan rilek namun tetap sopan. Meskipun direktur muda ini menjalin hubungan baik dengan para karyawan seniornya, adapun faktor penghambat yang terjadi diantara mereka yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Namun dengan bahasa yang lebih equalitarian potensi konflik daoatr dikurangi.

Article Details

Section
Articles

References

Ali, M. (2014). Memahami Riset Perilaku dan Sosial: Vol. xvi (Cetakan Pertama). PT. Bumi Aksara.

Badu, S. Q., & Djafri, N. (2017). Kepemimpinan & Perilaku Organisasi.

Bogdan, & Taylor. (2012). Prosedur Penelitian, Pendekatan Kualitatif. Dalam Moleong, 4.

Mangkunegara, A. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, VIII, 67.

Morissan. (2015). Metode Penelitian Survei: Vol. xii (A. C. Wardhani & F. Hamid, Eds.; Cet, 3). Kencana.

Mutammimutsani, M., Aminullah, F., & Alfin Nizar, H. (2020). Kepemimpinan Demokratis: Pemimpin Tua dan Pegawai Muda.

Novitasari. (2014). Tantangan Tingkat Usia dan Kepemimpinan terhadap Kinerja. Jejaring Administrasi Publik, VI, 410–411.

R. Wayne Pace, Kuswarno Engkus, Mulyana Deddy, Gembirasari, & Don Faules. (2013). Komunikasi organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Cetakan 8). Remaja Rosdakarya.