Keterbukaan Diri Remaja Kepada Orang Tua dalam Keluarga Broken Home

Main Article Content

Farhany Abdillah
Aprilianti Pratiwi

Abstract

Keluarga broken home karena perceraian tidak hanya berdampak pada status keluarga saja, tapi bisa berdampak pada proses komunikasi yang terjalin di keluarga tersebut. Namun bagi beberapa remaja, perceraian orang tua tidak selalu berakibat buruk. Hal tersebut bergantung pada upaya orang tua membangun kebiasaan mengomunikasikan banyak hal bagaimanapun keadaannya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis keterbukaan diri remaja dan mengetahui faktor penghambat keterbukaan diri remaja kepada orang tuanya dalam keluarga broken home akibat perceraian. Penelitian ini menggunakan teori self disclosure dengan metode kualitatif deskriptif dan paradigma post-positivis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan purposive sampling dengan kategori remaja awal, tengah, dan akhir. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan dan komunikasi antara orang tua dan ketiga remaja hanya berjalan baik dengan salah satu orang tua yang masih tinggal bersama, yaitu Ibu. Remaja awal dan remaja tengah enggan melakukan keterbukaan diri, sementara remaja akhir dapat melakukan self disclosure dengan tepat. Adapun hambatan ketiga remaja dalam melakukan self disclosure juga dilihat dari tipe kepribadian, gender, dan adanya perasaan takut.

Article Details

Section
Articles

References

Angeline, A., & Setyanto, Y. (2023). Penerapan Strategi Public Relations dalam Mempertahankan Citra Baik Perusahaan (Studi terhadap Helios Capital Asia). Kiwari, 2(2), 192-200.

Creswell, J. (2014). Research Design, Qualitatives, Quantitative, and Mixed (4th ed.). USA: Sage Publications.

Crouter, A. C., Bumpus, M. F., Davis, K. D., & McHale, S. M. (2005). How Do Parents Learn About Adolescents' Experiences? Implications for Parental Knowledge and Adolescent Risky Behavior. Child Development Journal, 76(4), 869-882. doi:https://doi.org/10.1111/j.1467-8624.2005.00883.x

DeVito, J. A. (2013). The Interpersonal Communication Book (13 ed.). (K. Bowers, Penyunt.) Pearson Education.

Dwyer, D. (2013). Interpersonal Relationships (1 ed.). United Kingdom: Taylor & Francis.

Harjuningsih, Y. A. (2018). Pola Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga Broken Home (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Angkatan 2014 Universitas Muhammadiyah Malang). Skripsi Ilmu Komunikasi.

Miftakhuddin, & Harianto, R. (2020). Anakku, Belahan Jiwaku (Pola Asuh yang tepat untuk Membentuk Psikis Anak) (1 ed.). (P. P. Pradana, Penyunt.) CV Jejak, anggota IKAPI.

Moleong, L. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurseha, L. I., Fitri, L. A., & Kiani, M. P. (2022). Pengalaman Komunikasi Interpersonal Remaja pada Keluarga Broken Home. Digital Communication and Design (JDCODE), 1(1), 54-60.

Padatu, H. (2015). Konsep Diri dan Self Disclosure Remaja Broken Home di Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi.

Paramitasari, R. (2012). Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kecendrungan Memaafkan pada Remaja Akhir. Skripsi Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Airlangga.

Ruli, E. (2020). Tugas dan Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 143-146.

Rusdiana, P. (2021). Etika Komunikasi Organisasi (2 ed.). (Muhardi, & T. Nurhayati, Penyunt.) Bandung: Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN SGD Bandung.

Salsabila, H. D., & Abdullah, E. P. (2021). Gambaran Self Disclosure Remaja yang Mengalami Broken Home. Jurnal Psikologi & Pendidikan, 4(2), 110-115. doi:https://doi.org/10.1234/jp.v4i2.1437

Saputri, S. M., & Pratiwi, A. (2022, Desember 2). Self Disclosure pada Anak Korban Perceraian melalui Tik Tok. Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 9(2).