HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA GEREJA X

Main Article Content

Feline Carlene
Raja Oloan Tumanggor

Abstract

Adolescence is often associated with a period of searching for self-identity and a period of transition into adulthood, which is also called a period of storm, pressure and delinquency. Spirituality has a role in providing values, foundations of belief, meaning, goals, meaning of life and as social support in developing adolescent identity. The emergence of a person's self-confidence comes from self-concept, self-concept has an influence on a person's self-esteem and a person's self-esteem encourages a person to actualize his or her potential. If someone has self-confidence it will lead to positive self-actualization. A positive self-concept is supported by feelings of gratitude. This research was conducted because the results of a meeting between youth leaders concluded that there was a lack of self-confidence among teenagers during worship discussion sessions. Therefore, researchers want to know whether there is a relationship between spiritual well-being and self-confidence. The respondents in this study were members of the X Church with an age range of 11 to 18 years with a total of 100 respondents. This research method uses quantitative correlational methods. Research data is distributed normally. Research between the variables of spiritual well-being and self-confidence has a positive and significant correlation as evidenced by the values r = 0.433 and p = 0.000 (p<0.05).


 


Masa remaja seringkali dikaitkan dengan masa pencarian identitas diri dan masa transisi menjadi dewasa dimana hal ini disebut juga masa badai, tekanan dan kenakalan. Spiritual memiliki peran dalam memberikan nilai, landasan keyakinan, makna, tujuan, arti hidup dan sebagai dukungan sosial dalam mengembangkan identitas remaja. Munculnya kepercayaan diri seseorang berasal dari konsep diri, konsep diri memiliki pengaruh pada harga diri seseorang dan harga diri seseorang mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan potensi dalam dirinya. Jika seseorang memiliki kepercayaan diri maka akan mengumpan aktualisasi diri yang positif. Konsep diri yang positif didukung dengan perasaan syukur. Penelitian ini diadakan karena hasil rapat antar ketua ibadah remaja menyimpulkan adanya rasa tidak percaya diri remaja pada sesi diskusi ibadah. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan kesejahteraan spiritual dengan kepercayaan diri. Responden dalam penelitian ini merupakan jemaat Gereja X dengan rentang usia 11 sampai 18 tahun dengan total responden sebesar 100 orang. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Data penelitian tersebar secara normal. Penelitian antara variabel kesejahteraan spiritual dan kepercayaan diri memiliki korelasi yang positif dan signifikan yang dibuktikan dari nilai r = 0.433 dan p = 0.000 (p<0.05).

Article Details

Section
Artikel

References

Anisah, N., & Purwandari, A. (2023). Analisis korelasi kecerdasan emosional dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. MAHESA: Malahayati Health Student Journal, 3(2), 535-544.

Fisher, J. (2010). Development and application of a spiritual well-being questionnaire called shalom. Religions, 1(1), 105-121. https://doi.org/10.3390/rel1010105.

Hadylaya, F. (2018). Efektivitas psikoedukasi konsumsi katering sehat pada kepercayaan diri wanita dewasa muda obesitas. [Skripsi, Universitas Tarumanagara].

Hakim, T. (2004). Mengatasi rasa tidak percaya diri. Pustaka Pembangunan Swadaya.

Rahmat, H. K., Basri, A. S. H., Putra, R. M., Mulkiyan, M., Wahyuni, S. W., & Casmini, C. (2022). The influenced factors of spiritual well-being: A systematic review. Sociocouns: Journal of Islamic Guidance and Counseling, 2(1), 43-58.

Rais, M. R. (2022). Kepercayaan diri (self confidence) dan perkembangannya pada remaja. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, 12(1), 40-47. http://dx.doi.org/10.30829/al-irsyad.v12i1.11935.

Riskinayasari, G. (2015). Kenakalan remaja ditinjau dari konsep diri dan jenis kelamin [Disertasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta].

Sarwono, S. (2011). Psikologi remaja. PT Rajagrafindo Persada.

Setiyawan, R. B., Setianingsih, E. S., & Mujiono, M. (2023). Korelasi antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri siswa smk yatpi godong. Jurnal Yudistira: Publikasi Riset Ilmu Pendidikan dan Bahasa, 1(4), 28-44. https://doi.org/10.61132/yudistira.v1i4.132.

Tumanggor, R. O. (2019). Analisa konseptual model spiritual well-being menurut ellison dan fisher. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni, 3(1), 43-53. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v3i1.3521.

Tumanggor, R. O., & Mularsih, H. (2020). Hubungan spiritual well-being dan kecerdasan emosi pada sikap toleransi bagi remaja. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 5(2), 132-144. https://doi.org/10.33367/psi.v5i2.958.