APAKAH ANAK-ANAK DI PANTI X MERASA “DI RUMAH”?

Abstract

For children, home is where their biological family is. However, there are some children who cannot live with their families and are placed in orphanages. Having more than one family, such as biological families and foster families, influences their sense of belonging. As social beings, the sense of belonging is an aspect that plays an important role in human life. Previous studies examining the sense of belonging on children who live with foster families and orphanages have found a varied sense of belonging to foster families and orphanages among these children. This study aims to see the description of the sense of belonging to the orphanage for children at X Orphanage. The participants consists of four teenage boys. All participants live in orphanages. The research method used is qualitative research. Participants were interviewed one by one based on interview guidelines that had been prepared previously based on the sense of belonging theory. This study found that of the four sub dimensions, only the needed dimension was owned by all participants, the accepted and suitability dimensions were owned by three participants, while the valued dimension was only owned by two participants.

Bagi anak-anak, keluarga biologis merupakan rumah. Namun ada beberapa anak yang tidak bisa tinggal bersama keluarganya dan ditempatkan di panti asuhan. Memiliki lebih dari satu keluarga, yaitu keluarga biologis dan keluarga asuh, berpengaruh terhadap sense of belonging mereka.  Sebagai makhluk sosial, sense of belonging merupakan aspek yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Penelitian sebelumnya meneliti mengenai sense of belonging pada anak-anak yang tinggal bersama keluarga asuh dan panti asuhan  menemukan sense of belonging terhadap keluarga asuh dan panti asuhan yang bervariasi pada anak-anak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran sense of belonging terhadap panti asuhan pada anak-anak di Panti Asuhan X. Partisipan terdiri dari empat orang anak laki-laki berusia remaja. Seluruh partisipan tinggal di panti asuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Para partisipan diwawancarai satu-persatu berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan teori sense of belonging. Penelitian ini menemukan bahwa dari keempat sub dimensi, hanya dimensi needed yang sudah dimiliki oleh seluruh partisipan, dimensi accepted dan kecocokan sudah dimiliki oleh tiga orang partisipan, sedangkan dimensi valued baru dimiliki oleh dua partisipan.