MUARA ANGKE SEBAGAI PENOPANG WISATA PESISIR DI KEPULAUAN SERIBU

Main Article Content

Enroy Sution
Yuwono Prianto
Ismail Rangga Wahana Putra
Lenggo Anastasia Brilliant Gea

Abstract

Muara Angke, located in the Kepulauan Seribu Regency, holds great potential as a coastal tourism destination, offering significant economic benefits, enhancing connectivity with other tourist regions, and contributing to the resilience of the national economy. However, there are challenges such as environmental sustainability, destination management, and local community participation. This article is composed using an empirical sociological legal research method based on primary data and a qualitative approach. Data collection, processing, and analysis were conducted qualitatively. Data analysis employed the Miles & Huberman model, involving data reduction, data presentation, conclusion drawing, and verification. The condition of Muara Angke port is considered poor, with inadequate transportation infrastructure, damaged roads, air and water pollution, and coastal challenges being the main obstacles to tourism development in the Kepulauan Seribu region. The low level of education and human resources involved in the tourism sector present their own challenges. Another influential factor is the loss of traditional marine rituals and other cultural practices in the local community of Muara Angke, which could attract tourists. The local government of DKI Jakarta has constructed docks, ports, and Fish Landing Sites (TPI), aiming to reduce the impact of tidal floods and improve transportation in the area. The DKI Jakarta regional government needs to synergize with the North Jakarta city government and the Kepulauan Seribu regency while emphasizing policies through local regulations or gubernatorial regulations that focus on ecosystem preservation and the coastal environment's functionality. This should involve the participation of academic institutions and relevant non-governmental organizations (NGOs). It is important to revive local wisdom that aligns with religious values to enhance the area's attractiveness. Providing training and courses to stakeholders in Muara Angke can improve their competence and enable them to deliver excellent services, thus fostering customer loyalty in the tourism sector.


Muara Angke sebagai penopang pariwisata pesisir di kabupaten Kepulauan Seribu mempunyai potensi besar guna memberikan manfaat ekonomi , memperkuat konektivitas dengan wilayah pariwisata lainnya dan berkontribusi dalam membangun resiliensi ekonomi nasional. Namun, terdapat tantangan seperti keberlanjutan lingkungan,pengelolaan destinasi dan juga partisipasi masyarakat setempat..Artikel ini disusun dengan menggunakan metode penelitian hukum empiris sosiologis yang berbasis data primer dengan menggunakan pendekatan kualitatif.  pengumpulan,pengolahan, dan analisis data dilakukan secara kualitatif.Analisis data menggunakan model Milles & Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kondisi pelabuhan Muara Angke tergolong kumuh dan sarana transportasi belum terintegrasi, jalan rusak, polusi udara dan sungai serta pesisir menjadi kendala utama penopang pariwisata ke Kepulauan Seribu. Rendahnya tingkat pendidikan dan sumber daya manusia yang terlibat dalam sektor pariwisata merupakan tantangan tersendiri. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah hilangnya ritual pesta laut dan sebagainya  masyarakat lokal Muara Angke yang dapat menjadi penarik kunjungan para wisatawan.Pemerintah daerah DKI Jakarta telah membangun dermaga dan pelabuhan serta TPI sehingga dapat mengurangi gangguan banjir rob dan memperindah sekaligus memperlancar transportasi kawasan. Pemda DKI Jakarta perlu mensinergikan pemerintah kota Jakarta Utara dan kabupaten Kepulauan Seribu sekaligus menegaskan kebijakan melalui Perda ataupun peraturan gubernur yang berorientasi pada upaya pelestarian ekosistem dan fungsi lingkungan pesisir dengan menyertakan kalangan kampus maupun LSM terkait.Perlu ditumbuhkembangkan lagi kearifan lokal yang sejalan dengan nilai agama untuk meningkatkan daya tarik kawasan serta pemberian pelatihan dan kursus kepada para pelaku usaha di Muara Angke untuk meningkatkan kompetensi mereka agar dapat memberikan layanan prima sehingga terbangun loyalitas para konsumen wisata.

Article Details

Section
Artikel

References

Ali, A. (2015). Menguak teori hukum (legal theory) dan teori peradilan (judicialprudence), termasuk interpretasi undang-undang (legisprudence). Prenada Media Group.

Ato, S. (2022, Oktober 14). Wajah baru pelabuhan muara angke. Kompas. https://www.kompas.id/baca/metro/2022/10/06/wajah-baru-pelabuhan-muara-angke.

Fadjar, A.M. (2016). Teori-teori hukum kontemporer edisi revisi. Setara Press.

Fadlurrohman, F. (2022, November 15). Pesta laut di muara angke. Kompas. https://www.kompas.id/baca/foto/2022/11/15/pesta-laut-di-muara-angke 15 November 2022

Hamonangan, J. (2022, September 20). Wisata kepulauan seribu, kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2022 meningkat 50 persen. Wartakota. https://wartakota.tribunnews.com/2022/09/20/wisata-kepulauan-seribu-kunjungan-wisatawan-mancanegara-tahun-2022-meningkat-50-persen.

Heryati, Y. (2019). Potensi pengembangan obyek wisata pantai Tapandullu di kabupaten Mamuju. Growth Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan, 1(1), 56-74.

Kudus, P. W. (2023, Februari 25). Nasib nelayan kita: Miskin, berpendidikan rendah, terabaikan negara. Alinea.id. https://www.alinea.id/nasional/pendidikan-nelayan-yang-diabaikan-jokowi-b2hMc9KGU.

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi.

Permatasari, S. J., & Imaniar, D. (2021). Kajian Perilaku masyarakat pesisir yang berdampak pada perekonomian masyarakat (studi kasus di desa Jangkar, kecamatan Jangkar, kabupaten Situbondo). Journal of Aquaculture Science, 6, 189-197.

Putra, E. P. (2021, November 09). Tarif naik kapal ke kepulauan seribu dari ancol rp.125 ribu. Republika. https://news.republika.co.id/berita/r2ag60484/tarif-naik-kapal-ke-kepulauan-seribu-dari-ancol-rp-125-ribu.

Suardana, I. W., & Dewi, N. G. A. S. (2015). Dampak pariwisata terhadap mata pencaharian masyarakat pesisir karangasem: pendekatan pro poor tourism. Piramida, 11, 76-87.

Yusrini, L., & Eviana, N. (2019). Perencanaan program interpretasi wisata alam berbasis konservasi mangrove di taman wisata alam mangrove angke kapuk Jakarta. Eduturisma, 4(1).

Thalib, M. A. (2022). Pelatihan analisis data model miles dan huberman untuk riset akuntansi budaya. Madani: Jurnal Pengabdian Ilmiah, 5(1), 23-33. https://doi.org/10.30603/md.v5i1.2581.