MENEMBUS STEREOTYPE ETNIS TIONGHOA; PENELITIAN LONGITUDINAL 2011 - 2022
Main Article Content
Abstract
Tionghoa Ethnic is often categorized as minority and entrepreneurer in Indonesia. They have discrimination experience since the Dutch colonialism era, Old Order an New Order Rezim. The momentum of ‘98 reformation opened the opportunity for them to take the roles in many areas in Indonesia because the discrimination regulation had been wiped out. In 2011 the researcher interviewed 8 Tionghoa ethnic who worked in non business areas, such as politic, government, non government organization, etc. The research now continuous the interview after 10 years later. Are they still consistent in their line of work ? The research uses Structuration Theory of Anthony Giddens. The subjects are Indonesian Tionghoa Youth from 2011 research. the Research conducted in January 2022 and used online interview method because covid 19 pandemi. This is a longitudinal research, researchers interviewed the same subjects (6 from 8)during 10 years period. Research result; there’s some shifting of values, way of life and line of work. From structuration analysis, subjects are agency (change angents) because they have internal motivation, discursive consciousness, practical consciousness, and still work and concern about making positive change in their work or environment. All subjects still consistent about their idealism and values of life. Their hope for their life changed, but their hope for Indonesia still the same, to make Indonesia better.
Etnis Tionghoa seringkali dikategorikan sebagai minoritas dan diidentikan dengan kaum pedagang serta mengalami berbagai tindak diskriminasi, mulai dari masa penjajahan Belanda, Orde Lama, dan Orde Baru. Reformasi 98 membuka kesempatan dan peluang etnis Tionghoa untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan dengan dihapusnya berbagai aturan yang diskriminatif. Pada tahun 2011 telah dilakukan penelitian pada 8 orang etnis Tionghoa yang berkarya pada bidang non bisnis, seperti di bidang poliltik, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan lainnya. Penelitian ini ingin melanjutkan penelitian sebelumnya, bagaimana mereka saat ini setelah 10 tahun berlalu? Apakah masih konsisten menekuni bidang yang mereka geluti atau sudah berubah. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan perspektif strukturasi Anthony Giddens dengan subyek penelitian sebagai pelaku perubahan yang berkarya dalam bidang mereka masing – masing karena merindukan Indonesia yang lebih baik. Penelitian akan dilakukan secara online berkenaan dengan situasi pendemi covid 19 pada bulan Januari 2022. Dari 8 subyek penelitian tahun 2011, maka saat ini berhasil diwawancara ulang 6 orang. Penelitian ini merekam secara longitudinal perjalanan para subyek selama 10 tahun. Ada beberapa pergeseran nilai hidup, cara pandang dan bidang kerja/ karya dibandingkan 10 tahun yang lalu. Berdasarkan Analisa strukturasi Anthony Giddens dapat dikatakan para subyek adalah agensi (pelaku sadar) yang memiliki motivasi internal, kesadaran diskursif dan kesadaran praksis dalam berkarya membuat perubahan di lingkungan mereka. Para subyek (agensi) secara umum tetap konsistensi terhadap nilai – nilai yang diperjuangkan dan idealisme mereka, Harapan terhadap diri sendiri secara umum ada perubahan sedangkan harapan untuk Indonesia yang lebih baik tetap sama.
Article Details
References
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: Grafindo Persana.
Chang, Y. H (2012). Identitas Tionghoa Pasca Soeharto – Budaya, Politik dan Media, Jakarta: LP3ES.
Dawis, A. (2010). Orang Indonesia Tionghoa mencari Identitas (Maria Elvire Sundah, penerj). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (Karya asli diterbitkan tahun 2009).
Giddens, Anthony. (1984). Penerjemah Maufur & Daryanto. 2016. Teori Strukturasi; Dasar – Dasar Pembentukan Struktur – Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nirzalin. (2013). Mendamaikan Aktor dan Struktur dalam Analisis Sosial Perspektif Teori Strukturasi Anthony Giddens. Jurnal Sosiologi Universitas Syiah Kuala, 3 (3), 15 – 23.
Suparlan (2001). Kesukubangsaan dan posisi orang Cina dalam masyarakat majemuk Indonesia. Jurnal Antropologi Indonesia vol 23 no 58, hlm 13- 20.
Suryadinata, L. (2003). Etnik Tionghoa, pribumi Indonesia dan kemajemukan: Peran negara, sejarah dan budaya dalam hubungan antaretnis. Jurnal Antropologi Universitas Indonesia
Wibowo, I dan Thung J.L (2010). Setelah Air Mata Kering – Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa Mei 1998. Jakarta: Kompas Penerbit Buku.