GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PERUSAHAAN STARTUP
Main Article Content
Abstract
Startup companies established in Indonesia are showing significant growth in numbers. This of course is a positive indication for economic and business growth. However, startup companies face many challenges, especially to compete with similar companies that are more established and have been around for a long time. Therefore startup companies must be able to boost their performance so they don't fail. Employees as company assets play a very important role. In order for employee performance to increase, companies need to pay attention to a positive work atmosphere, which is known as work engagement (WE). WE is a positive and satisfying psychological state related to work that is characterized by vigor, dedication, and absorption. This study aims to get an overview of work engagement among startup employees using a quantitative approach. Participant data was collected through the Utrecht Work Engagement Scale questionnaire which consisted of 9 items(UWES-9), consisting of 3 items on the vigor dimension, 3 items on the dedication dimension, and 3 items on the absorption dimension. The number of participants in this study were 367 startup employees aged 18-58 years. Data analyzed by using an independent sample t-test and one way ANOVA. The results showed that startup employees had high work engagement (M=4.16), and scored high on all dimensions, vigor (M=4.13), dedication (M=4.31), and absorption (M= 4.03). This shows that most startup employees have high work engagement. With that, they have an impact on the success of the company.
Perusahaan startup yang didirikan di Indonesia menunjukkan pertumbuhan jumlah yang signifikan. Hal ini tentu saja merupakan indikasi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan bisnis. Namun perusahaan startup menghadapi banyak tantangan, terutama untuk bersaing dengan perusahaan sejenis yang sudah lebih mapan dan lebih lama berdiri. Oleh karena itu perusahaan startup haruslah dapat menggenjot kinerjanya agar tidak gagal. Karyawan sebagai aset perusahaan memegang peranan yang sangat penting. Agar kinerja karyawan meningkat, perusahaan perlu memperhatikan atmosfir kerja yang positif, yang dikenal sebagai work engagement (WE). WE adalah keadaan psikologis yang baik dan memuaskan terkait dengan pekerjaan yang dicirikan dengan vigor, dedication, dan absorption. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran work engagement pada karyawan startup dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data partisipan dikumpul melalui kuesioner Utrecht Work Engagement Scale yang terdiri dari 9 butir (UWES-9), terdiri dari: (a) 3 butir pertanyaan pada dimensi vigor; (b) 3 butir pertanyaan pada dimensi dedication; dan (c) 3 butir pertanyaan pada dimensi absorption. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 367 karyawan startup yang berusia 18 - 58 tahun. Data dianalisis menggunakan independent sample t-test dan one way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan startup memiliki keterikatan kerja yang tinggi (M = 4,16), dan memiliki skor yang tinggi pada semua dimensinya, vigor (M= 4,13), dedication (M= 4,31), dan absorption (M= 4,03). Hal tersebut menunjukkan sebagian besar karyawan startup memiliki keterikatan kerja yang tinggi. Dengan itu, mereka memiliki dampak pada keberhasilan perusahaan.
Article Details
References
Andrade, C. (2020). The inconvenient truth about convenience and purposive samples. Indian Journal of Psychological Medicine, 43(1), 86–88. doi:10.1177/0253717620977000
Adieb, M. (2021, March 21). Budaya kerja startup: Ini dia 6 yang perlu kamu ketahui. Glints. https://glints.com/id/lowongan/budaya-kerja-startup/#.Y5cGoXZBy5f
Bakker, A. B. (2017). Strategic and proactive approaches to work engagement. Organizational Dynamics, 46(2), 67–75. https://doi.org/10.1016/j.orgdyn.2017.04.002
Herman. (2022, April 2). Indonesia Punya 2.100 Startup, Baparekraf Yakin Jumlahnya Terus Bertambah. BeritaSatu. https://www.beritasatu.com/ekonomi/911051/indonesia-punya-2100-startup-baparekraf-yakin-jumlahnya-terus-bertambah
Pasya, D. J. (2018). Analisis motivasi, kompensasi dan status kerja terhadap keterikatan kerja karyawan studi pada PT. Karya canggih mandiri utama. Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen: Jurnal Ilmiah Multi Science, 9(2), 67-75.
Pri, R., & Zamralita (2017). Gambaran work engagement pada karyawan di PT EG (manufacturing industry). Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 1(2). https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v1i2.981
Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Salanova, M. (2006). The measurement of work engagement with a short questionnaire: A cross-national study. Educational and psychological measurement, 66(4), 701-716. doi:10.1177/0013164405282471
Schaufeli, W. (2021). Engaging Leadership: How to promote work engagement? Frontiers in Psychology, 12(October), 1–10. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.754556
Stratton, S. J. (2021). Population research: Convenience sampling strategies. Prehospital and Disaster Medicine, 36(4), 373-374. https://doi.org/10.1017/S1049023X21000649
Soares, M. E., & Mosquera, P. (2019). Fostering work engagement: The role of the psychological contract. Journal of Business Research, 101(June 2018), 469–476. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.01.003
Zamralita, Z. (2017). Gambaran keterikatan kerja pada dosen-tetap ditinjau dari karakteristik personal. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 1(1), 338-345.