Pengetahuan akne vulgaris di SMAN 2 Karanganyar pra dan pasca penyuluhan menggunakan video edukasi

Isi Artikel Utama

Alfia Nur Cahyanti
Irene Dorthy Santoso

Abstrak

Akne vulgaris merupakan kondisi peradangan jangka panjang unit pilosebasea kulit. Penyebabnya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetika, etnis, ras, pola makan, iklim, lingkungan, jenis kulit, kebersihan, penggunaan kosmetik, stres psikologis, infeksi, dan pekerjaan. Area terjadinya akne vulgaris meliputi wajah, leher, dada, bahu, dan punggung. Sekitar 75% remaja di seluruh dunia diyakini pernah mengalami akne vulgaris, sedangkan hampir 80% populasi global pernah mengalami akne vulgaris. Prevalensi akne vulgaris pada masa remaja berkisar antara 47% hingga 90%. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak remaja di SMAN 2 Karanganyar terhadap akne vulgaris dengan metode penyuluhan menggunakan video edukasi. Jenis studi yang dilakukan ialah studi kuantitatif dengan desain pra – eksperimental one group pre – test dan post – test pada bulan Januari – Februari 2024. Teknik total sampling digunakan dalam pengambilan 176 responden. Variabel pengetahuan  sebelum dan sesudah video edukasi diperoleh melalui kuesioner. Data variabel kemudian dianalisis melalui uji Wilcoxon. Temuan penelitian menunjukan 14 (7,95%) responden berpengetahuan baik, 97 (55.11%) responden berpengetahuan cukup, dan 65 (36,93%) responden berpengetahuan kurang sebelum diberikan penyuluhan. Setelah diberikan penyuluhan, menjadi 120 (68,18%) tresponden berpengetahuan baik, 45 (25,56%) responden berpengetahuan cukup, dan 11 (6,25%) responden berpengetahuan kurang. Hasil studi menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam pengetahuan mengenai akne vulgaris sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan melalui video edukasi (p – value = 0,000), dengan nilai perbedaan rerata senilai 22,44. Penyuluhan ini memeperlihatkan pendekatan penyuluhan dengan menggunakan video edukasi dapat meningkatkan pengetahuan responden.

Rincian Artikel

Bagian
Artikel Asli

Referensi

1. Teresa A. Akne vulgaris dewasa: Etiologi, patogenesis dan tatalaksana terkini. Jurnal Jedokteran Universitas Palangka Raya. 2020;8(1):952-64.

2. Lynn DD, Umari T, Dunnick CA, Dellavalle RP. The epidemiology of acne vulgaris in late adolescence. Adolesc Health Med Ther. 2016; 7:13-25.

3. Khoirunnisa S, Intiyati A, Hatijah N. The relationship between carbohydrate and saturated fat intake with Acne vulgaris in grade 3 female students at Department of Nutrition Poltekkes Kemenkes Surabaya. Journal of Nutrition Explorations. 2023;1(1):29-39.

4. Cong TX, Hao D, Wen X, Li XH, He G, Jiang X. From pathogenesis of acne vulgaris to anti acne agents. Archives of Dermatological Research. 2019;311:337-49.

5. Murlistyarini S. Akne vulgaris. Malang: Universitas Brawijaya Press; 2019:3-19.

6. Siregar EDU, Ramona F, Dewi ML. Hubungan antara kelaianan siklus menstruasi dengan kejadian akne vulgaris pada santriwati SMA Islam Terpadu Nur Hidayah Kartasura. Biomedika. 2016;8(2):20-5.

7. Eyuboglu M, Klay I, Eyuboglu D. Evaluation of adolescents doagnosed with acne vulgaris for quality of life and psychosocial challenges. Indian Journal of Dermatology. 2018;63(2): 131-5.

8. Afriyanti RN. Akne vulgaris pada remaja. Jurnal Majority. 2015;4(5):103-8.

9. Anwar AI, Agusni I, Massi MN, Yusuf I. The immunogenetic analysis of acne vulgaris. Science Journal of Clinical Medicine. 2013;2(2):58-63.

10. Silviani I, Kurniasari R. Pengaruh penyuluhan menggunakan media booklet dan video animasi tentang sayur dan buah terhadap pengetahuan remaja SMP IT Bina Insani. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat. 2022;6(2);99-105.