Hubungan penggunaan kosmetik bedak padat terhadap kejadian akne vulgaris pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Isi Artikel Utama
Abstrak
Akne Vulgaris merupakan penyakit kulit yang sering terjadi di kalangan dewasa muda. Kejadian tertinggi akne vulgaris dijumpai pada usia 17-21 tahun. Faktor penyebabnya dapat dikarenakan penggunaan kosmetik seperti bedak padat. Kosmetik jenis bedak padat yang bersifat bahan komedogenik dan aknegenik akan memicu terjadinya komedo dan menyebabkan akne vulgaris. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan kosmetik bedak padat dan hubungannya terhadap kejadian akne vulgaris pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Metode yang digunakan pada studi ini adalah analitik dengan desain potong lintang dengan pengisian kuesioner dan diagnosis akne vulgaris diklarifikasi oleh dokter spesialis kulit kelamin (Sp. KK). Sampel diambil secara purposive non-probability sampling, kemudian dianalisa menggunakan uji chi-square. Studi ini didapatkan sebanyak 80 responden dengan pengguna bedak padat yang menderita akne vulgaris sebesar 46 (57,50%) dengan frekuensi penggunaan bedak padat terbanyak kurang dari 3 kali sehari dan mayoritas durasi penggunaan 5-6 jam. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,057 yang menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara penggunaan bedak padat terhadap kejadian akne vulgaris.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan artikelnya di Tarumanagara Medical Journal (TMJ) setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan bekerja secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepengarangan dari karya asli dan publikasi dalam jurnal ini.
- Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif jurnal versi pekerjaan yang dipublikasikan (misalnya, memposting ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Setiap teks yang dikirim harus disertai dengan "Perjanjian Transfer Hak Cipta" yang dapat diunduh melalui tautan berikut: Unduh
Referensi
Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al. Fitzpatrick's. Dermatology. 9th edition (Vol. 1). USA: Mc Graw-Hill Education; 2019.
Kabau S. Hubungan Antara Pemakaian Jenis Kosmetik Dengan Kejadian Akne Vulgaris [skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2012.
Wasitaatmadja SM. AKNE. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2018.
Tan JKL, Bhate K. A global perspective on the epidemiology of acne. Br J Dermatol. 2015;172 Suppl 1:3-12.
Tahir CM. Pathogenesis of acne vulgaris: simplified. Journal of Pakistan Association of Dermatologists. 2010;20(2):93-7.
Octavia KY, Tansil S. Perbandingan penggunaan Serum Chiaprotec 4% dan Serum Cutipure 10% dalam mengurangi tanda-tanda inflamasi kulit berjerawat. Tarumanagara Med J. 2020;2(2):381-9.
Yueng ZM, Indramaya DM, Mustika A. Relationship between Diet, Cosmetics and Degree of Acne Vulgaris in Dermatovenereology Outpatients at Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya. Althea Med J. 2018;5(4):161-7.
Muliyawan D, Suriana N. A-Z tentang kosmetik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2013.
Putri VT, Walujo A, Fathya NA. Hubungan Antara Penggunaan Bedak Padat dan Tabur Dengan Angka Kejadian Akne Vulgaris di Griya Geulis RS Dustira Cimahi Periode November 2018 – Januari 2019; 2019; 1-14.
Tranggono RI, Latifah F. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2007.
Kurniasari I. Pengaruh Country Image dan Beauty Vlogger Review Terhadap Purchase Intention Konsumen Kosmetik Korea [skripsi]. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2017.
Murlistyarini S. Akne Vulgaris. Malang: UB Press; 2019.
Sa'adah H, Abdassah M, Chaerunisa AY. Aplikasi Kaolin Dalam Farmasi dan Kosmetik. Jurnal Farmasi Indonesia. 2019; 16(2):334-46.
Gonçalves G, Amado JM, Matos ME, Massa A. The prevalence of acne among a group of Portuguese medical students. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2012;26(4):514-7.
Rajegowda HM, Suman BS, Madegowda SKB, Kalegowda D, Rajendra BSS. A clinicoepidemiological study of adult acne among females: Is it surpassing the adolescent acne?. Clinical Dermatology Review. 2021;5(1):71-7.
Khansa AL, Budiastuti A, Widodo A. Hubungan Antara Penggunaan Bedak Padat Dengan Derajat Keparahan Akne Vulgaris. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 2019; 8(2):606-12.
Utary M. Hubungan Kebersihan Wajah Dan Jenis Kosmetik Dengan Kejadian Akne Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas [skripsi]. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2016.
Youn SW. Sebum Secretion, Skin Type, and pH. In: Pathogenesis and Treatment of Acne and Rosacea. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. 2013; pp. 299-303.
Munawar S, Afzal M, Aftab M, Rizvi F, Chaudry MA. ‘Precipitating Factors of Acne Vulgaris in Females’. Ann. Pak. Inst. Med. Sci. 2009;5(2):104-7.