STRATEGI PENGELOLAAN MAHAKA SQUARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN OCCUPANCY RATE DAN JUMLAH PENGUNJUNG

Main Article Content

Andrian Wijaya Putra
Suryono Herlambang

Abstract

Property developments in Jakarta are increasing every year, one of which is a mall or shopping center located in many locations in Jakarta and is the most common destination for family recreation. The existence of a shopping center or mall is expected to help increase the economic cycle and help increase the number of jobs in Jakarta. The high level of growth Shopping centers in Jakarta cause there are many shopping centers that are not able to compete with other shopping centers. This is what makes shopping centers in Jakarta become quiet and experience a decline in occupancy rates. Mahaka Square is one of the shopping centers that experienced this, located in Kelapa Gading with an area of 2.6 ha with international standard sports arenas and hotels, so that shopping centers need to be regenerated by following the trend of sports and healthy lifestyles in young generation  in order to compete with competitors. Through this study a study was conducted on the management strategy of Mahaka Square to determine the physical condition of existing Mahaka Square buildings and the potential of Mahaka Square in competing in the market in order to increase occupancy rates and number of visitors. The analysis carried out was location analysis, building analysis, market analysis, visitor preference analysis, and tenant mix analysis. The tools used in this study are cartesian diagrams and qualitative descriptive. The results of this study are to find out whether mahaka square needs to be physically changed in terms of buildings and tenants that should be included in Mahaka Square in order to increase occupancy rates and number of visitors.

 

Abstrak

Perkembangan property di Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya, salah satunya adalah Mall atau pusat perbelanjaan yang berdiri di banyak lokasi di Jakarta dan merupakan destinasi paling umum untuk dijadikan tempat rekreasi untuk keluarga. Adanya pusat perbelanjaan atau mall tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan siklus perekonomian dan membantu menambah jumlah lapangan pekerjaan di Jakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan Pusat perbelanjaan di ibukota menyebabkan ada banyak pusat perbelanjaan yang tidak mampu bersaing dengan pusat perbelanjaan lainnya. Hal ini yang membuat pusat- pusat perbelanjaan di Jakarta menjadi sepi pengunjung dan mengalami penurunan occupancy rate. Mahaka Square merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang mengalami hal tersebut yang berlokasi di Kelapa Gading dengan area seluas 2,6 ha dengan Arena olahraga berstandar internasional dan hotel, sehingga perlu dilakukan regenerasi pusat perbelanjaan dengan cara mengikuti trend aktivitas olahraga dan gaya hidup sehat anak usia muda produktif agar dapat bersaing dengan kompetitor. Melalui penelitian ini dilakukan studi mengenai Strategi pengelolaan Mahaka Square untuk mengetahui kondisi fisik bangunan eksisting Mahaka Square serta potensi Mahaka square dalam bersaing di pasar agar dapat meningkatkan occupancy rate dan jumlah pengunjung. Analisis yang dilakukan adalah analisis lokasi, analisis bangunan, analisis pasar, analisis preferensi pengunjung, dan analisis tenant mix. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah diagram kartesius dan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui apakah mahaka square perlu dilakukan perubahan fisik dari segi bangunan serta tenant –tenant yang seharusnya dimasukkan ke dalam Mahaka Square agar dapat meningkatkan occupancy rate dan jumlah pengunjung.

Article Details

Section
Articles

References

Baker. (1975). Definisi Pemasaran Menurut Para Ahli. Marketing (Pemasaran).

Bruwer, J. (1997). Solving the ideal tenant mix puzzle for a proposed shopping centre: a practical research methodology: Property Management, v. 15, p. 160-172.

Greenspan, J. (1987). Solving the tenant mix puzzle in your shopping center: Journal of Property Management, p. 27-31.

ICSC (1999). Shopping Center Management, International Council of Shopping Centers Publications Department, New York.

James F.J. (1982), Economic Impacts of Private Reinvestment in Older Regional ShC, Growth & Change,Vol.16, No.3, pp.11-24;

Kirkup,M.H.,and Rafiq, M. (1994). Managing Tenant Mix in New Shopping Centres: International Journal of Retail & Distribution Management, v. 22, p. 29-37.

Kotler. (2000). Definisi Pemasaran Menurut Para Ahli. Marketing (Pemasaran).

Lowry J.R. (1997). The Life Cycle of Shopping Centers, Business Horizons, January-February pp.77-86.

Wong K.C., Norman G. (1994). The Optimal Time of Renovating a Mall, The Journal of Real Estate Research,Winter, pp.33-47.

Zentes J., Swoboda B. (1998). Handelsmonitor I 98, Trends&Visionen: Wo wird im Jahre 2005 Handelgemach, Deutscher Fachverlag, Frankfurt am Main.