REVITALISASI TAPAK EX-KANTOR BORSUMIJ MEDAN MENJADI FASILITAS PENDUKUNG UMKM DENGAN METODE ARSITEKTUR SIMBIOSIS

Main Article Content

Felicia Jovan
Agustinus Sutanto

Abstract

Globalization and developments over time create changes in all aspects including buildings and architecture, especially changes and developments in urbanization and cities, population growth which creates urban architecture that is oriented towards more efficient land use by prioritizing products or brands rather than places or people, technological developments as well. supports large-scale development in a shorter time with 'standards', does not reflect or respond to surrounding conditions, creates buildings that make up a city that have the same shape, nature and characteristics of most developing cities both in Indonesia and abroad. world, eliminating the uniqueness and characteristics of the region. This research will discuss one of the abandoned buildings in Medan which has been abandoned for around 50 years, a Dutch heritage building with a Dutch colonial architectural style which is a combination of classical architectural style, with more modern geometry. The method that will be used in this research is regional analysis which also consists of collecting the development and history of the area using the Revitalization with Symbiotic Architecture design method, to create space from abandoned buildings into something useful for the surrounding community that connects the past, present and future. front. The results of the research are the construction of buildings with facilities to support MSME activities, identifying locations in trade zones to support MSME actors, support local brands and support regional economic development


Keywords:  Neglected; Revitalization; symbiosis


Abstrak


Globalisasi dan perkembangan zaman menciptakan perubahan dalam segala aspek termasuk bangunan dan arsitektur, terutama perubahan dan perkembangan urbanisasi dan perkotaan, pertumbuhan populasi yang menciptakan arsitektur perkotaan yang berorientasi pada pemanfaatan lahan yang lebih efisien dengan mementingkan tentang produk atau brand daripada tentang place atau person perkembangan teknologi juga mendukung pembangunan berskala besar dalam waktu yang lebih singkat dengan “standar”, tidak mencerminkan ataupun merespon terhadap keadaan sekitar, menciptakan bangunan-bangunan yang membentuk sebuah kota memiliki bentuk, sifat, dan karakteristik  yang sama pada sebagian besar kota yang berkembang baik di Indonesia maupun di dunia, menghilangkan keunikan dan karakteristik kawasan. Penelitian ini akan membahas tentang salah-satu bangunan terbengkalai di Medan yang sudah ditelantarkan sekitar 50 tahun lamanya, bangunan peninggalan Belanda dengan gaya arsitektur kolonial Belanda yang berupa perpaduan gaya arsitektur klasik, dengan geometri yang lebih modern. Metode yang akan digunakan dalam penelitian kali ini berupa analisis kawasan yang juga berupa pengumpulan perkembangan dan sejarah kawasan dengan metode perancangan Revitalisasi dengan Arsitektur Simbiosis, untuk menciptakan ruang dari bangunan yang terbengkalai menjadi sesuatu bermanfaat bagi masyarakat sekitar yang menghubungkan antara masa lalu, masa kini dan masa depan. Hasil dari penelitian berupa pembentukan bangunan dengan fasilitas untuk mendukung kegiatan UMKM mengenal lokasi yang berada pada zona perdagangan untuk mendukung pelaku UMKM, mendukung brand lokal dan mendukung perkembangan ekonomi kawasan.

Article Details

Section
Articles

References

Barbazi, N. (2013). Placeless-PLACE. 1-224.

Fu Tuan, Y. (2001). Space and Place. Minneapolis: The University of Minnesota Press.

Hafandi, E. I. (2018). Redevelopment Kawasan Permukiman Babakan CIamis Rw 03, Kota Bandung. 51-53.

Kurokawa, K. (1991). Intercultural Architecture: The Philosophy of Symbiosis. Washington, D.C: The American Institute of Architects Press.

Medan, D. K. (2024, Juli 13). Sejarah Kota Medan. Retrieved from Portal Pemko Medan: https://portal.pemkomedan.go.id/menu/selayang-pandang/sejarah-kota-medan

Morisson, A. (2018). A Typology of Places in the Knowledge Economy: . Towards the Fourth Place.

Oldenburg, R. (1999). The Great Good Place. New York: Da Capo Press.

Rajagukguk, S. M., & Rahmi, N. E. (2021). Kajian Arsitektur dan Sejarah pada Bangunan Warenhuis dan Tapak Eks Kantor Borsumij Sebagai Cagar Budaya di Kota Medan. 194-196.

Ralph, E. (2022). Place and Placelessness. Place and Placelessness, 10.

Yuwono, B., & Jossair, L. (2009). Penataan dan Revitalisasi Kawasan. Pacitan: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.