FLYING FOX TECHNOSPHERE: WISATA DAN PENANGKARAN KELELAWAR DI TAPANGO, SULAWESI BARAT

Main Article Content

Julius Julius
Alvin Hadiwono

Abstract

Humans with all the advancements in science and technology, facilitate all kinds of processes in various kinds of activities. The comfort provided has had a profound impact since the days of the industrial revolution. But with all the damage, there are also many impacts caused by this development. Environmental pollution and unpredictable climate change are global problems facing the world. Some of the main causes are pollution generated from various industries and transportation. This causes disruption of environmental ecosystems and other living things. Indonesia consists of many islands with various uniqueness in it, ranging from language, culture, and living things in it. One of the living things that are threatened with extinction due to environmental changes and the actions of liar hunters are bats. Fruit bats or Flying Fox are endemic animals to Sulawesi that have various important roles in the environment behind the bad perception of humans towards these creatures. The presence of bats in plantation and forest areas can improve fruit quality because of its role as cross-pollinating agents. This bat with the Latin name Acerodon Celebensysis is only found in the Sulawesi archipelago and lives side by side with the community and has a relationship with local culture. However, the bad perception of bats that have a bad impact on health and also the hunting of liars by the community to be used as food has caused the population to decline. An approach is needed to help this endemic animal population and also increase people's insight to get to know Kalong and rectify bad perceptions about this endemic animal of Sulawesi.

 

Keywords:  acerodon celebensys; bad perception; fruit bats; pollution; population.

 

Abstrak

Manusia dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memudahkan segala macam proses dalam berbagai macam kegiatan. Kemudahan yang diberikan ini memiliki dampak yang sangat besar sejak zaman revolusi industri. Namun dengan segala kemudahannya, banyak juga dampak negatif yang dihasilkan dari perkembangan ini hingga mengakibatkan kerusakan ekosistem yang mempengaruhi keseimbangan dalam lingkungan. Salah satu makhluk hidup yang terancam punah akibat perubahan lingkungan, dan tindakan perburuan liar adalah Kalong yang merupakan hewan endemik kepulauan Sulawesi. Untuk mengurangi dan meminimalisir tindakan manusia yang merusak alam, perlu pendekatan dalam penyampaian informasi mengenai pentingnya kehidupan sesama makhluk hidup. Metode yang digunakan adalah pendekatan persepsi yang menggunakan media spasial sebagai bentuk pennyampain informasi. Metode ini diterapkan dalam elemen-elemen pembentuk ruang untuk mencirikan kehidupan Kalong seperti material yang digunakan dalam penyusunan ruang dan tata ruang yang digunakan. Tujuan dari metode ini adalah untuk membuka pemikiran manusia dalam memandang kehidupan makhluk hidup lain serta menyampaikan informasi mengenai peranan makhluk hidup lain dalam ekosistem. Kalong sendiri dipandang oleh masyarakat sebagai hewan pembawa penyakit, sedangkan perannan dari kalong sendiri adalah membantu pelestarian kehidupan hutan. Hasil dari metode ini adalah pembentukan massa bangunan yang mengambil pola dasar pergerakan kelelawar dalam satu ruang sebagai bentuk dari massa bangunan, kemudian menggunakan material penyusun ruang dengan bahan-bahan yang berasal dari habitat kelelawar serta program wisata penangkaran yang bertujuan untuk membantu Kalong sulawesi agar tidak punah dengan cara memelihara dan mengembangbiakannya.

Article Details

Section
Articles

References

Arjunari, F., S.Si.,M.Si, D. I., & Maiser Syaputra. (2018). IDENTIFIKASI JENIS DAN KARAKTERISTIK HABITAT KELELAWAR DI GUA.

De, A. K., & De, A. K. (2009). Environment And Ecology. West Bengal: New Age International.

Devall, B. (1985). Deep Ecology. Layton, Utah 8401: Gibbs M. Smith, Inc.

Ranasaleleh, T. A., Maheswari, R. A., Sugita, P., & Manulu, W. (2013). Identifikasi Kelelawar Pemakan Buah Asal Sulawesi Berdasarkan Morfometri.

Sheherazade. (2018). Ecosystem Services of Pteropodid Bats. with Special Attention To Flying Foxes (Pteropus And Acerodon) In Sulawesi, Indonesia.

Sheherazade, Ober, H. K., & Tsang, S. M. (2018). Contributions of bats to the local economy through durian pollination in Sulawesi, Indonesia.

Sheherazade, Yasman, Pradana, D. H., & Tsang, S. M. (2017). The role of fruit bats in plant community changes in an urban forest in Indonesia.

Studio, A. (2020). Pengertian dan Organisasi Ruang dalam Arsitektur. Retrieved from Arsitur Studio: https://www.arsitur.com/2017/11/pengertian-dan-organisasi-ruang-dalam.html