Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure pada Lirik Lagu “Ku Bukan Mesin Lotremu” Karya The Jansen

Main Article Content

Muhammad Farhan
Gregorius Genep Sukendro

Abstract

This research focuses on analyzing the lyrics of the song "My Not Your Lottery Machine" by The Jansen using Ferdinand De Saussure's semiotic theory. Music serves as a medium for expressing human emotions and concerns, with lyrics conveying deep meaning and reflections on society. This research uses a qualitative descriptive method to explore the implied meaning in the lyrics. Through semiotic analysis, key components of Saussure's theory, including the relationship between signifier and signified, are examined in the context of song. The findings suggest that the lyrics express feelings of frustration and rejection of societal expectations, illustrated by repeated phrases that assert individuality. The analysis highlights how simple activities such as smoking and reading the newspaper symbolize an escape from the stresses of life. Overall, "I'm Not Your Lottery Machine" emerges as a powerful representation of resistance and personal freedom, affirming The Jansen's role not only as musicians but also as critical commentators on contemporary social issues. Their success in releasing the album "Banal Mak Binal" confirms their influence on the Indonesian music scene, combining punk aesthetics with meaningful social commentary.


Penelitian ini berfokus pada analisis lirik lagu “Ku Bukan Mesin Lotremu” karya The Jansen dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure. Musik berfungsi sebagai media untuk mengekspresikan emosi dan keprihatinan manusia, dengan lirik yang menghadirkan makna mendalam sekaligus refleksi sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengeksplorasi makna-makna tersirat dalam lirik. Melalui analisis semiotik, komponen utama teori Saussure, termasuk hubungan antara penanda dan petanda, dikaji dalam konteks lagu ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lirik lagu tersebut merepresentasikan perasaan frustrasi dan penolakan terhadap ekspektasi masyarakat, yang digambarkan melalui frasa berulang sebagai penegasan individualitas. Analisis juga menyoroti bagaimana aktivitas sederhana seperti merokok dan membaca koran menjadi simbol pelarian dari tekanan hidup. Secara keseluruhan, “Ku Bukan Mesin Lotremu” tampil sebagai representasi perlawanan dan kebebasan pribadi yang kuat, sekaligus menegaskan peran The Jansen tidak hanya sebagai musisi, tetapi juga sebagai komentator kritis terhadap isu-isu sosial kontemporer. Kesuksesan mereka dalam merilis album “Banal Semakin Binal” semakin memperkuat pengaruh The Jansen di kancah musik Indonesia dengan memadukan estetika punk dan komentar sosial yang bermakna.

Article Details

Section
Articles

References

Creswell, J. W. (2018). Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods Approaches.

Harnia, N. T. (2021). Analisis Semiotika Makna Cinta Pada Lirik Lagu “Tak Sekedar Cinta” Karya Dnanda. Jurnal Metamorfosa, 9(2), 224.

Lubikrea Arsegi Cahya, S., & Genep Sukendro, G. (2022). Serafina Iubikrea Arsegi Cahya, Gregorius Genep Sukendro: Musik Sebagai Media Komunikasi Musik Sebagai Media Komunikasi Ekspresi Cinta (Analisis Semiotika Lirik Lagu “Rumah Ke Rumah” Karya Hindia).

Pike Pirnanda, R. (2023). Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Lirik Lagu “Aisyah Istri Rasulullah” Syakir Daulay. COMMUNICATIONS, 5(1), 280–300. Https://Doi.Org/Communications5.1.1

Regi Trinanda, E., & Abidin, S. (2019). Analisis Semiotika Dari Lirik Lagu Esok Kan Bahagia Yang Dipopulerkan Oleh Group Band D’masiv.

Sabawana, B., Dayu, A., & Syadli, M. R. (2023). Memahami Konsep Semiotika Ferdinand De Saussure Dalam Komunikasi. Http://Ojs.Uninus.Ac.Id/Index.Php/LANTERA/Index

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

Yudha Erlangga, C., & Widi Utomo, I. (2021). Konstruksi Nilai Romantisme Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu “Melukis Senja”). In JULI (Vol. 4, Issue 2).