Standar Kecantikan dalam Film Imperfect: Sebuah Pendekatan Semiotika
Main Article Content
Abstract
This research aims to analyze the representation of beauty standards in the film Imperfect through Roland Barthes semiotic approach. The background to this research focuses on how beauty standards prevailing in society are often influenced by the media, including films, which can shape individual perceptions and expectations regarding physical appearance. The film Imperfect depicts the main character's journey in facing social pressure regarding physical appearance. Using the concepts of denotation and connotation, this analysis identifies how visual and narrative elements shape meanings of beauty that are often unrealistic. Barthes emphasized that signs in films not only represent physical beauty, but also create myths that influence people's perceptions. The results of the analysis show that this film functions as a critique of rigid beauty standards, as well as highlighting the importance of self-acceptance and diversity. Through complex representation, Imperfect invites the audience to reflect on the beauty values that exist in society, while simultaneously challenging the norms that often oppress individuals, especially women. This research provides new insights into the relationship between media, culture, and identity construction. It is hoped that the results of this research will provide a deeper understanding of the influence of media on perceptions of beauty and how the film Imperfect reflects and criticizes beauty standards that apply in society, especially in the context of career, love and social pressure related to physical appearance.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi standar kecantikan dalam film Imperfect melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Fokus kajian penelitian ini berfokus pada bagaimana standar kecantikan yang berlaku di masyarakat sering kali dipengaruhi oleh media, termasuk film, yang dapat membentuk persepsi dan harapan individu terhadap penampilan fisik. Film Imperfect menggambarkan perjalanan karakter utama dalam menghadapi tekanan sosial terkait penampilan fisik. Dengan menggunakan konsep denotasi dan konotasi dalam semiotika Roland Barthes, analisis ini mengidentifikasi bagaimana elemen visual dan naratif membentuk makna kecantikan yang sering kali tidak realistis dengan menggunakan metode penelitian semiotika. Barthes menekankan bahwa tanda-tanda dalam film tidak hanya merepresentasikan kecantikan secara fisik, tetapi juga menciptakan mitos yang memengaruhi persepsi masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa film ini berfungsi sebagai kritik terhadap standar kecantikan yang kaku, serta menyoroti pentingnya penerimaan diri dan keberagaman. Melalui representasi yang kompleks, Imperfect mengajak penonton untuk merefleksikan nilai-nilai kecantikan yang ada dalam masyarakat, sekaligus menantang norma-norma yang sering kali menekan individu, terutama perempuan. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang hubungan antara media, budaya, dan konstruksi identitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai pengaruh media terhadap persepsi kecantikan serta bagaimana film Imperfect merefleksikan dan mengkritisi standar kecantikan yang berlaku di masyarakat, khususnya dalam konteks karier, cinta, dan tekanan sosial terkait penampilan fisik.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Prologia Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
Afifah, N. B., & Anjar, A. Y. (2023). Kecantikan Sebagai Ideal Self Perempuan.
Ariani, M. (2015). Representasi Kecantikan Wanita Dalam Film “200 Pounds Beauty” Karya Kim Young Hwa. 3(4), 320–332.
Asri, R., Al, U., Indonesia, A., Masjid, K., Al Azhar, A., & Baru, K. (2020a). Membaca Film Sebagai Sebuah Teks: Analisis Isi Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (Nkcthi).” In Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial (Vol. 1, Issue 2).
Fadila, R. (2017). Representasi Perjuangan Perempuan Dalam Film “Mona Lisa Smile” (Studi Analisis Semiotika).
Huda & Nafsika, 2023 (2023). Film Sebagai Media Dalam Mengubah Cara Pandang Manusia Dalam Prinsip Kemanusiaan.
Hummaira, Z. N. (2024). Hirarki Pengaruh Iklan Produk Kecantikan Pada Media Massa Televisi Terhadap Khalayak.
Maulina, D. P. (2018). Perilaku Mempercantik Diri Dikalangan Mahasiswi Melalui Natasha Skin Clinic Center Di Padang. Jurnal E-Skripsi Universitas Andalas, 1.
Mellicia, & Utami, L. S. S. (2022). Pengaruh Penyebaran Isu Standar Kecantikan Korea Selatan Melalui Media Social Terhadap Perilaku Pengemar K-Pop.
Sebayang, C. M. (2017). Analisis Semiotika Representasi Kecantikan Pada Iklan Pantene Total Damage Care 10 Versi Raline Shah Di Media Televisi.
Sobur, A. (2015). Analisis Teks Media. Pt. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Cv Alfabeta.
Undiana, N. N., Sarbeni, I., Ardiansyah, A., & Razan, A. P. (2020). Komunikasi Massa Pada Kerja Kuratorial Festival Film Sineas Mahasiswa 2020 Di Bandung. 2, 15–29.
Yunita, B., & Erawan, E. (2019). Representasi Kecantikan Dalam Iklan Wrp On The Go Untuk Membentuk Citra Perempuan Cantik. 7(4), 89–102.