Penerapan Konsep Green Architecture Pada Desain Interior RA Suites Simatupang Jakarta

Main Article Content

Adi Ismanto
Adelia Agistin
Kris Wardhana

Abstract

Keterbatasan lahan untuk fasilitas hunian dan akomodasi merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam era globalisasi saat ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah menciptakan fasilitas bangunan bertingkat dan berfungsi ganda sebagai hunian dan fasilitas akomodasi yang biasa disebut dengan istilah kondotel atau kondominium dan hotel. Selain itu, pembangunan sebuah fasilitas bangunan bertingkat juga harus mempertimbangkan isu desain yang keberlanjutan. Konsep Green Architecture merupakan suatu metode perencanaan arsitektur berkelanjutan yang mencoba meminimalisir berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari hunian terhadap manusia dan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perancangan interior dengan penerapan konsep Green Architecture dengan studi kasus fasilitas publik kondotel Ra Suites Simatupang di Jakarta. Proses perancangan terdiri dari dua tahapan yaitu analisis dan sintesis. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memecahkan permasalahan citra, tema dan gaya desain yang digunakan dari kriteria data yang sudah dikumpulkan, dilanjutkan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk mendapatkan pedoman besaran ruang, standar utilitas dan pengondisisan ruang sesuai dengan konsep Green Architecture. Hasil konsep Green Architecture pada desain interior Ra Suites Simatupang Jakarta dengan tema desain Urbanic Hidden Garden memberikan solusi kesehatan dan kenyamanan pengguna dengan menciptakan penghawaan yang baik serta pencahayaan yang optimal dari bukaan arsitektur bangunan sesuai dengan standar utilitas perhotelan. Selain itu penerapan konsep Green Architecture juga dapat menunjang kebutuhan pengguna dari segi layout, furniture maupun fasilitas lainnya dengan penggunaan material yang ramah lingkungan serta teknologi energi terbarukan dengan menggunakan alat photovoltaic panel untuk dapat mendistribusikan udara bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

Article Details

Section
Articles

References

Halliday, S. (2008). Sustainable Construction. Burlington, USA: Butter worth Heinemann.

Ismanto, A., & Indrawan, H. (2020, December). The Implementation of Javanese Culture With Urban Style Design in the Interior Lobby of Alila Solo Hotel. In The 2nd Tarumanagara International Conference on the Applications of Social Sciences and Humanities (TICASH 2020) (pp. 253-258). Atlantis Press.

Jafari, M. J., Khajevandi, A. A., Mousavi Najarkola, S. A., Yekaninejad, M. S., Pourhoseingholi, M. A., Omidi, L., & Kalantary, S. (2015). Association of Sick Building Syndrome with Indoor Air Parameters. Tanaffos, 14(1), 55–62.

Karlina, P. M., Maharani, R., & Utari, D. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Sick Building Syndrome (SBS). Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 13(1), 46-55.

Kilmer, R., & Kilmer, W. O. (2014). Designing Interiors. John Wiley & Sons.

Kubba, S. (2012). Handbook of green building design and construction: LEED, BREEAM, and Green Globes. Waltham: Butterworth-Heinemann.

Studio, A. (2020). Pengertian Green Architecture, Prinsip dan Contohnya.

Sugiyono. (2016). Karakteristik Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Alfabet.

Scofield, J. (2013). Efficacy of LEED certification in reducing energy consumption and. Energy and Buildings 67, 517-524.

Sudarwani, M. (2012). Penerapan Green Architecture dan Green Building sebagai upaya pencapaian Sustainable Architecture. Dinamika Sains.

https://jakarta.bps.go.id/indicator/16/235/1/persentase-tingkat-penghunian-kamar-hotel-menurut-jenis-hotel-bulan.html

https://www.haloindonesia.co.id/ra-suites-condotel-bintang-5-pertama-di-area-tb-simatupang/