Evaluasi Perancangan Pencahayaan Pada Ruang Low stimulus dan High stimulus Untuk Mengakomodasi Kegiatan Belajar Individu Autisme Di Sekolah Mandiga, Jakarta

Main Article Content

Ari Ani Mandala
Vanessa Yudhsitantra

Abstract

Bagi individu autisme yang memiliki kecenderungan sebagai visual learner, perancangan pencahayaan khusus diperlukan untuk mengatasi gangguan sensori dan sebagai media untuk berkomunikasi serta mengenal dunia sekitarnya. Namun informasi perancangan khusus bagi individu autisme masih terbatas karena minimnya pengetahuan dan kompleksitas kebutuhan individu autisme. Sekolah Mandiga di Jakarta merupakan sekolah dan tempat terapi khusus bagi individu dengan spektrum autistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kebutuhan pencahayaan bagi individu autisme dan mengevaluasi perancangan pencahayaan pada Sekolah Mandiga dalam mendukung kegiatan belajar individu autisme berdasarkan kategori perancangan ruang high stimulus dan low stimulus. Pengukuran data kuantitatif iluminasi dan luminansi diambil menggunakan simulasi DiaLux Evo serta data kualitatif menggunakan kuesioner persepsi pengguna ruang. Pada Sekolah Mandiga, terdapat perbedaan dalam desain ruang dan pencahayaan pada ruang-ruang dengan aktivitas stimulus rendah dan tinggi. Penggunaan warna elemen pelingkup dan pengisi ruang, jenis sumber cahaya, dan desain bukaan menentukan stimulasi visual dan menampilkan kesan ruang yang berdampak pada perilaku pengguna ruang. Perancangan cahaya berhasil memberi efek menenangkan dan fokus pada ruang-ruang kelas individu, namun kurang menarik dan kurang membangkitkan semangat pada ruang-ruang dengan aktivitas stimulus tinggi. Secara keseluruhan, kenyamanan visual ruang-ruang di Sekolah Mandiga dipersepsikan cukup baik karena dinilai dapat mereduksi distraksi visual, cukup terang, jelas, terasa luas, dan aman.

Kata kunci: pencahayaan, individu autisme, ruang high stimulus, ruang low stimulus, Sekolah Mandiga Jakarta

Article Details

Section
Articles

References

Egan, D., & Olgyay, V. (2001). Architectural Lighting. McGraw-Hill Science. Ginanjar, A.S. (2007). Memahami Spektrum Autistik Secara Holistik. Makara Sosial Humaniora, 11(2), hlm. 90-91. Available at: http://hubsasia.ui.ac.id/old/index.php/hubsasia/article/view/121/90 [20 Agustus 2019]

Gunawan, G (2019). Pengaruh Sirip Penangkal Sinar Matahari Terhadap Pencahayaan Alami Ruang Kelas BPK Penabur Summarecon Bekasi. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.

Janviere, J. (2009). Understanding Color. Available at: https://www.slideshare.net/JenniferJanviere/understanding-color-1974960?from_action=save [diakses 10 November 2019]

Lechner, N. (2015). Heating, Cooling, Lighting: Sustainable Design Methods for Architects (4th ed). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Long, E. A. (2010). Classroom Lighting Design for Students with Autism Spectrum Disorders.

Mandala, A., & Sheila, V. (2018). Kontribusi Pencahayaan Buatan terhadap Kualitas Visual Bangunan pada Malam Hari. RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal Of The Built Environment), 5(1), 25–36.

Mirrahimi, S., Nik Ibrahim, N. dan Surat, M. (2013). Estimation Daylight to Find Simple Formulate Based on the Ratio of Window Area to Floor Area Rule of Thumb for Classroom in Malaysia. Malaysia: Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology,6(5).

Mostafa, M (2008). An An Architecture for Autism: Concepts of Design Intervention for the Autistic User. Archnet-IJAR : International Journal of

Mustofa, M (2014). Architecture for Autism: Autism ASPECTSS in School Design. International Journal of Architectural Research: ArchNET-IJAR, 8(1), hlm. 146-148

Ru, T., de Kort, Y. A. W., Smolders, K. C. H. J., Chen, Q., & Zhou, G. (2019). Non-image forming effects of illuminance and correlated color temperature of office light on alertness, mood, and performance across cognitive domains. Building and Environment, 149, 253–263.

Russell, J. (1980): A Circumplex Model of Affect, Journal of Personality and Social Psychology, 39, 1161–1178.

Septia. D, Mauliani. L & Anisa. (2017). Pengaruh Perilaku Penyandang Autis Terhadap Desain Ruang Dalam. Studi Kasus: Bangunan Pendidikan. Jurnal Arsitektur Purwarupa, 1(2).

Smolders, K. C. H. J., & de Kort, Y. A. W. (2014). Bright light and mental fatigue: Effects on alertness, vitality, performance and physiological arousal. Journal of Environmental Psychology, 39, 77–91.

Sutanto, E. B. H. (2017). Prinsip-prinsip Pencahayaan Buatan dalam Arsitektur. Daerah Istimewa Yogyakarta: PT Kanisius.

Yates, M. (2016). Building Better Schools: A New Model For Autism Inclusion in Seattle. University of Washington.

Vogels, I. (2008): Atmosphere Metrics: Development of a tool to quantify experienced atmosphere, 25–41 in J.M.D.M. Westerink, M. Ouwerkerk, T. J. . Overbeek, W. F. Pasveer, and B. de Ruyter, eds., Probing Experience, Springer, Dordrecht.