Aplikasi teknik sisi sikuensial cergam “kraman” karya Teguh Santosa

Main Article Content

Toni Masdiono

Abstract

Komik Indonesia yang lazim disebut Cergam (cerita gambar/cerita bergambar) di masa th ’70-an jarang dibahas sisi-sisi sekuensialnya oleh pengamat komik masa kini. Justru sebaliknya sering dianggap tidak sekuensial karena jumlah panel/frame yang minim, kebanyakan hanya dua panel, atas dan bawah. Padahal cergam mempunyai kaidah-kaidah sekuensial yang berbeda dengan komik masa kini. Hanya saja kaidah-kaidah tersebut memang tidak pernah dibicarakan dan rata-rata seniman cergam atau disebut cergamis memang berkreasi secara spontan. Cergam “Kraman” karya Teguh Santosa dipilih sebagai contoh karena dalam cergam ini mulai nampak cara berceritanya yang makin menarik, cara mengolah gelap-terang dan sekuen-sekuennya yang filmis. Alur baca Cergam Kraman bisa diterapkan untuk pembuatan komik di webtoons yang arah bacanya dari atas ke bawah dan juga bisa untuk instagram.

 

Kata kunci: cergam, komik, seni sekuensial, sekuen

Article Details

Section
Articles

References

Eisner, W. (1985), Comics and Sequential Art, Florida: Poorhouse Press.

Lent, J. A. (2015), Asian Comics, Misisippi: University Press of Mississippi.

Malik, Abdul & S. Jai, ed.(2016), Maestro of Darkness- Teguh Santosa (1942-2000), Malang: MNC Publishing

Mateu-Mestre, M. (2010), Frame Ink-Drawing and Composition for Visual Storytellers, Design Studio Press.

McCloud, S. (1993), Understanding COmic: The Invisible Ar,. New York: William Morrow.