Uji fitokimia, aktivitas antibakteri dan aktivitas antioksidan batang bayam duri
Isi Artikel Utama
Abstrak
Indonesia, sebagai negara tropis, memiliki banyak tanaman obat atau herbal yang potensial untuk promosi kesehatan dan terapi ajuvan. Penggunaan tanaman herbal sebagai pengganti obat juga sedang popular dikarenakan efek samping lebih sedikit dibandingkan penggunaan obat. Namun tentunya harus dapat teruji secara ilmiah. Maka berangkat dari pemahaman tersebut, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah tanaman herbal dapat berguna bagi kesehatan. Bayam duri dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan kurangnya pengetahuan atau pengujian akan tanaman herbal ini. Tiga pengujian yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah uji fitokimia, uji aktivitas antibakteri dan uji aktifitas antioksidan. Pengujian antibakteri dilakukan terhadap bakteri Escherichia Coli. Pengujian anti oksidan dilakukan pada 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian tersebut, batang bayam duri segar menunjukkan hasil steroid positif yang tinggi dan saponin positif rendah. Ekstrak kloroform batang bayam duri juga terdeteksi dengan steroid positif yang tinggi, hasil positif rendah terpenoid, fenolik dan flavonoid. Ekstrak batang bayam duri menunjukkan aktivitas antioksidan (IC50) sebesar 896,87 ppm namun tidak ada aktivitas antibakteri terhadap Escherichia Coli. Maka dapat disimpulkan bahwa batang bayam berduri masih dapat berpotensi sebagai antioksidan.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan artikelnya di Tarumanagara Medical Journal (TMJ) setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan bekerja secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepengarangan dari karya asli dan publikasi dalam jurnal ini.
- Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif jurnal versi pekerjaan yang dipublikasikan (misalnya, memposting ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Setiap teks yang dikirim harus disertai dengan "Perjanjian Transfer Hak Cipta" yang dapat diunduh melalui tautan berikut: Unduh
Referensi
Kasih AL, Astrawan M. Khasiat Warna-Warni Makanan. Indonesia: Gramedia Pustaka Utama; 2008. p. 28
Rojas Sandoval J. Amaranthus spinosus (spiny amaranth) [Internet]. CABI. 2017 [cited 7 December 2016]. Available from: http://www.cabi.org/isc/datasheet/4653
Standardization, Physico- and Phytochemical Evaluation of Amaranthus Spinosus Linn. Root. J Young Pharm [Internet]. 2017 [cited 23 October 2017];3(3):224. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3159276/pdf/JYPharm-3- 221.pdf
Amabye T. Evaluation of Physiochemical, Phytochemical, Antioxidant and Antimicrobial Screening Parameters of Amaranthus spinosus Leaves. Natural Products Chemistry & Research. 2016;04(01).
AJMB. Avicenna Journal of Medical Biotechnology - AJMB [Internet]. 2017 [cited 7 December 2016]. Available from: http://www.ajmb.org/en/article.aspx?id=14
Salim M, Yahya Y, Sitorus H, Ni'mah T, Marini M. Hubungan Kandungan Hara Tanah dengan Produksi Senyawa Metabolit Sekunder pada Tanaman Duku (Lansium domesticum Corr var Duku) dan Potensinya sebagai Larvasida. Jurnal Vektor Penyakit. 2017;10(1).
Drugs & Medications [Internet]. Webmd.com. [cited 30 December 2017]. Available from: https://www.webmd.com/ drugs/2/drug-63684/ascorbic-acid-ascorbate- sodium-vitamin-c-oral/details