Hubungan usia ibu hamil dan faktor risiko lainnya dengan kejadian persalinan prematur di RS Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng

Main Article Content

Bobby Marshel Ancheloti Waltoni
Ricky Susanto

Abstract

Persalinan prematur merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal, serta masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan Indonesia. Usia ibu telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko prematur, khususnya pada kelompok usia <20 tahun dan >35 tahun. Meski demikian, hasil studi sebelumnya menunjukkan variasi yang belum konsisten. Di sisi lain, peran komplikasi obstetri sebagai variabel perancu terhadap hubungan tersebut masih jarang dikaji secara komprehensif. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara usia ibu hamil dan kejadian persalinan prematur, serta mengevaluasi pengaruh komplikasi kehamilan terhadap kekuatan hubungan tersebut. Desain studi ini ialah observasional analitik dengan pendekatan potong lintang, menggunakan data sekunder dari 110 ibu bersalin di RS Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng selama periode Januari–Mei 2025. Hasil studi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara usia ibu dan persalinan prematur (p = 0,517; PR 1,184; CI 95%: 0,579–2,958). Sebaliknya, komplikasi kehamilan seperti hipertensi, ketuban pecah dini, dan diabetes gestasional menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian persalinan prematur (p < 0,001; PR 2,99; CI 95%: 1,89–4,71). Usia tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kejadian persalinan prematur dibandingkan risiko persalinan lainnya Meski demikian, strategi skrining risiko berbasis kombinasi usia dan kondisi medis ibu dapat meningkatkan efektivitas deteksi dini dan pencegahan persalinan prematur.

Article Details

Section
Artikel Asli

References

1. World Health Organization. Preterm birth [Internet]. Geneva: WHO; 2023 [cited 2025 Jun 17]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.

3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Jakarta: BKKBN; 2017.

4. Yuniwiyati H, Wuryanto MA, Yuliawati S. Beberapa Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur (Studi Persalinan Prematur di RSUD Hj. Anna Lasmanah Kabupaten Banjarnegara). Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat. 2023;3(1):9-22. Available from: https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jrkm/article/view/18003

5. Fuchs F, Monet B, Ducruet T, Chaillet N, Audibert F. Effect of maternal age on the risk of preterm birth: a large cohort study. PLoS One. 2019;14(1):e0209602. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0209602

6. Martin JA, Osterman MJK. Shifts in the distribution of births by gestational age: United States, 2014–2022. Natl Vital Stat Rep. 2024;73(1):1–14.

7. Riyanti R. Faktor risiko persalinan prematur di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. J Kebidanan Indones. 2018;11(2):123–30.

8. Lontaan DM, Kandou RD, Umboh A, Pontoh L. Hubungan komplikasi kehamilan dengan persalinan prematur di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. J Kesehatan Reproduksi. 2022;11(1):45–52.

9. Gouyon JB, Senat MV, Burguet A, Zin A, Sagot P, Voyer M, et al. Neonatal outcomes among singleton births after spontaneous preterm labor: A French cohort study. BJOG. 2018;125(11):1448–56.

10. Smith GC, Pell JP, Dobbie R. Interpregnancy interval and risk of preterm birth and neonatal death: retrospective cohort study. BMJ. 2019;339:b4464. https://doi.org/10.1136/bmj.b4464

11. Rahim A, Suryani D, Yusuf I. Ketuban pecah dini sebagai faktor risiko kelahiran prematur di RSUD Haji Makassar. J Kesehatan Reproduksi. 2023;10(2):120–6.

12. Purnamasari Y. Hubungan ketuban pecah dini dengan persalinan prematur. J Kebidanan Indones. 2017;8(1):29–33.

13. Drastita PS, Hardianto G, Fitriana F, Utomo MT. Faktor risiko terjadinya persalinan prematur. Oksitosin J Ilm Kebidanan. 2022;9(1):40–50.

14. Safitri A, Djaiman SPH. Hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan kelahiran prematur: metaanalisis. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2021;31(1):27–38. https://doi.org/10.22435/mpk.v31i1.3881