Tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara tentang herpes labialis sebelum dan sesudah pemberian video edukasi
Main Article Content
Abstract
Herpes labialis merupakan infeksi rekuren akibat Herpes Simplex Virus type-1 (HSV-1) yang sering menimbulkan ketidaknyamanan dan risiko penularan. Herpes labialis masih merupakan masalah kesehatan yang prevalensinya relatif tinggi di Indonesia. Rekurensi dapat dipicu oleh berbagai faktor, antara lain stres emosional, penggunaan obat imunosupresif, kurang tidur, dan kondisi imunitas yang menurun. Studi yang secara khusus mengukur tingkat pengetahuan masyarakat tentang herpes labialis masih belum dilakukan di Indonesia, sehingga studi eksperimental one-group pre-test-post-test ini bertujuan menilai efektivitas metode video edukasi dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2022. Sebanyak 181 responden yang belum pernah menerima materi mengenai herpes labialis saat kuliah mengisi kuesioner sebelum dan sesudah menonton video edukasi yang berisi definisi, gejala, faktor risiko, transmisi virus, pencegahan, dan tatalaksana awal herpes labialis. Skor rata-rata pretest tercatat 11,14 (±1,52) dari total 13, sedangkan skor rata-rata posttest meningkat menjadi 12,26 (±0,95). Paired-samples t-test menunjukkan peningkatan ini signifikan secara statistik (p<0,001; mean difference = 1,12). Hasil tersebut dapat mengkonfirmasi mengenai efektivitas media audiovisual dalam melakukan edukasi penyuluhan. Studi ini menyimpulkan bahwa intervensi video edukasi sederhana mampu menutup kesenjangan pengetahuan dasar dan meratakan distribusi pemahaman mahasiswa tentang herpes labialis.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan artikelnya di Tarumanagara Medical Journal (TMJ) setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan bekerja secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepengarangan dari karya asli dan publikasi dalam jurnal ini.
- Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif jurnal versi pekerjaan yang dipublikasikan (misalnya, memposting ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Setiap teks yang dikirim harus disertai dengan "Perjanjian Transfer Hak Cipta" yang dapat diunduh melalui tautan berikut: Unduh
References
1. Gopinath D, Koe KH, Maharajan MK, Panda S. A comprehensive overview of epidemiology, pathogenesis and the management of herpes labialis. Viruses. 2023;15:1-17.
2. Santosh ABR, Muddana K. Viral infections of oral cavity. J Family Med Prim Care. 2020;9(1):36-42.
3. Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). Overview: cold sores [Internet]. German: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). 2025. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih. gov/books/NBK525782
4. Ruiz-Mojica CA, Brizuela M. Viral Infections of the Oral Mucosa. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025. Available from: http://www.ncbi.nlm. nih.gov/pubmed/28778305
5. Leung AKC, Barankin B. Herpes labialis: An update. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov. 2017;11(2):107-13.
6. Mahfaza H, Sufiawati I, Satari H. Prevalensi dan pola penyakit infeksi virus rongga mulut di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2013-2017. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students. 2019;3(1)50-6.
7. Bansal A, Arora D, Bansal P. Knowledge and awareness about herpes labialis among dental clinical students: a survey. Int J Otorhinolaryngol Head Neck Surg. 2018;4(6):1351-4.
8. Celik M, Sucakli MH, Kirecci E, Ucmak H, Ekerbicer HC, Ozturk P. Recurrent herpes labialis among health school students in Kahramanmaraş, Turkey: a cross-sectional survey. Dermatol Sinica. 2013;31(2):64-67.
9. Morgado M, Botelho J, Machado V, Mendes JJ, Adesope O, Proença L. Video-based approaches in health education: a systematic review and meta-analysis. Sci Rep. 2024;14(1):23651.
10. Waty R. Gambaran kecacingan, pengetahuan dan hygiene perorangan pada siswa SDK Mabhambawa Desa Wajo Kabupaten Nagekeo tahun 2019 [Skripsi]. Kupang: Poltekkes Kemenkes Kupang; 2019.
11. Butsainah RA, Santoso ID. Efektivitas video edukasi terhadap pengetahuan HIV/AIDS di kalangan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara. Tarumanagara Med J. 2024;6(1):142-9.
12. Larasati R, Santoso ID, Drew C. Pengaruh penyuluhan menggunakan video edukasi terhadap tingkat pengetahuan sifilis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Untar angkatan 2022. J Kesehatan Tambusai. 2023;4(3):4215-8.
13. World Health Organization. Billions worldwide living with herpes [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2020. Available from: https://www.who.int/ news/item/01-05-2020-billions-worldwide-living-with-herpes
14. Arikunto S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. 6 ed. Jakarta: Rineka Cipta; 2016.
15. Mulia A. Penggunaan media pembelajaran berbasis video untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Jurnal Pendidikan Tambusai. 2018;2(2):545-55.

