Faktor risiko pediculosis capitis pada anak-anak di Banjar Buaji Anyar, Denpasar Timur, Bali
Main Article Content
Abstract
Pediculosis capitis atau infestasi oleh Pediculus humanus capitis dapat menyerang semua usia, terutama anak-anak, namun sering terabaikan. Angka kejadian pediculosis capitis di Indonesia masih tinggi dan menyebabkan morbiditas seperti anemia, infeksi bakteri sekunder, menurunkan prestasi belajar dan rasa percaya diri. Studi deskriptif potong lintang ini bertujuan mengetahui faktor risiko pediculosis capitis pada anak-anak di Banjar Buaji Anyar, Kota Denpasar Timur, Bali. Hubungan antara faktor risiko dan kejadian pediculosis capitis dianalisis menggunakan uji chi-square (p < 0,005) dan uji epidemiologi menggunakan prevalence ratio (PR, CI 95%). Total responden 94 orang dengan 34,04% (32/94) responden positif pediculosis capitis. Faktor risiko yang ditemukan adalah jenis kelamin (PR = 1,18, CI 95% 0,66 – 2,12); panjang rambut (PR = 1,18, CI 95% 0,66 – 2,12); kebiasaan menggunakan handuk (PR = 2,24, CI 95% 1,33 – 3,76), sisir (PR = 7,85, CI 95% 1,14 – 53,93), asesoris rambut (PR = 1,79, CI 95% 1,03 – 3,12), dan bantal bersama (PR = 2,14, CI 95% 0,84 – 5,43); serta pendapatan keluarga sama atau di bawah upah minimum regional (PR = 12,65, CI 95% 3,21 – 49,90). Hubungan bermakna secara statistik ditemukan antara kejadian pediculosis capitis dengan pemakaian sisir bersama (p = 0,003), pendapatan keluarga ≤ UMR (p = 0,000). Tidak ditemukan hubungan bermakna antara pediculosis capitis dengan jenis kelamin (p = 0,573), panjang rambut (p = 0,573), pemakaian handuk bersama (p = 0,005), pemakaian asesoris rambut bersama (p = 0,056), dan pemakaian bantal kepala bersama (p = 0,073).
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan artikelnya di Tarumanagara Medical Journal (TMJ) setuju dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan bekerja secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepengarangan dari karya asli dan publikasi dalam jurnal ini.
- Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif jurnal versi pekerjaan yang dipublikasikan (misalnya, memposting ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Setiap teks yang dikirim harus disertai dengan "Perjanjian Transfer Hak Cipta" yang dapat diunduh melalui tautan berikut: Unduh
References
1. Schmidt GD, Roberts LS, Janovy, Jr J. Foundations of Parasitology. Seventh ed. New York: McGraw-Hill; 2005. p. 567-77.
2. Bragg BN, Wills C. Pediculosis [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. (updated 2023 March 14). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470343/
3. Yingklang M, Sengthong C, Haonon O, Dangtakot R, Pinlaor P, Sota C, et al. Effect of A Health Education Program on Reduction of Pediculosis in School Girls at Amphoe Muang, Khon Kaen Province, Thailand. PLoS ONE. 2018;13(6): e0198599.
4. Centers for Disease Control. Pediculosis [Internet]. (updated 2024 Juni 6). Available from: https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html
5. Cummings C, Finlay JC, MacDonald NE. Head lice infestations: A clinical update. Paediatrics & Child Health. 2018;23(1): e18–24.
6. Ortega ÁPM, Monje SLM, Valencia DL, Arteaga LRV, Salguero C. Prevalence, Incidence, Clinical Manifestations and Factors Associated with Pediculosis Capitis in Nursery School Children of A Low-Income Area from Colombia. Archmed. 2019; 20(1): 40–52.
7. Centers for Disease Control. CDC: About Head Lice [Internet]. (updated 2024 Juni 4). Available from: https://www.cdc.gov/lice/about/head-lice.html
8. Farjallah D, Belgacem S, Remadi L, Chaabane-Banaoues R, Trimech F, Ben Fredj S, et al. Prevalence of pediculosis among primary school children in Tunisia. East Mediterr Health J. 2024; 30(8): 561–9.
9. Ary BW, Natalia D, Fitriangga A. Gambaran dan Hubungan Karakteristik Individu dan Frekuensi Cuci Rambut dengan Kejadian Pediculosis Capitis. Jurnal Cerebellum. 2019; 5(2):1296-306.
10. Cahyarini IGAAC, Swastika IK, Sudarmaja IM. Prevalensi dan Faktor Risiko Pediculosis Capitis pada Anak Sekolah Dasar Negeri 11 Dauh Puri, Provinsi Bali. Jurnal Medika Udayana. 2021;10(10):21-7.
11. Massie MA, Wahongan GJP, Pijoh V. Prevalensi Infestasi Pediculus humanus capitis pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Langowan Timur. J Biomedik JBM. 2019;12(1):24-30.
12. Trasia RF. Prevalence of Pediculosis Capitis in Indonesia. Insights in Public Health Journal. 2022;3(1):[4p.]
13. Fadhillah MF, Anwar C, Liberty IA. Risk Factors for the Event of Pediculosis Capitis in the Baturaja Orphanage, South Sumatera, Indonesia. Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine and Translational Research. 2021;5(9):871–8.
14. Yusup NIASH, Djafar MAH, Yusnita. Prevalensi Pediculosis Capitis dan Faktor Resiko pada Anak Sekolah Dasar SDN 40 Kota Ternate. Jurnal Ilmiah Serambi Sehat. 2023; XVI(1):9-19.
15. Khasanah NAHK, Yuniati NI, Husen F, Rudatiningtyas UF. Analisis Faktor Risiko Personal Hygiene terhadap Pediculosis capitis pada Santriwati Ponpes Miftahul Huda: Personal Hygiene Risk Factor Analysis of Pediculosis capitis in Miftahul Huda Islamic Boarding School Students. Journal of Holistics and Health Science (JHHs). 2022;4(2):282–91.
16. Hermawan RA, Shofi Muh, Moi VN. Hubungan Faktor Risiko dengan Infestasi Pediculus humanus capitis pada Siswa SDN Bandar Lor 1 Kota Kediri. Bio-sains. 2023; 2(2):48–56.
17. Setya AK, Haryatmi D. Prevalence of Pediculosis Capitis in Orphanages and Islamic Boarding Schools in the Surakarta. Indonesian Journal of Global Health Research. 2023;5(4):855-62.
18. Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi Persentase Penduduk, Kepadatan Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Denpasar, 2023 [Internet]. (updated 2024 Feb 22). Diunduh dari: https://denpasarkota.bps.go.id/id/statistics-table/3/V1ZSbFRUY3lTbFpEYTNsVWNGcDZjek53YkhsNFFUMDkjMw==/penduduk--laju-pertumbuhan-penduduk--distribusi-persentase-penduduk-kepadatan-penduduk--rasio-jenis-kelamin-penduduk-menurut-kecamatan-di-kota-denpasar--2020.html
19. Nn. Jumlah Desa Adat dan Banjar Adat Tahun 2023 Menurut kecamatan [Internet]. Satu Data Denpasar; 2023 (updated 2023 Mei 9). Diunduh dari: https://dota.denpasarkota.go.id/?page=Data-Detail&language=id&domian=&data_id=1680659578
20. Marinda L. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada Anak Usia Sekolah Dasar. An-Nisa’: Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman. 2020;13(1):116–52.
21. Kassiri H, Mehraghaei M. Assessment of the prevalence of pediculosis capitis and related effective features among primary schoolchildren in Ahvaz County, Southwest of Iran. Environ Sci Pollut Res. 2021; 28(18):22577–87.
22. Meister L, Ochsendorf F. Head Lice. Dtsch Arztebl Int. 2016;113(45):763–72.
23. Maharani A, Pandaleke HEJ, Niode NJ. Hubungan Kebersihan Kepala dengan Pedikulosis Kapitis pada Komunitas Dinding di Pasar Bersehati Manado. e-CliniC. 2020;8(1):163-71.
24. Yunida S, Rachmawati K, Musafaah M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pediculosis Capitis di SMP Darul Hijrah Putri Martapura: Case Control Study. Dunia Keperawatan. 2017;4(2):124-32.
25. Karimah A, Hidayah RMN, Dahlan A. Prevalence and Predisposing Factors of Pediculosis Capitis on Elementary School Students at Jatinangor. Althea Medical Journal. 2016;3(2):254–8.