Gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2018 mengenai geohelminthiasis

Main Article Content

Sebastian Giovanni
Chrismerry Song

Abstract

Geohelminthiasis termasuk neglected tropical disease, di mana penyakit ini ditransmisikan lewat tanah.1 Setidaknya 1,5 miliar individu menderita geohelminthiasis dengan jumlah terbesar di Afrika sub-Sahara, Amerika, China dan Asia timur.2  Kejadian geohelminthiasis di Indonesia tahun 2017 sendiri tergolong sangat tinggi, mencapai 2,5% - 62%. Penting untuk mengetahui kemampuan para calon dokter dalam menangani penyakit ini karena termasuk dalam kompetensi 4A pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa, serta mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap dan perilaku mahasiswa mengenai geohelminthiasis. Metode studi adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden yang diambil secara simple random sampling. Hasil pada studi ini menunjukkan 16% dengan tingkat pengetahuan baik, sebanyak 41% dengan tingkat pengetahuan cukup dan sebanyak 43% dengan tingkat pengetahuan yang kurang. Sikap mahasiswa didapatkan sebanyak 94% dengan sikap yang baik dan sebanyak 6% dengan sikap yang kurang. Perilaku mahasiswa didapatkan sebanyak 94% dengan perilaku yang baik dan 6% dengan perilaku yang kurang. Kesimpulan dari penelitian ini pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2018 memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, sikap dan perilaku yang baik mengenai geohelminthiasis.

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biography

Chrismerry Song, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Bagian Parasitologi

References

Center for Disease Control and Prevention. Parasites-Soil Transmitted Helmiths [internet]. Center for Disease Control and Prevention (US). 2020 [cited 27 October 2020]. Available from: https://www.cdc.gov/ parasites/sth/index.html

World Health Organization. Soil transmitted helmith infection [internet]. World Health Organization. 2020 [cited 2 March 2020]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-infections

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2017.

Majawati ES, Sari MP, Pattiasina BEF. Sebaran dan Identifikasi Telur Cacing Usus dan Protozoa Usus pada Selada (Lactuva sativa) di Pasar Tradisional Sekitar Jakarta Barat. Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity. 2019;3(1):1-7.

Putri KP. Identifikasi Telur dan Larva Cacing Tambang pada Sayur Selada di Pasar Tradisional dan Supermarket Kota Surakarta [skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi; 2017.

Sutanto I, Ismid IS, Sjafiruddin PK, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.

Menzies SK, Rodriguez A, Chico M, Sandoval C, Broncano N, Guadalupe I, et al. Risk factors for soil-transmitted helminth infections during the first 3 years of life in the tropics; findings from a birth cohort. PloS Negl Trop Dis. 2014;8(2): e2718.

Bestari RS, Ayu NS, Aisyah R, Wijayanti A. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Pemakaian Alas Kaki terhadap Insidensi Kecacingan pada Siswa SD. Proceeding Book National Symposium and Workshop Continuing Medical Education XIV. 2020:[8p.].

Arikunto S. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

Masturoh I, Anggita NT. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan; 2018.

Silalahi YAM, Deparry AA, Siahaan L. Tingkat Pengetahuan Siswa/i Tentang faktor-Faktor Risiko Ascariasis Lumbricoides di SDN 101871 Kecamatan Pancur Batu Tahun 2017. Jurnal Kedokteran Methodist. 2018;11(1).69-73

Krishnandita M, Swastika KI, Sudarmaja IM. Prevalensi dan Tingkat Pengetahuan mengenai Infeksi Soil Transmitted Helminth pada Siswa SDN 4 Sulangai, Kabupaten Badung, Bali. E-Jurnal Medika Udayana. 2019;8(6):[10p.].

Lestari TW. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Kecacingan dengan Status Kecacingan Siswa SDN 03 Pontianak Timur Kotamadya Pontianak Tahun 2014. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura. 2014;1(1):[15p.]

Oyebamiji DA, Ebisike AN, Egede JO, Hassan AA. Knowledge, attitude and practice with respect to soil contamination by Soil-Transmitted Helminths in Ibadan, Southwestern Nigeria. Parasite Epidemiology and Control. 2018;3(4): e00075.

Kusumarini SR, Sholekhah SS, Vandania F, Lazulfa ZI. Gambaran pengetahuan dan penerapan personal hygiene siswa dalam upaya mencegah infeksi soil transmitted helminth (STH). Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Malang. 2021;4(1):[11p.].

Chadijah S, Sumolang PPF, Verdiana NN. Hubungan Pengetahuan, Perilaku, dan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kota Palu. Media Litbangkes.2014.24(1):50-6.

Rahayu N, Meliyane G, Kusumaningytas H. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan kasus cacingan anak sekolah dasar di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases.2020;6(2):49-57.

Simanjuntak NH. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Infeksi Soil Transmitted Helminth Memakai Obat Cacing Pada Siswa SDN 095252 Dan SDN 097658 Bandar Pulo, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. Nommensen J Med. 2020.5(2):36-42.