Hubungan kadar asam urat dengan hipertensi pada lanjut usia di Puskesmas Sukanagalih Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Main Article Content

Milenia Syawali
Freddy Ciptono

Abstract

Pola makan yang tidak seimbang terutama makanan dengan kandungan purin yang tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam darah. Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dapat terjadi karena peningkatan produksi purin, penurunan eksresi asam urat atau keduanya. Kadar asam urat yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi karena adanya stress oksidatif yang berlebih, penurunan nitrat oksida dan penurunan tekanan arteri renalis yang akan mengaktivasi sistem renin-angiotensin sehingga mengakibatkan terjadinya disfungsi endotel. Tujuan studi untuk mengetahui hubungan kadar asam urat dengan hipertensi pada lansia. Studi analitik ini dilakukan di Puskesmas Sukanagalih, Cianjur pada bulan Januari – Februari 2021. Pengambilan 140 subyek menggunakan metode consecutive sampling. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa rekam medis pasien lansia yang berkunjung untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Sukanagalih yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square.  Sebanyak 35 (34,0%) subyek dari 103 subyek dengan kadar asam urat normal memiliki hipertensi, dan 23 (62,2%) subyek dari 37 subyek dengan kadar asam urat tinggi, menderita hipertensi.  Hasil uji statistik menunjukkan terdapat adanya hubungan antara kadar asam urat dengan hipertensi pada lansia di Puskesmas Sukanagalih, Cianjur (p=0,003).

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biography

Freddy Ciptono, FK Universitas Tarumanagara

Bagian Patologi Klinik

References

P2PTM Kemenkes RI. Hari hipertensi dunia 2019: know your number, kendalikan tekanan darahmu dengan cerdik [Internet]. Kemenkes RI. 2019. Diunduh dari: https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik

Kemenkes RI. Hasil utama Riskesdas 2018. Kemenkes RI: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018

Kemenkes RI. Laporan Provinsi Jawa Barat Riskesdas 2018, Kemenkes RI: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2019

Naid T, Mas' ud IA, Haryono K. Korelasi kadar asam urat dalam darah dan kristal asam urat dalam urine. As-Syifaa Jurnal Farmasi. 2014;6(1):56-60.

Darmawan PS, Kaligis SH, Assa YA. Gambaran kadar asam urat darah pada pekerja kantor. ebiomedik. 2016;4(2):[6p.]

Sumarya IM. Hiperurisemia sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular melalui mekanisme stres oksidatif. Jurnal Widya Biologi. 2019;10(02):87-98.

Mazzali M, Kanbay M, Segal MS, Shafiu M, Jalal D, Feig DI, Johnson RJ. Uric acid and hypertension: cause or effect? Current rheumatology reports. 2010;12(2):108-17.

Heinig M, Johnson RJ. Role of uric acid in hypertension, renal disease, and metabolic syndrome. Cleveland Clinic journal of medicine. 2006;73(12):1059.

Astutik P, Adriani M, Wirjatmadi B. Kadar radikal superoksid (O2-), nitric oxide (NO) dan asupan lemak pada pasien hipertensi dan tidak hipertensi. Jurnal Gizi Indonesia. 2014;3(1):1-6.

Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 8 Jakarta: ECG; 2012. p.403.

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p.2262-4

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018, Kemenkes RI. 2019

Kemenkes RI. Situasi lanjut usia (lansia) di Indonesia, Kemenkes RI: Pusdatin Kemenkes RI.2016.

Umami HR. Hubungan antara peningkatan kadar asam urat darah dengan kejadian hipertensi di RSUD Sukoharjo. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015

Heinig M, Johnson RJ. Role of uric acid in hypertension, renal disease, and metabolic syndrome. Cleveland Clinic journal of medicine. 2006;73(12):1059.

Feig DI. Hyperuricemia and hypertension. Advances in chronic kidney disease. 2012;19(6):377-85.