Hubungan antara durasi tidur dengan status gizi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara angkatan 2018

Main Article Content

Vania Vania
Meilani Kumala

Abstract

Prevalensi berat badan berlebih dan kegemukan pada masyarakat usia di atas 18 tahun baik di dunia dan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Berat badan berlebih dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular. Berbagai faktor berperan dalam pertambahan berat badan, salah satunya adalah durasi tidur. Studi ini merupakan studi analitik observasional dengan desain potong lintang untuk mengetahui hubungan antara durasi tidur dengan status gizi pada kalangan mahasiswa Fakultas Teknik. Hasil data yang diperoleh dilakukan pengolahan dan dianalisis menggunakan uji chi square. Studi ini memiliki jumlah sampel sebanyak 126 subjek dengan karakteristik subjek lebih banyak pada kelompok umur 20 tahun (86 orang; 68,2%) dan berjenis kelamin perempuan (72 orang; 57,1%). Studi ini menunjukkan lebih banyak sebaran pada status gizi normal, yaitu sebanyak 54 subjek (42.9%) dan pada durasi tidur dominan pendek sebanyak 113 subjek (89.7%). Berdasarkan hasil analisis statistik, tidak didapatkan hubungan statistik yang signifikan antara durasi tidur dengan status gizi pada mahasiswa (p-value­ 0.60) dengan rasio prevalensi adalah 1.130 dimana durasi tidur merupakan faktor risiko terhadap perubahan status gizi. Durasi tidur tidak mempunyai hubungan dengan status gizi pada subjek studi secara statistik, namun durasi tidur merupakan faktor risiko terjadinya perubahan status gizi.

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biography

Meilani Kumala, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Bagian Ilmu Gizi

References

Brown P. Noncommunicable disease: risk factor. [Internet]. WHO. 2017. Available from: https://www.who.int/data/gho/data/themes/topics/topic-details/GHO/ncd-risk-factors

World Health Organization. Mean BMI (kg/m²) (crude estimate). [Internet]. WHO. 2017. Available from: https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-details/GHO/mean-bmi-(kg-m-)-(crude-estimate)

World Health Organization. Obesity and overweight. [Internet]. WHO. 2021. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight

Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Hasil utama riset kesehatan dasar (riskesdas). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementerian RI; 2018. h. 86.

Garaulet M, Ordovas JM, Madrid JA. The chronobiology, etiology, and pathophysiology of obesity. Int J Obes (Lond). 2010;34(12):1667-83.

Park SK, Jung J, Oh CM, McIntyre RS, Lee JH. Assosiation between sleep duration, quality and body mass index in the korean population. J Clin Sleep Med. 2018;14(8): 1353-60.

Grandner MA, Schopfer EA, Sands-Lincoln M, Jackson N, Malhotra A. The relationship between sleep duration and body mass index depends on age. Obesity (Silver Spring). 2015;23(12):2491-8.

Darmayanti ER, Sumarmi S, Mundiastuti L. Hubungan durasi tidur dengan kejadian berat badan lebih dan obesitas pada tenaga kependidikan di lingkungan kampus c universitas airlangga. Amerta Nutr. 2019;3(2):89-93.

Utami NP, Purba M, Huriyati E. Hubungan durasi tidur terhadap asupan energi dan obesitas pada remaja smp di kota Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Gizi 2017. 2017:p.29-38.

Suni E, Troung K. Nutrition and sleep. [Internet]. Sleep Foundation. 2020. Available from: https://www.sleepfoundation.org/nutrition

Tanaka E, Yatsuya H, Uemura M, Murata C, Otsuka R, Toyoshima H, et al. Association of protein, fat, and carbohydrate intakes with insomnia symptoms among middle-aged Japanese workers. J Epidemiol. 2013;23(2):132-8.

Belza A, Ritz C, Sørensen M, Holst J, Rehfeld J. Contribution of gastroenteropancreatic appetite hormones to protein-induced satiety. Am J Clin Nutr. 2013;97(5);980-9