Pemenuhan persyaratan kandungan zat besi pada label produk formula bayi 0-12 bulan

Main Article Content

Ni Putu Dian Prakanita Dewi
Wiyarni Pambudi

Abstract

Defisiensi zat besi (anemia) merupakan salah satu masalah gizi pada balita. Upaya yang dilakukan untuk mencegah anemia pada balita yang tidak diberikan ASI dapat dilakukan dengan pemberian produk formula bayi. Formula bayi harus memiliki standar komposisi kandungan gizi yang harus dipenuhi oleh semua produsen baik berdasarkan standar yang ditetapkan oleh badan Kesehatan dan makanan dunia. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap pemenuhan persyaratan kandungan zat besi pada label produk formula bayi 0-12 bulan sesuai peraturan yang berlaku. Desain studi ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan potong lintang. Sampel studi ini adalah 68 sampel formula bayi usia 0-12 bulan yang terdapat di supermarket wilayah Jakarta Barat. Instrumen berupa lembar observasi. Data yang terkumpul dianalisis dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Hasil studi menunjukkan kandungan zat besi pada label formula bayi 0-6 bulan semuanya telah memenuhi syarat BPOM yaitu semua kadar zat besi bernilai minimal 0,45mg/100kkal dengan rerata 0,71mg/100kkal dengan kandungan tertinggi sebesar 0,86mg/100kkal dan terendah sebesar 0,50mg/100kkal. Kandungan zat besi pada label formula bayi 6-12 bulan semuanya telah memenuhi syarat BPOM yaitu semua kadar zat besi bernilai minimal 1mg/100kkal dengan rerata1,2mg/100kkal dengan kandungan tertinggi sebesar 1,8mg/100kkal dan terendah sebesar 0,7mg/100kkal.

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biography

Wiyarni Pambudi, FK Univ. Tarumanagara

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

References

Wahtini S. Faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian anemia pada bayi. Jurnal Health of Studies. Maret 2019;3 (1):21-7.

Kemenkes Republik Indonesia. Prevalensi status gizi balita, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI; 2017.

Pakpahan DYP. Gambaran pola konsumsi ibu menyusui dan kandungan Fe pada Air Susu Ibu di Kota Binjai. [Skripsi] Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. 2017.

Giyantini H, Idjradinata, Garna H. Perbedaan status besi bayi normal yang mendapat air susu ibu eksklusif dengan susu formula standar. Sari Pediatri. 2013;15(2):127-32.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pengawasan pangan olahan untuk keperluan gizi khusus. Jakarta: BPOM; 2018.

Shuby M. Metabolisme besi dan pembentukan hemoglobin. Jakarta: Rineka Cipta. 2016. hal. 101-3.

Khasanah N. ASI atau susu formula ya? Panduan Lengkap Seputar ASI dan Susu Formula. Yogyakarta: Flashbook. 2011. hal. 19-20.

Hendarto A. Best Practice Pemberian Makan Bayi Dan Anak. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2018. hal 4-5.